Perbedaan Awal Ramadhan di Beberapa Tempat

Revisi per 15 Maret 2022 13.23 oleh Isa (bicara | kontrib) (Membuat artikel rintisan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pernahkah kita mendapatkan kabar bahwa di satu negara telah masuk bulan puasa kemarin, tetapi kita baru puasa hari ini? Ya, hal itu pernah juga terjadi di masa para sahabat. Dalam satu riwayat pernah terjadi perbedaan waktu Ramadhan di Syam dan Madinah. ketika itu, Kuraib diutus untuk menemui Amir Mu’awiyah di Syam. Setelah selesai urusannya, terlihat lah hilal bulan Ramadhan ketika di Syam yang ketika itu adalah malam jum’at. Setelah kembali ke Madinah, di akhir bulan Ramadhan Ibnu Abbas bercerita tentang hilal di Madinah yang terlihat pada malam Sabtu.

Ibnu Abbas di Madinah mulai berpuasa hari Sabtu sedangkan Muawiyah di Syam mulai berpuasa hari Jumat. Jadi ternyata tiap daerah bisa saja mempunyai Hilal awal Ramadhan sendiri-sendiri. Ibnu Abbas menyebutkan bahwa begitulah Rasulullah (saw) memerintahkan. [1]

Makruh Berpuasa di Hari yang Meragukan

Ketika ada perbedaan waktu di satu tempat dan tempat lainnya dan belum jelas apakah di tempat kita sudah masuk bulan puasa ataukah belum, maka kita hendaknya tidak melakukan puasa. Rasulullah (saw) menyatakan bahwa seseorang akan mendurhakai Abul-Qoosim (Rasulullah saw) jika berpuasa di hari yang meragukan tersebut. [2]

Selain itu, Rasulullah saw tidak menyukai jika seseorang berpuasa beberapa hari sebelum Ramadhan.

Jadi kita hendaknya secara jelas mengetahui terlebih dahulu kapan waktu bulan Ramadhan datang, apakah dengan melihat hilal atau mendengar kabar resmi (dari pemerintah secara resmi), barulah kita kemudian berpuasa. [3]

Catatan Kaki