Perubahan

51 bita dihapus ,  2 Agustus 2023 15.19
k
tidak ada ringkasan suntingan
Baris 66: Baris 66:  
(b) Ilmu yang didapatkan oleh manusia dengan usaha dan jerih-payahnya sendiri.
 
(b) Ilmu yang didapatkan oleh manusia dengan usaha dan jerih-payahnya sendiri.
   −
Hadhrat Masih Mau'ud (as) bersabda, “Jadi, sekarang ini perlu raihlah ilmu-ilmu modern dengan bertujuan untuk '''mengkhidmati agama''' dan meninggikan kalimat Allah.” (Raihlah ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk digunakan bagi penyebarluasan agama.) “Dan raihlah itu dengan upaya dan kerja keras.” (Rajin-rajinlah dalam meraih ilmunya. Majukanlah bidang sains. Pergilah melakukan riset. Secara khusus saya (Hudhur V atba) berkata kepada para mahasiswa Ahmadi saat ini, ‘Berusahalah mengarah pada hal itu. Ini juga adalah sarana untuk tabligh dan sarana untuk menyebarluaskan kebaikan-kebaikan. Tatkala ilmu telah diraih, ilmu dunia adalah ilmu modern saat ini, ilmu sains, bilamana itu semua telah diraih maka akan sangat banyak tambahan jalan yang akan terbuka.’). <ref>https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FST20120120-ID.pdf</ref>
+
Hadhrat Masih Mau'ud (as) bersabda, “Jadi, sekarang ini perlu raihlah ilmu-ilmu modern dengan bertujuan untuk '''mengkhidmati agama''' dan meninggikan kalimat Allah.” (Raihlah ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk digunakan bagi penyebarluasan agama.) “Dan raihlah itu dengan upaya dan kerja keras.” (Rajin-rajinlah dalam meraih ilmunya. Majukanlah bidang sains. Pergilah melakukan riset. Secara khusus saya (Hudhur V atba) berkata kepada para mahasiswa Ahmadi saat ini, ‘Berusahalah mengarah pada hal itu. Ini juga adalah sarana untuk tabligh dan sarana untuk menyebarluaskan kebaikan-kebaikan. Tatkala ilmu telah diraih, ilmu dunia adalah ilmu modern saat ini, ilmu sains, bilamana itu semua telah diraih maka akan sangat banyak tambahan jalan yang akan terbuka.’). <ref name=":5">https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FST20120120-ID.pdf</ref>
   −
Hadhrat Masih Mau’ud as telah bersabda, “Kalian akan mempunyai tanggungjawab dan kalian akan ditanya mengenainya.” Maka kita harus banyak-banyak memikirkan hal ini bahwa kita harus memfokuskan diri pada ishlah (perbaikan) diri masing-masing. Memperoleh ilmu agama tidak berarti menyelamatkan seseorang dari tanggungjawabnya bila ia tidak beramal berdasarkan [ilmunya] itu. Mendapat amanat kepengurusan di dalam Jemaat tidak berarti membebaskan orang tersebut dari hisabnya bila ia tidak beramal sesuai apa-apa yang disampaikan oleh Allah Ta’ala. Menjadi anggota suatu keluarga '''pengkhidmat''' '''terkemuka''' [yang banyak melakukan pengorbanan kepada Jemaat] tidak membebaskan orang itu dari hisabnya apabila perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda mengenai hal ini di tempat lain bahwa “Hanya dengan berbaiat saja tidaklah menjadikan kalian pewaris karunia-karunia muttabi’iin (para pengikut, pengikut Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud as).” <ref>https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FST20120120-ID.pdf</ref>
+
Hadhrat Masih Mau’ud as telah bersabda, “Kalian akan mempunyai tanggungjawab dan kalian akan ditanya mengenainya.” Maka kita harus banyak-banyak memikirkan hal ini bahwa kita harus memfokuskan diri pada ishlah (perbaikan) diri masing-masing. Memperoleh ilmu agama tidak berarti menyelamatkan seseorang dari tanggungjawabnya bila ia tidak beramal berdasarkan [ilmunya] itu. Mendapat amanat kepengurusan di dalam Jemaat tidak berarti membebaskan orang tersebut dari hisabnya bila ia tidak beramal sesuai apa-apa yang disampaikan oleh Allah Ta’ala. Menjadi anggota suatu keluarga '''pengkhidmat''' '''terkemuka''' [yang banyak melakukan pengorbanan kepada Jemaat] tidak membebaskan orang itu dari hisabnya apabila perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda mengenai hal ini di tempat lain bahwa “Hanya dengan berbaiat saja tidaklah menjadikan kalian pewaris karunia-karunia muttabi’iin (para pengikut, pengikut Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud as).” <ref name=":5" />
    
Hadhrat Khalifatul Masih IV (rh) bersabda, saya beritahukan kepada Jemaat bahwasanya manusia menuntut ilmu sepanjang hidupnya. Dan orang yang menganggap bahwa dia telah terlepas dari batas ketentuan untuk menuntut ilmu, adalah orang yang takabbur dan bodoh. Untaian pencarian ilmu ini terus berkelanjutan sampai saat-saat akhir, dan memang harus terus berkelanjutan. Disitulah letak kemuliaan umat Muhammadiyah, dan begitulah pelajaran yang telah diberikan kepada umat Muhammadiyah: Allaahumma shalliy 'alaa nmhan nadin wa'alaa aali muhammadin wabaarik wasallim. Yakni, teruslah belajar sampai nafas penghabisan, dan ajarkan [kepada yang lain].<ref>https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FST19950303-ID.PDF</ref>
 
Hadhrat Khalifatul Masih IV (rh) bersabda, saya beritahukan kepada Jemaat bahwasanya manusia menuntut ilmu sepanjang hidupnya. Dan orang yang menganggap bahwa dia telah terlepas dari batas ketentuan untuk menuntut ilmu, adalah orang yang takabbur dan bodoh. Untaian pencarian ilmu ini terus berkelanjutan sampai saat-saat akhir, dan memang harus terus berkelanjutan. Disitulah letak kemuliaan umat Muhammadiyah, dan begitulah pelajaran yang telah diberikan kepada umat Muhammadiyah: Allaahumma shalliy 'alaa nmhan nadin wa'alaa aali muhammadin wabaarik wasallim. Yakni, teruslah belajar sampai nafas penghabisan, dan ajarkan [kepada yang lain].<ref>https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FST19950303-ID.PDF</ref>