Kita sering mendengar kata Rukyatul Hilal. Rukya secara bahasa berarti aktivitas mengamati. Sedangkan Hilal berarti bentuk bulan yang melengkung seperti sabit. [1] Jadi Rukyatul Hilal adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan merukyat (mengamati) hilal atau bulan sabit secara langsung. [2]
Menentukan Bulan Qomariyah
Islam menggunakan kalender qomariyah untuk menentukan masuk dan berakhirnya bulan hijriyah. Qomar berarti bulan (purnama). Oleh karena itu, sistem penanggalan qomariyah mengandalkan penampakan bulan sebagai patokan utamanya.
Begitu juga untuk menentukan bulan puasa, Rasulullah saw telah menetapkan tata cara untuk menentukan awal bulan Ramadhan yaitu:
“Janganlah berpuasa hingga terlihat hilal…” (H.R. Bukhari) [3]
Bersaksi Ketika Melihat Hilal
Orang yang menyaksikan Hilal atau Bulan Baru, hendaknya ia bersaksi atas apa yang ia lihat. Diriwayatkan bahwa ada orang badui yang melihat hilal bulan Ramadhan. Lalu Rasulullah saw memerintahkan orang arab badui tersebut untuk bersumpah dengan mengucapkan Kalimat Syahadat.
Setelah orang badui tersebut bersumpah, maka Rasulullah saw memerintahkan kepada Hadhrat Bilal (ra) untuk mengumumkan kepada orang-orang agar besok mulai puasa Ramadhan. [4]
Catatan Kaki
- ↑ Wikipedia Bulan Sabit
- ↑ Wikipedia Hisab dan rukyat
- ↑ H.R. Al-Bukhari, Kitab Shaum, Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Jika kalian melihat hilal…”
- ↑ H.R. Abu Dawud, Kitab Puasa, Bab Kesaksian satu orang laki-laki untuk hilal Ramadan