Perintah Shalat

Revisi per 21 Desember 2022 22.29 oleh Isa (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ibadah Adalah Tujuan Penciptaan Manusia

Allah Ta'ala memerintahkan,

Manusia adalah salah satu makhluk-Nya yang paling mulia. Dan makhluk yang mulia itu pasti mempunyai tujuan penciptaan yang mulia pula. Allah Ta’ala telah menjelaskannya dalam QS Adz-Dzariyat (51) ayat 57:

وَ مَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَ الۡاِنۡسَ اِلَّا لِیَعۡبُدُوۡنِ ﴿۵۷﴾

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”

Ibadah berarti ketaatan sempurna kepada perintah Allah. Nabi Suci Muhammad saw membawa pesan Tuhan dan menjelaskan semua perintah tentang agama Islam. Jadi, shalat adalah salah satu penyempurna dari perintah ini.

Rukun Islam yang ke-Dua

Rasulullah saw bersabda tentang Rukun Islam,

بُنِيَ الْإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسَةٍ عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ

"Islam dibangun di atas lima dasar: Yaitu agar mengesakan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadlan, dan haji." (H.R. Muslim) [1]

Islam memiliki lima tugas dasar yang harus dan wajib dilakukan seorang agar disebut sebgai seorang Muslim. Ini dikenal dengan Rukun Islam.

Rukun Islam yang kedua adalah shalat, yaitu melaksanakan ibadah atau doa dalam amalan yang telah ditentukan secara syariat.

Dari semua kewajiban agama, Islam telah meletakkan yang terbesar penekanannya adalah kepada perintah Shalat. Shalat Fardu (Wajib) diperintahkan kepada setiap Muslim sebanyak lima kali sehari. Selain itu, ada jenis shalat lainnya.

Amalan yang Pertama Dihisab

Shalat adalah merupakan amalan yang paling utama. Amal inilah yang akan pertama kali diperhitungkan di hari penghisaban. Rasulullah saw bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

“Pada hari kiamat pertama kali yang akan Allah hisab atas amalan seorang hamba adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan rugi dan tidak beruntung. Jika pada amalan fardlunya ada yang kurang maka Rabb 'azza wajalla berfirman: "Periksalah, apakah hamba-Ku mempunyai ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?" lalu setiap amal akan diperlakukan seperti itu." (H.R. Tirmidzi) [2]

Perintah Tegas kepada Anaka-anak Usia 7 Tahun

Dalam satu riwayat, terdapat perintah,

عَلِّمُوا الصَّبِيَّ الصَّلَاةَ ابْنَ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا ابْنَ عَشْرٍ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو

"Ajarkanlah shalat kepada anak-anak di umur tujuh tahun, dan pukullah mereka (berikan perintah secara tegas) ketika meninggalkan shalat di umur sepuluh tahun." (H.R. Tirmidzi)

Begitu anak-anak mencapai usia dewasa, Shalat menjadi wajib untuk mengerjakan shalat. Shalat yang dilakukan di bawah paksaan tidak ada artinya; tidak berpahala. Shalat harus dilakukan secara sukarela. Shalat adalah hubungan antara orang tersebut dan Tuhannya. Anak-anak bisa menjadi teratur/dawam dalam shalat adalah atas Pertolongan Tuhan-nya.

Shalat adalah Perintah bagi Seorang Mukmin

Allah Ta'ala berfirman,

وَاَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَاٰتُوا الزَّکٰوۃَ وَارۡکَعُوۡا مَعَ الرّٰکِعِیۡنَ ﴿۴۴﴾

Artinya, "Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (QS Albaqarah [2]: 43)

Allah Ta'ala juga berfirman,

... اِنَّ الصَّلٰوۃَ کَانَتۡ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ کِتٰبًا مَّوۡقُوۡتًا ﴿۱۰۴﴾

“...Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.” (QS An-Nisaa [4]: 104)

Shalat adalah Ciri Orang yang Bertaqwa

Allah Ta'ala berfirman,

ذٰلِکَ الۡکِتٰبُ لَا رَیۡبَ ۚۖۛ فِیۡہِ ۚۛ ہُدًی لِّلۡمُتَّقِیۡنَ ۙ﴿۳﴾ الَّذِیۡنَ یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡغَیۡبِ وَیُقِیۡمُوۡنَ الصَّلٰوۃَ وَمِمَّا رَزَقۡنٰہُمۡ یُنۡفِقُوۡنَ ۙ﴿۴﴾

Inilah Kitab yang sempurna, tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. (*) (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan

shalat dan menginfakkan sebagian dari yang Kami rezekikan kepadanya. (QS Al-Baqarah [2]: 3-4)

Shalat Menjadi Pembeda kaum Muslim dengan kaum Musyrik dan Kafir

Shalat akan membedakan kita dengan orang Musyrik. Allah Ta’ala berfirman,

...وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿ۙ۳۲﴾

“dan dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik terhadap Allah,” (QS Ar-Rum [30]: 32)

Rasulullah (saw) bersabda,

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

"Perjanjian antara kami dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya maka dia sungguh telah kafir”. (H.R. Tirmidzi) [3]

Catatan Kaki