Ziroat dan Kesejahteraan Bersama

Revisi per 4 Februari 2022 04.34 oleh Isa (bicara | kontrib)

Ziroat dalam bahasa arab dari akar kata za-ro-'a yang artinya pertanian, perkebunan, tumbuhan dan tanaman.[1]

sedangkan kata ziroo'atun dalam bahasa arab artinya pertanian, perkebunan, penanaman, pemeliharaan, penumbuhan dan perkembangan.[1]

Di dalam Jemaat Ahmadiyah tentunya kita mengenal salah satu jabatan kepengurus an dalam Majelis Amilah yang bernama Sekretaris Ziroat. Sekretaris tersebut diberikan amanat untuk mensejahterakan anggotanya yang berprofesi dalam bidang:

  • Pertanian
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan

Ia juga hendaknya melaporkan pemasaran hasil pertanian, perkebunan dan perikanan. Serta ia juga berusaha agar para petani mendapatkan penyuluhan dan penataran.[2]

Sekretaris ziroat tergabung dalam kelompok Kelompok Kesejahteraan Umum bersama sekretaris:

  • Sekr. Umur Ammah
  • Sekr. Umur Kharijiyah
  • Sekr. Sana'at wa Tijarot
  • Sekr. Dhiafat
  • Sekr. Ristanata

Tugas

Tugas sekretaris Ziroat adalah:

  • (Pasal 434) Ia bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan anggota Jemaat yang berusaha di bidang pertanian.
  • (Pasal 435) Ia berkewajiban menyediakan informasi yang diperlukan mengenai cara-cara dan perkembangan baru dalam bidang pertanian, benih tanaman, pupuk, insektisida dan lain-lain bagi anggota terkait.[3]

Ziroat dalam Alquran

Dalam Alquran, Allah Ta'ala menyebut kata "hartsun" yang berarti sawah atau ladang sebanyak 10 kali,

QS 2:224

نِسَآؤُکُمۡ حَرۡثٌ لَّکُمۡ ۪ فَاۡتُوۡا حَرۡثَکُمۡ اَنّٰی شِئۡتُمۡ ۫ وَقَدِّمُوۡا لِاَنۡفُسِکُمۡ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰہَ وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّکُمۡ مُّلٰقُوۡہُ ؕ وَبَشِّرِ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿۲۲۴﴾

"Istri-istrimu bagaikan ladang bagimu, maka datangilah ladangmu kapanpun kamu suka, dan dahulukanlah kebaikan untuk dirimu, bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan bertemu dengan-Nya; dan berilah kabar gembira kepada orang-orang beriman."

Ayat ini merupakan bukti nyata akan kemurnian dan kewibawaan bahasa Al-Qur’an yang tak ada bandingannya. Suatu pokok yang sangat peka telah dibahas dengan cara yang sangat pantas dan sopan, dan seluruh filsafat pernikahan dan hubungan suami-istri telah dilukiskan dalam kalimat singkat, “istri-istrimu itu bagaikan ladang bagimu.” Seorang wanita sungguh seperti ladang, tempat benih keturunan disemaikan. Petani yang bijak memilih tanah terbaik, menyiapkan ladang terbaik, mendapatkan benih terbaik, dan memilih saat dan cara menyemaikan yang terbaik. Begitu pula halnya seyogianya orang mukmin berbuat; sebab, pada panen yang dipungutnya dalam bentuk anak, bergantung bukan saja seluruh hati dengan dirinya sendiri tetapi juga masyarakatnya. Pada kenyataan agung dan mulia itulah kata-kata itu mengisyaratkan dengan tegas dan jelas.

QS 3:118

مَثَلُ مَا یُنۡفِقُوۡنَ فِیۡ ہٰذِہِ الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا کَمَثَلِ رِیۡحٍ فِیۡہَا صِرٌّ اَصَابَتۡ حَرۡثَ قَوۡمٍ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَہُمۡ فَاَہۡلَکَتۡہُ ؕ وَمَا ظَلَمَہُمُ اللّٰہُ وَلٰکِنۡ اَنۡفُسَہُمۡ یَظۡلِمُوۡنَ ﴿۱۱۸﴾

"Perumpamaan apa yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia, seumpama angin yang di dalamnya mengandung suhu sangat dingin yang menimpa ladang suatu kaum yang berlaku aniaya terhadap diri mereka, lalu angin itu membinasakannya, dan Allah tidak menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya dirinya sendiri."

QS 42:21

مَنۡ کَانَ یُرِیۡدُ حَرۡثَ الۡاٰخِرَۃِ نَزِدۡ لَہٗ فِیۡ حَرۡثِہٖ ۚ وَمَنۡ کَانَ یُرِیۡدُ حَرۡثَ الدُّنۡیَا نُؤۡتِہٖ مِنۡہَا وَمَا لَہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنۡ نَّصِیۡبٍ ﴿۲۱﴾

QS 2:72

قَالَ اِنَّہٗ یَقُوۡلُ اِنَّہَا بَقَرَۃٌ لَّا ذَلُوۡلٌ تُثِیۡرُ الۡاَرۡضَ وَلَا تَسۡقِی الۡحَرۡثَ ۚ مُسَلَّمَۃٌ لَّا شِیَۃَ فِیۡہَا ؕ قَالُوا الۡـٰٔنَ جِئۡتَ بِالۡحَقِّ ؕ فَذَبَحُوۡہَا وَمَا کَادُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿٪۷۲﴾

Ia (Nabi Musa as) menjawab, “Sesungguhnya Dia berfirman bahwasanya sapi itu adalah sapi yang belum dijinakkan untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi ladang, mulus, tidak ada cacatnya.”

QS 2:206

وَاِذَا تَوَلّٰی سَعٰی فِی الۡاَرۡضِ لِیُفۡسِدَ فِیۡہَا وَیُہۡلِکَ الۡحَرۡثَ وَالنَّسۡلَ ؕ وَاللّٰہُ لَا یُحِبُّ الۡفَسَادَ ﴿۲۰۶﴾

Dan apabila ia berkuasa, berkeliaranlah ia di muka bumi untuk membuat kekacauan di dalamnya dan membinasakan sawah ladang serta keturunan manusia, dan Allah tidak menyukai kekacauan.

QS 6:137

وَجَعَلُوۡا لِلّٰہِ مِمَّا ذَرَاَ مِنَ الۡحَرۡثِ وَالۡاَنۡعَامِ نَصِیۡبًا فَقَالُوۡا ہٰذَا لِلّٰہِ بِزَعۡمِہِمۡ وَہٰذَا لِشُرَکَآئِنَا ۚ فَمَا کَانَ لِشُرَکَآئِہِمۡ فَلَا یَصِلُ اِلَی اللّٰہِ ۚ وَمَا کَانَ لِلّٰہِ فَہُوَ یَصِلُ اِلٰی شُرَکَآئِہِمۡ ؕ سَآءَ مَا یَحۡکُمُوۡنَ ﴿۱۳۷﴾

Dan mereka menetapkan bagian untuk Allah dari hasil ladang dan binatang-binatang ternak yang telah Dia ciptakan, lalu mereka berkata menurut anggapan mereka, “Ini untuk Allah, dan ini untuk berhala-berhala kami.” Lalu mereka juga beranggapan bahwa apa yang diperuntukan bagi berhala-berhala mereka itu tidak sampai kepada Allah, sedangkan apa yang diperuntukan bagi Allah itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Betapa buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

QS 21:79

وَدَاوٗدَ وَسُلَیۡمٰنَ اِذۡ یَحۡکُمٰنِ فِی الۡحَرۡثِ اِذۡ نَفَشَتۡ فِیۡہِ غَنَمُ الۡقَوۡمِ ۚ وَکُنَّا لِحُکۡمِہِمۡ شٰہِدِیۡنَ ﴿٭ۙ۷۹﴾

QS 68:23

اَنِ اغۡدُوۡا عَلٰی حَرۡثِکُمۡ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰرِمِیۡنَ ﴿۲۳﴾

QS 3:15

زُیِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّہَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالۡبَنِیۡنَ وَالۡقَنَاطِیۡرِ الۡمُقَنۡطَرَۃِ مِنَ الذَّہَبِ وَالۡفِضَّۃِ وَالۡخَیۡلِ الۡمُسَوَّمَۃِ وَالۡاَنۡعَامِ وَالۡحَرۡثِ ؕ ذٰلِکَ مَتَاعُ الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا ۚ وَاللّٰہُ عِنۡدَہٗ حُسۡنُ الۡمَاٰبِ ﴿۱۵﴾

"Ditampakkan indah bagi manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diinginkan yaitu: perempuan-perempuan, anak-anak, kekayaan yang berlimpah berupa emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Yang demikian itu adalah perlengkapan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."

QS 6:139

وَقَالُوۡا ہٰذِہٖۤ اَنۡعَامٌ وَّحَرۡثٌ حِجۡرٌ ٭ۖ لَّا یَطۡعَمُہَاۤ اِلَّا مَنۡ نَّشَآءُ بِزَعۡمِہِمۡ وَاَنۡعَامٌ حُرِّمَتۡ ظُہُوۡرُہَا وَاَنۡعَامٌ لَّا یَذۡکُرُوۡنَ اسۡمَ اللّٰہِ عَلَیۡہَا افۡتِرَآءً عَلَیۡہِ ؕ سَیَجۡزِیۡہِمۡ بِمَا کَانُوۡا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿۱۳۹﴾

Allah Ta'ala juga berfirman,

QS 10:25

اِنَّمَا مَثَلُ الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا کَمَآءٍ اَنۡزَلۡنٰہُ مِنَ السَّمَآءِ فَاخۡتَلَطَ بِہٖ نَبَاتُ الۡاَرۡضِ مِمَّا یَاۡکُلُ النَّاسُ وَالۡاَنۡعَامُ ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ اَخَذَتِ الۡاَرۡضُ زُخۡرُفَہَا وَازَّیَّنَتۡ وَظَنَّ اَہۡلُہَاۤ اَنَّہُمۡ قٰدِرُوۡنَ عَلَیۡہَاۤ ۙ اَتٰہَاۤ اَمۡرُنَا لَیۡلًا اَوۡ نَہَارًا فَجَعَلۡنٰہَا حَصِیۡدًا کَاَنۡ لَّمۡ تَغۡنَ بِالۡاَمۡسِ ؕ کَذٰلِکَ نُفَصِّلُ الۡاٰیٰتِ لِقَوۡمٍ یَّتَفَکَّرُوۡنَ ﴿۲۵﴾

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia itu seperti air yang Kami turunkan dari awan, lalu bercampurlah tumbuh-tumbuhan bumi dengannya, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak, sehingga apabila bumi telah memakai perhiasannya serta tampak indah, dan pemilik-pemiliknya menduga bahwa mereka berkuasa penuh atasnya, maka datanglah kepadanya keputusan Kami di waktu malam atau siang, dan Kami menjadikannya seperti ladang yang telah disabit, seolah-olah tidak pernah ada sampai kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda Kami bagi kaum yang berpikir.

Hartsun

Kata Harts berarti:

  1. sebidang tanah yang telah dibajak untuk ditebari, atau betul-betul telah disemai dengan benih;
  2. tanaman atau palawija, baik hasil ladang atau kebun;
  3. keuntungan, pendapatan atau penghasilan;
  4. upah atau ganjaran;
  5. benda-benda duniawi;
  6. seorang atau beberapa istri, sebab istri itu bagaikan ladang yang telah ditebari bibit untuk menumbuhkan tanaman berupa anak-anak.[4]

Peternakan

Selain itu Allah Ta'ala juga secara khusus menyebut peternakan sebagai nama-nama Surat dalam Alquran. Misalnya:

  • Al-Baqarah (Sapi Betina)
  • Al-An'aam (Hewan ternak)
  • An-Nahl (Lebah)

Perkebunan

Dalam Alquran secara istimewa disampaikan bahwa kata Surga itu memakai kata jannatun atau jannaatun sebagai tempat tinggal terakhir bagi orang-orang yang bertaqwa. Ratusan ayat-ayat Alquran menggambarkan hal ini.[5]

Sejahtera

Ssejahtera berarti aman sentosa dan makmur atau selamat (terlepas dari segala macam gangguan).[6]

Sesuai dengan Rule and Regulation, bahwa tugas Sekretaris Ziroat adalah meningkatkan kesejahteraan anggota Jemaat yang berusaha di bidang pertanian.[3]

Allah Ta'ala berfirman dalam Alquran mengenai keinginan Allah Ta'ala menciptakan manusia,

لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِیۡ کَبَدٍ ؕ﴿۵﴾

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia supaya bekerja keras" (QS 90:5)

Jadi agar manusia bisa meraih kesejahteraan, dibutuhkan kerja-keras.

Beberapa Kendala Pertanian

  1. Tanah pertanian yang menyempit [7] karena pertambahan penduduk,[8] khususnya di Pulau Jawa. Sedangkan di luar Jawa lahan luas namun penduduknya sedikit.[7]
  2. Alih fungsi dan fragmentasi lahan pertanian.[9]
  3. Rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi.[9]
  4. Kualitas tanah banyak yang mulai rusak. Hal Ini karena penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan. Banyak petani yang tidak menghiraukan bagaimana nasib tanah ke depan.[7]
  5. Modal yang terbatas.[7]
  6. Petani di Indonesia cenderung tertinggal dalam penyerapan teknologi yang berkembang.[7]
  7. Petani Indonesia belum terbiasa mengatur aspek bisnis dalam kegiatan pertaniannya.[7]
  8. Penyusutan hasil panen bisa mencapai 10% karena pengolahan pascapanen tidak efisien.[7]
  9. Perubahan iklim.[8]
  10. Penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian.[8]
  11. Makin berkurang dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian.[9]
  12. Belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi.[9]

Referensi

  1. 1,0 1,1 Kamus Almaany - Kata za-ro-'a diakses 2-Feb-2022
  2. Dikutip dari laporan rutin Sekretaris Ziroat Jemaat Lokal kepada Pengurus Besar JAI.
  3. 3,0 3,1 Rule and Regulation 2008 Edisi Revisi
  4. Catatan kaki No. 244 (dalam QS Al-Baqarah ayat 206) dari Alquran dengan Terjemah dan Tafsir singkat terbitan Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
  5. Pencarian kata ja-na-tun dalam OpenQuran.com
  6. Kamus Besar Bahasa Indonesia - Kata sejahtera
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 Pernyataan Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko yang telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Moeldoko Sebut 5 Masalah Pertanian, Lahan Sempit hingga Harga Rendah" , Penulis: Cahya Puteri Abdi Rabbi. Editor: Pingit Aria
  8. 8,0 8,1 8,2 Pernyataan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi pada Forum Diskusi Pangan Nasional 2018 "Future Open The Rice" di Botani Square Bogor, Sabtu (1/12) yang diselenggarakan oleh Pendidikan Vokasi Institut Pertanian Bogor. (tautan)
  9. 9,0 9,1 9,2 9,3 Pernyataan Surachman, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian di Kementerian Pertanian (tautan).