Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) menyampaikan,
"Berkenaan dengan ikatan tali silaturrahmi terdapat perintah Allah [yang penjelasannya telah disampaikan sebelumnya] bahwa ini merupakan ikatan keluarga yang terdekat dan kita harus banyak memberikan perhatian pada hal itu. Bekenaan dengan itu terdapat sebuat riwayat Hadhrat Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda; رحم- rahim keluar dari kata رحمن – rahman dan Allah berfirman bahwa “Barangsiapa yang menyambung ikatan (silaturahmi) dengan kalian, maka Aku akan menyambung ikatan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskan hubungan dengan kalian, Aku akan memutuskan hubungan dengannya”. [1]
Bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan makhluk, sehingga tatkala Dia selesai dari menciptakannya maka rahm (Rahim – belas-kasih) berkata bahwa “Ini (saya) datang [memohon] perlindungan kepada Engkau dari sikap orang-orang yang memutuskan tali kekeluargaan (tali silaturrahmi)”. Maka Allah berfirman: “Ya. Apakah Engkau tidak rela/gembira bahwa Aku akan menyambung ikatan tali kekerabatan dengan orang yang mengikat tali kekerabatan dengan engkau?. Dan barangsiapa yang memutuskan ikatan tali kekeluargaan dengan engkau maka Aku akan memutuskan tali kekerabatan/tali silaturahmi dengannya”. Maka rahim/belas kasih itu menjawab, “Ya Rabb-ku, kenapa saya tidak akan rela pada hal itu?” Allah berfirman, “Kedudukan ini hanya engkau yang meraihnya”, dan kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Jadi jika kalian menghendaki maka bacalah ayat Al-Quran ini:
Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” Bukhari kitabul- adab man wash-shala wash-shallaahu.
Bersumber dari Ibni Shihab bahwa Muhammad bin Jubair bin Muth’am membertahukan kepadanya bahwa Dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: يدخل الجنةقاطع لا – orang yang memutuskan tali silaturrahmi/kekeluargaan tidak akan masuk surga”. Bukhari kitabul- adab bab itsmul- qaathi’.
Nah, cermatilah betapa penegasan supaya memberikan perhatian dan menyambung ikatan tali kekerabatan. Sebab Allah menegakkan/mempertahankan hubungan (silarurahmi) dengan mereka yang mempertahankan hubungan dengannya dan memperlakukannya dengan baik. Hudhur saw. bersabda: “Orang yang mengikat ikatan tali silaturrahmi (mengikat ikatan tali kekeluargaan) bukanlah yang hanya sebagai ganti/imbalan dia menyambung hubungan, bahkan orang yang mengikat tali silaturrahmi adalah orang yang menyambung ikatan tali silaturrahmi dengan siapa ikatan kekeluargaan itu diputuskan”. Bukhari kitabuladab.
Yakni jika ada yang tengah menyambung/mempertemukan ikatan tali kekerabatan atau dia memperlakukan kalian dengan baik maka sebagai responnya kalian pun berlaku baiklah kepadanya. Jika ada yang ingin memutuskan jalinan tali kekerabatan sekalipun maka kalian sambunglah itu.
Oleh karena itu, perhatikanlah betapa indahnya ajaran itu. Jadilah Saudara-saudara menjadi orang yang lebih utama mengulurkan tangan untuk berdamai. Jika setiap orang yang beriman mulai mengamalkan itu, apakah ada lagi perselisihan yang tersisa lagi? Di setiap tempat akan terwujud situasi yang aman. Kini memasyarakatkan ajaran itu dan mengajarkan ajaran akhlak yang luhur ini kepada semua keluarga adalah merupakan pekerjaan setiap Ahmadi. Oleh karena itulah Hadhrat Masih Mau’ud bersabda bahwa, “Dahuluilah dalam upaya damai, dan kendatipun kalian ada di pihak yang benar tempuhlah sikap rendah hati seperti layaknya orang yang salah”, barulah masyarakat yang berakhlak luhur ini dapat terwujud.[2]
Hadhrat Masih Mau'ud (as) bersabda,
“Tatkala manusia mencintai Allah dengan sebenar-benarnya, maka demikian pun Allah Ta’ala dalam mencintai mereka. Makbuliyat menjadi keniscayaan bagi insan semacam itu di muka bumi ini. Kecintaan kepadanya ditanamkan kepada ribuan demi ribuan orang. Ia dikaruniai daya pikat luar biasa. Nur cahaya Ilahi dikaruniakan kepadanya, dan akan senantiasa bersamanya.” [3]
Ayat Alquran tentang Silaturrahim
Diriwayatkan,
dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Setelah Allah menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berkata; 'Inikah tempat bagi yang berlindung dari terputusnya silaturahim (Menyambung silaturahim).' Allah menjawab: 'Benar. Tidakkah kamu rela bahwasanya Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan yang memutuskanmu? ' Rahim menjawab; 'Tentu, wahai Rabb' Allah berfirman: 'ltulah yang kamu miliki.' Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Jika kamu mau, maka bacalah ayat berikut ini: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? [4] (H.R. Bukhari) [5]
Diriwayatkan,
...dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Setelah Allah Azza wa Jalla menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berdiri sambil berkata; 'Inikah tempat bagi yang berlindung dari terputusnya silaturahim (Menyambung silaturahim).' Allah Subhanahu wa Ta'ala menjawab: 'Benar. Tidakkah kamu rela bahwasanya Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan yang memutuskanmu? ' Rahim menjawab; 'Tentu.' Allah berfirman: 'ltulah yang kamu miliki.' Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
'Jika kamu mau, maka bacalah ayat berikut ini: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah dan ditulikan telinga mereka serta dibutakan penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci? [6] (H.R. Muslim) [7]
Silaturrahim Merupakan Naungan
Diriwayatkan,
...dari Aisyah radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Ar rahim (silaturahim) adalah syijnah (daun pohon yang rindang) barangsiapa menyambungnya maka aku akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskannya maka akupun akan memutuskannya." (H.R. Bukhari) [8]
Silaturrahim Merupakan Sarana Mendapatkan Kasih Sayang Allah
Diriwayatkan,
Kemudian berkatalah Abdurrahman; Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Tabaraka wa Ta'ala berfiman: 'Akulah Allah, dan Aku adalah Ar Rahman. Aku telah menciptakan Ar-Rahim (kasih sayang) yang aku ambilkan dari nama-Ku. Maka siapa yang menyambungnya, aku akan menyambungnya, dan siapa yang memutuskannya, maka Aku akan memutuskan kasih sayang-Ku darinya.'" (H.R. Tirmidzi) [9] (H.R. Bukhari) [10]
Silaturrahim Salah Satu Sarana Pengabul Doa
Diriwayatkan,
dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa." Seorang sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; 'Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan'. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.' (H.R. Muslim) [11]
Silaturrahmi Menjadi Sarana Memperoleh Pertolongan Allah
Diriwayatkan,
dari Abu Hurairah bahwasanya seorang laki-laki pernah berkata; "Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat. Saya selalu berupaya untuk menyambung silaturahim kepada mereka, tetapi mereka memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap mereka, tetapi mereka tak acuh kepada saya." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Jika benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti memberi makan mereka debu yang panas, dan selama kamu berbuat demikian maka pertolongan Allah akan selalu bersamamu.' (H.R. Muslim) [12]
Pemutus Silaturrahmi Tidak akan Masuk Surga
Diriwayatkan,
dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga seorang yang memutus (silaturrahim)." Ibnu Abu Umar berkata; Sufyan berkata, "Yaitu pemutus silaturrahmi." (H.R. Tirmidzi) [13] (H.R. Bukhari) [14]
Kriteria Silaturrahmi
Diriwayatkan,
dari Abdullah bin Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang yang dinamakan Al Washil (penyambung silaturrahim) bukanlah Al Mukafi`i (orang yang menyambung silaturrahim jika para kerabatnya menyambungnya, dan ia akan memutuskan bila mereka memutuskannya), akan tetapi yang disebut Al Washil itu adalah manakalah hubungan silaturrahminya terputus maka ia akan segera menyambungnya." (H.R. Tirmidzi) [15]
Silaturrahmi Menjadi Sarana Memperoleh Rizqi dan Umur Panjang
Diriwayatkan,
...mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi." (H.R. Bukhari) [16]
Keutamaan Sedekah kepada Kerabat
Diriwayatkan,
Beliau (saw) bersabda: "Sedekah kepada orang miskin hanyalah sedekah, sedangkan sedekah kepada kaum kerabat akan mendapatkan dua (pahala) yaitu pahala sedekah dan menyambung silatur rahmi. (H.R. Tirmidzi) [17]
Silaturahmi sebagai Kebaikan yang Utama
Diriwayatkan,
...dari Ibnu Umar ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah manakala seseorang menyambung hubungan silaturahmi kepada kerabat dan teman dekat bapaknya." (H.R. Tirmizi) [18]
Hadhrat Muaz bin Anas menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Kelebihan/keistimewaan yang paling besar ialah anda menegakkan/menyambung pertalian dengan orang-orang yang memutuskan hubungan tali kekerabatan dan barangsiapa yang tidak memberikan kepada kamu,maka berilah juga kepada mereka dan maafkanlah orang yang mencerca kamu. (Musnad Ahmad bin Hanbal)
Syarat Baiat Ke-10 adalah Berkenaan dengan Silaturahim
Orang yang berbaiat berjanji ‘Akan mengikat tali persahabatan dengan hamba Allah Ta’ala ini (Hadhrat Masih Mau’ud as) semata-mata karena Allah, dengan pernyataan taat kepada segala hal yang ma’ruf; dan akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya. Tali persaudaraan ini begitu tinggi wawasannya, sehingga tidak akan diperoleh bandingannya, baik dalam ikatan persaudaraan dunia, maupun dalam kekeluargaan, ataupun dalam segala macam hubungan antara hamba dengan tuannya.’
Lain-lain
- Rasulullah saw menyebutkan akan kerisauan beliau kepada Umumul-mu’minin Hadhrat Khadijah pada saat turunnya wahyu pertama. Maka seraya menghibur kepada beliau Hadhrat Khadijah berkata kapada beliau:
"Yakni tidaklah seperti apa yang Tuan fikirkan. Selamat sejahtera atas Tuan. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakan Tuan. Tuan menyambung tali ikatan silaturrahmi dan senantiasa berkata benar dan berprilaku dan berbudi pekerti yang benar. (H.R. Bukhari) [19]
- Hadhrat Aisyah (ra) menceritakan bahwa Hadhrat Utsman merupakan orang yang sangat dalam menyambung tali silaturrahmi dan penyayang daripada siapapun, dan juga paling takut akan Allah Ta’ala.[20]
Referensi
- ↑ Bukhari kitabul adab baab man wash-shalah wash-shalahullaahu
- ↑ Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahul-Laahu Ta’aalaa binashrihil-‘Aziiz) pada 23 Januari 2004 di Masjid Fadhl, London
- ↑ Haqiqatul Wahyi, Ruhani Khazain jilid 22, halaman 165
- ↑ QS Muhammad 47:22
- ↑ Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Adab, Bab Siapa menyambung silatu rahim, Allah menyambungnya
- ↑ QS. Muhammad 22-24
- ↑ Hadits Shahih Muslim, Kitab Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab, Bab Silaturahmi dan haramnya untuk memutuskannya
- ↑ Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Adab, Siapa menyambung silatu rahim, Allah menyambungnya
- ↑ Hadits Jami' At-Tirmidzi, Kitab Berbakti dan menyambung silaturrahim, Bab Memutus silatu rahim
- ↑ Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Adab, Siapa menyambung silatu rahim, Allah menyambungnya
- ↑ Hadits Shahih Muslim, Kitab Dzikir, doa, taubat dan istighfar, Bab Orang yang berdoa akan diijabahi selama tidak tergesa-gesa
- ↑ Hadits Shahih Muslim, Kitab Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab, Bab Silaturahmi dan haramnya untuk memutuskannya
- ↑ Hadits Jami' At-Tirmidzi, Kitab Berbakti dan menyambung silaturrahim, Bab Silatu rahim
- ↑ Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Adab, Bab Dosa memutus silatu rahim
- ↑ Hadits Jami' At-Tirmidzi, Kitab Berbakti dan menyambung silaturrahim, Silatu rahim
- ↑ Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Adab, Bab Siapa yang diluaskan rejekinya, karena silatu rahim
- ↑ Hadits Jami' At-Tirmidzi, Kitab Zakat, Bab Sedekah untuk kerabat
- ↑ Hadits Jami' At-Tirmidzi, Kitab Berbakti dan menyambung silaturrahim, Bab Memuliakan sahabat orangtua
- ↑ Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Ta'bir, Wahyu pertama-tama
- ↑ https://ahmadiyah.id/khotbah/manusia-manusia-Istimewa