Khotbah-huzur-20220204

Dari Isa Mujahid Islam
Revisi per 18 Februari 2022 02.17 oleh Isa (bicara | kontrib) (Menambahkan kategori)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 4 Februari 2022 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris

Setelah membaca tasyahud, ta`awwuz dan surah Al-Fatihah, Khalifatul Masih Al-Khamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa beliau aba. akan melanjutkan kembali topik berkenaan dengan peristiwa-peristiwa di dalam kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra.

Perang Banu Quraizah

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. ikut serta di dalam Pertempuran Banu Quraizah. Ketika hendak berangkat menuju medan pertempuran dengan Banu Quraizah, Hadhrat Abu Bakar ra. dan Hadhrat Umar ra. menyarankan kepada Hadhrat Rasulullah saw. bahwa jika beliau saw. mengenakan jubah yang diberikan kepada beliau saw. yang menurut standar duniawi, jubah tersebut dianggap sebagai jubah yang sangat bagus, maka orang-orang akan lebih tertarik untuk menerima Islam. Hadhrat Rasulullah saw. menerima saran mereka berdua dan bersabda bahwa beliau saw. tidak akan menolak suatu perkara yang mereka berdua sepakati. Hadhrat Rasulullah saw. bersabda bahwa Allah Ta’ala telah membuat permisalan bagi mereka berdua seperti halnya malaikat Jibril dan Mikail, sedangkan, dari antara para nabi, seperti Nabi Nuh as. dan Nabi Ibrahim as.

Hudhur aba. bersabda bahwa di masa perang tersebut, makanan yang dimakan oleh umat Islam adalah kurma, yang telah dikirim untuk mereka. Diriwayatkan bahwa Hadhrat Rasulullah saw., Hadhrat Abu Bakar ra. dan Hadhrat Umar ra. juga memakan kurma tersebut. Beliau saw. bersabda bahwa kurma adalah makanan yang sangat baik untuk dimakan.

Hudhur aba. bersabda bahwa berdasarkan mimpi, yang di dalamnya beliau saw. melihat diri beliau sendiri sedang tawaf di Baitullah (Ka'bah), Hadhrat Rasulullah saw. lalu memutuskan untuk berangkat menuju Baitullah untuk mengadakan umrah, bersama dengan 1.400 orang sahabat. Namun, Hadhrat Rasulullah saw. mengetahui bahwasanya orang-orang kafir Mekah berencana untuk mencegah umat Islam untuk memasuki kota Mekah. Oleh karena itu, Hadhrat Rasulullah saw. lalu bermusyawarah dengan para sahabat. Hadhrat Abu Bakar ra. memberikan pendapat agar mereka harus tetap melanjutkan perjalanan, karena niat mereka ke Mekah bukanlah untuk berperang. Jika ada yang mencoba menghentikan mereka, maka terpaksa mereka akan berperang demi membela diri.

Perjanjian Hudaibiyah

Hudhur aba. bersabda bahwa ketika Perjanjian Hudaibiyah, Urwah pergi menemui Hadhrat Rasulullah saw. untuk berunding mengenai persyaratan-persyaratan yang akan diajukan. Dia berkata kepada Hadhrat Rasulullah saw. bahwa jika pasukan Quraisy menang, maka para sahabat akan berpaling meninggalkan Hadhrat Rasulullah saw. Hadhrat Abu Bakar ra. tidak tahan mendengar hal itu dan berkata kepada Urwah agar ia segera pergi dan kembali ke patung-patung berhalanya. Jika para penyembah berhala saja begitu setia dengan berhala-berhala palsu mereka itu, lalu bagaimana mungkin umat Islam, yang keimanannya terhadap Allah dan Rasul-Nya telah begitu mengakar kuat dalam diri mereka, dapat pergi meninggalkan Hadhrat Rasulullah saw? Urwah berkata bahwa ia tidak akan menanggapi perkataan Hadhrat Abu Bakar ra. tersebut, karena ia berhutang budi kepada beliau ra. dan ia belum membalasnya.

Hudhur aba. bersabda bahwa setelah ditetapkannya persyaratan-persyaratan di dalam Perjanjian Hudaibiyah, Hadhrat Umar ra. bertanya kepada Hadhrat Rasulullah saw. bahwa jika beliau saw. berada di pihak yang benar, lalu mengapa umat Islam harus menerima syarat-syarat seperti itu? Padahal, beliau saw. sendiri telah bersabda bahwasanya umat Islam akan pergi ke Baitullah. Hadhrat Rasulullah saw. kemudian menjawab bahwa, berdasarkan mimpi yang beliau saw. terima, beliau saw. tidak pernah mengatakan bahwa mereka pasti akan sampai ke Baitullah di tahun itu juga. Beliau saw. juga bersabda bahwa beliau saw. pasti akan mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah Ta’ala. Kemudian, ketika Hadhrat Umar ra. menanyakan hal yang sama kepada Hadhrat Abu Bakar ra. Beliau ra. juga memberikan jawaban yang sama, seperti yang dikemukakan oleh Hadhrat Rasulullah saw. dan mengatakan bahwa beliau ra. tidak akan pernah melawan kehendak Allah Ta’ala. Hadhrat Umar ra. lalu berkata bahwa dia menyesal karena telah mengajukan pertanyaan seperti itu dan beliau ra. berjanji untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagai kafarat, agar dosanya diampuni oleh Allah Ta’ala.

Hudhur aba. bersabda bahwa ada dua buah salinan perjanjian Hudaibiyah yang dibuat, yakni satu salinan untuk kedua belah pihak. Ada juga saksi-saksi yang menandatangani perjanjian tersebut, di antaranya adalah Hadhrat Abu Bakar ra.

Hadhrat Abu Bakar ra. Memimpin Ekspedisi ke Banu Fuzarah

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. ikut serta di dalam Ekspedisi ke Banu Fuzarah, yang telah bersekongkol dengan kaum Quraisy untuk melawan umat Islam. Menurut beberapa riwayat, Hadhrat Rasulullah saw. menunjuk Hadhrat Abu Bakar ra. sebagai pemimpin ekspedisi tersebut. Sebuah pertempuran sengit dengan orang-orang kafir pun terjadi dan dimenangkan oleh umat Islam.

Keikutsertaan Hadhrat Abu Bakar ra. di dalam Perang Khaibar

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. juga turut ambil bagian di dalam Perang Khaibar. Umat Islam mengepung benteng pasukan kafir Quraisy selama lebih dari sepuluh malam dan pada akhirnya, mereka berhasil mengambil alih benteng tersebut. Di masa itu, Hadhrat Rasulullah saw. menderita sakit kepala sebelah (migrain) sehingga beliau saw. tidak keluar dari kediamannya selama beberapa hari. Hadhrat Rasulullah saw. lalu mengutus Hadhrat Abu Bakar ra. untuk pergi ke salah satu benteng dan di sana, terjadilah pertempuran yang sangat sengit. Akan tetapi, pada akhirnya, pasukan umat Islam yang dipimpin oleh Hadhrat Abu Bakar ra. berhasil memperoleh kemenangan.

Hadhrat Abu Bakar ra. Memimpin Ekspedisi ke Banu Kilaab

Hudhur aba. bersabda, Hadhrat Abu Bakar ra. juga ambil bagian di dalam Ekspedisi Najd. Banu Kilaab telah berkumpul untuk melawan umat Islam. Hadhrat Rasulullah saw. menunjuk Hadhrat Abu Bakar ra. sebagai pemimpin ekspedisi tersebut.

Peristiwa Fatah Mekah

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. ikut serta juga di dalam peristiwa penaklukan kota Mekah/Fatah Mekah. Salah satu suku yang berafiliasi dengan kaum kafir Quraisy telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan isi Perjanjian Hudaibiyah. Kemudian, suatu hari, Hadhrat Abu Bakar ra. pergi menemui putrinya, Hadhrat Aisyah ra. Beliau ra. melihat putrinya itu sedang menyiapkan barangbarang keperluan Hadhrat Rasulullah saw. Ketika itu, Hadhrat Aisyah ra. tidak mengetahui kemana Hadhrat Rasulullah saw. akan bermaksud pergi. Tidak lama kemudian, Hadhrat Rasulullah saw. pun datang dan memberitahu Hadhrat Abu Bakar ra. tentang niat beliau saw. untuk pergi ke Mekah. Akan tetapi beliau saw. meminta Hadhrat Abu Bakar ra. untuk tidak menyampaikan hal tersebut kepada siapa pun. Lalu, Hadhrat Rasulullah saw. mengumumkan kepada umat Islam agar mereka segera bersiap-siap untuk mengadakan sebuah perjalanan. Namun, beliau saw. tidak memberi tahu mereka, ke mana mereka akan pergi. Hadhrat Rasulullah saw. juga memastikan agar tidak seorang pun dari kaum Quraisy yang mengetahui tentang persiapan yang sedang dilakukan oleh umat Islam tersebut.

Hudhur aba. bersabda bahwa ketika umat Islam tiba di suatu tempat yang disebut Marruz-Zuhrah yang berjarak 25 kilometer dari kota Mekah, Hadhrat Rasulullah saw. memerintahkan umat Islam untuk menyalakan sepuluh ribu obor api. Orang-orang Quraisy menjadi ketakutan, karena mereka yakin, pasti akan terjadi pertempuran. Abu Sufyan lalu pergi ke tempat umat Islam untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi sembari meminta jaminan keamanan. Setibanya di sana, Abu Sufyan dan dua orang yang bersamanya dibawa untuk menemui Hadhrat Rasulullah saw. dan akhirnya ketika itu juga, mereka bai’at menerima Islam.

Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan kembali peristiwa ini di dalam khutbah yang akan datang.

Catatan

Diringkas oleh: The Review of Religions

Diterjemahkan oleh: IHR