Perubahan

747 bita ditambahkan ,  6 Oktober 2022 15.34
tidak ada ringkasan suntingan
Baris 178: Baris 178:     
== Bab xx: Penyerahan yang Sempurna kepada Allah ==
 
== Bab xx: Penyerahan yang Sempurna kepada Allah ==
Allah Ta'ala berfirman,{{Arab Quran|teks-quran=قُلۡ اِنَّ صَلَاتِیۡ وَنُسُکِیۡ وَمَحۡیَایَ وَمَمَاتِیۡ لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ}}
+
Allah Ta'ala berfirman,
 +
 
 +
{{Arab Quran|teks-quran=قُلۡ اِنَّ صَلَاتِیۡ وَنُسُکِیۡ وَمَحۡیَایَ وَمَمَاتِیۡ لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ}}
 
Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, '''pengorbananku''', hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam (QS Al-An’aam 6:163)
 
Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, '''pengorbananku''', hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam (QS Al-An’aam 6:163)
   Baris 185: Baris 187:  
Shalat, korban, hidup, dan mati meliputi seluruh bidang amal perbuatan manusia; dan Rasulullah Saw diperintah untuk menyatakan bahwa semua segi kehidupan di dunia ini dipersembahkan oleh beliau kepada Allah Swt, semua amal ibadah beliau dipersembahkan kepada Allah Swt, semua pengorbanan dilakukan beliau untuk Dia; seluruh kehidupan beliau persembahkan untuk berbakti kepada-Nya, maka bila di jalan agama beliau mendapat kematian, itu pun guna meraih keridhaan-Nya.
 
Shalat, korban, hidup, dan mati meliputi seluruh bidang amal perbuatan manusia; dan Rasulullah Saw diperintah untuk menyatakan bahwa semua segi kehidupan di dunia ini dipersembahkan oleh beliau kepada Allah Swt, semua amal ibadah beliau dipersembahkan kepada Allah Swt, semua pengorbanan dilakukan beliau untuk Dia; seluruh kehidupan beliau persembahkan untuk berbakti kepada-Nya, maka bila di jalan agama beliau mendapat kematian, itu pun guna meraih keridhaan-Nya.
 
== Bab xx: Berkorbanlah Sebelum Terlambat ==
 
== Bab xx: Berkorbanlah Sebelum Terlambat ==
Allah Ta'ala berfirman,{{Arab Quran|teks-quran=یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡفِقُوۡا مِمَّا رَزَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ لَّا بَیۡعٌ فِیۡہِ وَلَا خُلَّۃٌ وَّلَا شَفَاعَۃٌ ؕ وَالۡکٰفِرُوۡنَ ہُمُ الظّٰلِمُوۡنَ ﴿۲۵۵﴾}}“Hai orang-orang yang beriman! Belanjakanlah sebagian dari apa yang Kami rezekikan kepada kalian sebelum tiba hari di mana tiada jual beli di dalamnya, tidak pula persahabatan, tidak pula syafaat dan orang-orang kafir itu berlaku aniaya kepada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
+
Allah Ta'ala berfirman,{{Arab Quran|teks-quran=وَاَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ اَحَدَکُمُ الۡمَوۡتُ فَیَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنِیۡۤ اِلٰۤی اَجَلٍ قَرِیۡبٍ ۙ فَاَصَّدَّقَ وَاَکُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِیۡنَ ﴿۱۱﴾}}
 +
Dan belanjakanlah dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seseorang di antaramu, lalu ia berkata, Seandainya Tuhan, ”Wahai Engkau memberi tenggang waktu kepadaku sedikit waktu, pasti aku akan bersedekah dan menjadi bagian orang-orang yang saleh.” (QS Al-Munafiqun 63:11)
 +
 
 +
Allah Ta'ala juga berfirman,{{Arab Quran|teks-quran=یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡفِقُوۡا مِمَّا رَزَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ لَّا بَیۡعٌ فِیۡہِ وَلَا خُلَّۃٌ وَّلَا شَفَاعَۃٌ ؕ وَالۡکٰفِرُوۡنَ ہُمُ الظّٰلِمُوۡنَ ﴿۲۵۵﴾}}“Hai orang-orang yang beriman! Belanjakanlah sebagian dari apa yang Kami rezekikan kepada kalian sebelum tiba hari di mana tiada jual beli di dalamnya, tidak pula persahabatan, tidak pula syafaat dan orang-orang kafir itu berlaku aniaya kepada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
    
Tafsir ayat ini yakni,
 
Tafsir ayat ini yakni,
Baris 192: Baris 197:  
* Tidak akan ada kesempatan untuk mengadakan persahabatan baru pada hari itu.
 
* Tidak akan ada kesempatan untuk mengadakan persahabatan baru pada hari itu.
 
* Syafā‘ah (syafa’at) berasal dari kata Syafa‘a yang berarti, ia memberikan sesuatu yang mandiri bersama yang lainnya; menggabungkan sesuatu dengan sesamanya (Mufradāt). Jadi kata itu mempunyai arti kesamaan atau persamaan; pula kata itu berarti, menjadi perantara atau berdoa untuk seseorang, agar orang itu diberi karunia dan dosa-dosanya dimaafkan, oleh sebab ia mempunyai hubungan dengan si perantara. Hal ini mengandung pula arti bahwa yang mengajukan permohonan itu orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada orang yang diperjuangkan nasibnya, dan pula mempunyai hubungan yang mendalam dengan orang yang baginya ia menjadi perantara (Mufradāt dan Lisān). Syafā‘ah (perantaraan) ditentukan oleh syarat-syarat berikut:  
 
* Syafā‘ah (syafa’at) berasal dari kata Syafa‘a yang berarti, ia memberikan sesuatu yang mandiri bersama yang lainnya; menggabungkan sesuatu dengan sesamanya (Mufradāt). Jadi kata itu mempunyai arti kesamaan atau persamaan; pula kata itu berarti, menjadi perantara atau berdoa untuk seseorang, agar orang itu diberi karunia dan dosa-dosanya dimaafkan, oleh sebab ia mempunyai hubungan dengan si perantara. Hal ini mengandung pula arti bahwa yang mengajukan permohonan itu orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada orang yang diperjuangkan nasibnya, dan pula mempunyai hubungan yang mendalam dengan orang yang baginya ia menjadi perantara (Mufradāt dan Lisān). Syafā‘ah (perantaraan) ditentukan oleh syarat-syarat berikut:  
** (1) yang memberikan syafa’at (perantaraan) harus mempunyai hubungan istimewa dengan orang yang disyafa’ati, yaitu orang yang] untuknya ia berkenan menjadi perantara dan yang akan menikmati kebaikan hatinya yang istimewa, sebab tanpa hubungan demikian, ia tidak akan berani memberikan perantaraan dan tidak pula syafa’atnya akan berhasil;  
+
** (1) yang memberikan syafa’at (perantaraan) harus mempunyai hubungan istimewa dengan orang yang disyafa’ati, yaitu orang yang] untuknya ia berkenan menjadi perantara dan yang akan menikmati kebaikan hatinya yang istimewa, sebab tanpa hubungan demikian, ia tidak akan berani memberikan perantaraan dan tidak pula syafa’atnya akan berhasil;
 
** (2) orang yang diperantarai harus mempunyai hubungan yang sejati dan nyata dengan perantara itu, sebab tiada orang mau memperantarai seseorang, sekiranya yang diperantarai itu tidak mempunyai hubungan sungguh-sungguh dengan perantara itu;  
 
** (2) orang yang diperantarai harus mempunyai hubungan yang sejati dan nyata dengan perantara itu, sebab tiada orang mau memperantarai seseorang, sekiranya yang diperantarai itu tidak mempunyai hubungan sungguh-sungguh dengan perantara itu;  
 
** (3) orang yang meminta syafa’at pada umumnya harus orang baik dan telah berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan rida Ilahi (QS.21: 29), hanya telah terjatuh ke dalam kancah dosa pada saat ia dikuasai kelemahan;  
 
** (3) orang yang meminta syafa’at pada umumnya harus orang baik dan telah berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan rida Ilahi (QS.21: 29), hanya telah terjatuh ke dalam kancah dosa pada saat ia dikuasai kelemahan;  
** (4) syafa’at hanya dapat dilakukan dengan izin khusus dari Allah Swt (QS.2: 256; 10: 4). Syafa’at seperti dipahami oleh Islam, pada hakikatnya hanya merupakan bentuk lain dari permohonan pengampunan, sebab taubat (mohon pengampunan) berarti memperbaiki kembali hubungan yang terputus atau mengencangkan apa yang sudah longgar. Maka bila pintu tobat tertutup oleh kematian, pintu syafa’at tetap terbuka. Tambahan pula, syafa’at itu suatu cara untuk menjelmakan kasih-sayang Allah Swt dan karena Allah Swt itu bukan hakim, melainkan Pemilik dan Majikan, maka tiada yang dapat mencegah Dia dari memperlihatkan kasih-sayang-Nya kepada siapapun yang dikehendaki- Nya.
+
** (4) syafa’at hanya dapat dilakukan dengan izin khusus dari Allah Swt (QS.2: 256; 10: 4). Syafa’at seperti dipahami oleh Islam, pada hakikatnya hanya merupakan bentuk lain dari permohonan pengampunan, sebab taubat (mohon pengampunan) berarti memperbaiki kembali hubungan yang terputus atau mengencangkan apa yang sudah longgar. Maka bila pintu tobat tertutup oleh kematian, pintu syafa’at tetap terbuka. Tambahan pula, syafa’at itu suatu cara untuk menjelmakan kasih-sayang Allah Swt dan karena Allah Swt itu bukan hakim, melainkan Pemilik dan Majikan, maka tiada yang dapat mencegah Dia dari memperlihatkan kasih-sayang-Nya kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.
    
Allah Ta'ala berfirman,{{Arab Quran|teks-quran=وَمَا لَکُمۡ اَلَّا تُنۡفِقُوۡا فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَلِلّٰہِ مِیۡرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ ؕ لَا یَسۡتَوِیۡ مِنۡکُمۡ مَّنۡ اَنۡفَقَ مِنۡ قَبۡلِ الۡفَتۡحِ وَقٰتَلَ ؕ اُولٰٓئِکَ اَعۡظَمُ دَرَجَۃً مِّنَ الَّذِیۡنَ اَنۡفَقُوۡا مِنۡۢ بَعۡدُ وَقٰتَلُوۡا ؕ وَکُلًّا وَّعَدَ اللّٰہُ الۡحُسۡنٰی ؕ وَاللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِیۡرٌ ﴿٪۱۱﴾}}
 
Allah Ta'ala berfirman,{{Arab Quran|teks-quran=وَمَا لَکُمۡ اَلَّا تُنۡفِقُوۡا فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَلِلّٰہِ مِیۡرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ ؕ لَا یَسۡتَوِیۡ مِنۡکُمۡ مَّنۡ اَنۡفَقَ مِنۡ قَبۡلِ الۡفَتۡحِ وَقٰتَلَ ؕ اُولٰٓئِکَ اَعۡظَمُ دَرَجَۃً مِّنَ الَّذِیۡنَ اَنۡفَقُوۡا مِنۡۢ بَعۡدُ وَقٰتَلُوۡا ؕ وَکُلًّا وَّعَدَ اللّٰہُ الۡحُسۡنٰی ؕ وَاللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِیۡرٌ ﴿٪۱۱﴾}}
Dan mengapa kamu tidak membelanjakan harta di jalan Allah, padahal kepunyaan Allah warisan langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang membelanjakan dan ber-perang sebelum kemenangan itu. Mereka lebih besar derajatnya daripada orang-orang yang membelanjakan kemudian. Dan semua yang telah Allah janjikan adalah yang terbaik. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hadid 57:11)
+
Dan mengapa kamu tidak membelanjakan harta di jalan Allah, padahal kepunyaan Allah warisan langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang membelanjakan dan berperang sebelum kemenangan itu. Mereka lebih besar derajatnya daripada orang-orang yang membelanjakan kemudian. Dan semua yang telah Allah janjikan adalah yang terbaik. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hadid 57:11)
    
Tafsir ayat ini adalah sebagai berikut,
 
Tafsir ayat ini adalah sebagai berikut,