Khotbah-huzur-20220603

Revisi per 10 Juni 2022 02.58 oleh Isa (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 03 Juni 2022 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford,...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 03 Juni 2022 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris.

Setelah membaca tasyahud, ta'awwudz dan surah Al-Fatihah, Khalifatul Masih Al-Khamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. menyampaikan bahwa beliau aba. akan melanjutkan kembali khutbah berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra. dan peperangan antara beliau ra. dengan orang-orang munafik yang terjadi setelah kewafatan Hadhrat Rasulullah saw.

Keberanian Zaid bin Khattab ra.

Hudhur aba. bersabda bahwa para pembawa bendera dari berbagai pasukan menunjukkan standar keberanian yang patut diteladani. Misalnya, Zaid bin Khattab ra. meminta umat Muslim untuk berperang tanpa rasa takut dan gentar. Beliau ra. bersumpah bahwa beliau ra. tidak akan berbicara sebelum pasukan musuh dapat dikalahkan atau beliau ra. sendiri yang disyahidkan. Setelah itu, beliau ra. pun akhirnya disyahidkan.

Hudhur aba. menjelaskan bahwa Hadhrat Zaid bin Khattab ra. adalah saudara dari Hadhrat Umar bin Khattab ra. Beliau ra. termasuk di antara kaum muslim awwalin dan ikut serta di dalam perang Badar dan juga beberapa peperangan setelahnya. Beliau ra. disyahidkan di dalam perang Yamamah, setelah bertempur dengan sangat gagah berani dan berhasil membunuh salah satu anggota terkemuka dari pasukan Musailamah. Ketika Hadhrat Umar ra. mengetahui tentang kesyahidan Hadhrat Zaid ra., beliau ra. menyatakan bahwa saudaranya itu telah melampaui diri beliau ra. dalam dua hal, yaitu yang pertama adalah bahwa Hadhrat Zaid ra. telah bai’at menerima Islam sebelum beliau ra. Yang kedua bahwa beliau mencapai derajat syahid sebelum beliau ra.

Musailamah Melarikan Diri Ketika Perang Yamamah

Hudhur aba. bersabda bahwa di dalam Pertempuran Yamamah, Musailamah dan pasukannya begitu kuat dan kokoh sedemikian rupa sehingga pertempuran tidak akan berakhir sebelum Musailamah terbunuh. Oleh karena itu, Hadhrat Khalid ra. memanggil pasukan Musailamah secara bergantian untuk bertarung melawan mereka satu lawan satu dan pada akhirnya, beliau ra. pun berhasil mengalahkan mereka semua. Kemudian, Hadhrat Khalid ra. memanggil Musailamah untuk bertarung. Mengetahui bahwa ternyata Hadhrat Khalid ra. berhasil memenangkan pertarungan-pertarungan sebelumnya, Musailamah malah melarikan diri dan para pengikutnya pun mengikutinya. Hadhrat Khalid ra. mendesak umat Islam agar tidak membiarkan mereka pergi dan supaya mereka segera mengejar Musailamah dan pasukannya. Orang-orang munafik itu berlindung di sebuah taman yang telah dikepung oleh pasukan Muslim. Orang-orang Muslim tidak dapat menemukan jalan untuk masuk ke dalam taman tersebut. Hadhrat Bara' bin Malik ra. lalu menyarankan agar beliau ra. diangkat supaya bisa naik ke atas dinding taman sehingga beliau bisa membuka pintunya dari dalam. Meskipun awalnya umat Muslim ragu-ragu untuk mengirim seorang sahabat yang senior, namun akhirnya mereka pun menyetujui usulan tersebut. Oleh karena itu, mereka pun melakukan sesuai dengan apa yang diusulkan tersebut dan Hadhrat Bara' ra., dengan gagah berani, berupaya dengan sekuat tenaga untuk menuju pintu yang akhirnya dapat beliau ra. buka

Kisah Wahshi Membunuh Musailamah

Umat Muslim berperang dan mengalahkan banyak sekali orang-orang munafik, dan Wahshi melemparkan tombak, yang ia gunakan juga untuk membunuh Hadhrat Hamzah ra. di dalam perang Uhud, ke arah Musailamah. Hudhur aba. bersabda bahwa ada beberapa riwayat mengenai siapa yang akhirnya berhasil membunuh Musailamah, atau apakah itu adalah hasil kerjasama.

Hudhur aba. bersabda bahwa setelah Wahshi mensyahidkan Hadhrat Hamzah ra., beberapa waktu setelahnya, beliau bai’at kepada Hadhrat Rasulullah saw. Ketika beliau pergi menemui Hadhrat Rasulullah saw, yang bertanya kepadanya mengenai bagaimana caranya beliau mensyahidkan Hadhrat Hamzah ra. Setelah itu, Hadhrat Rasulullah saw. meminta kepada Wahshi, apakah mungkin baginya untuk tidak datang ke hadapan beliau saw. Mendengar itu, Wahshi pun beranjak pergi. Lalu, di kemudian hari ketika Pertempuran Yamamah berlangsung, Wahshi mendapatkan kesempatan untuk membunuh Musailamah sebagai penebusan dosa karena telah membunuh Hadhrat Hamzah ra

Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan melanjutkan kembali khutbah berkenaan dengan peristiwa tersebut di dalam khutbah yang akan datang.

Permohonan Doa Sehubungan Dengan Meningkatnya Kekejaman Terhadap Ahmadiyah

Hudhur aba. mendesak anggota Jemaat di seluruh dunia untuk senantiasa berdoa bagi Pakistan, di mana secara umum, negara tersebut tengah dilanda kekacauan, akan tetapi, mereka juga terus menimpakan kesulitan dan kesusahan kepada Ahmadiyah. Para penentang terus menerus bermunculan dan sekarang mereka melakukan tindakan kekejaman dan kezaliman dengan cara membongkar kuburan-kuburan anggota Jemaat. Hudhur aba. juga menarik perhatian kita untuk berdoa bagi Ahmadiyah di Aljazair dan Afghanistan.

Shalat Jenazah

Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan memimpin shalat jenazah bagi anggota Jemaat yang wafat berikut ini:

Naseem Mahdi, seorang mubaligh dan putra dari Ahmad Khan Naseem Sahib. Almarhum meninggalkan seorang istri, empat orang putra dan dua orang putri. Almarhum berkhidmat sebagai mubaligh di Pakistan, Swiss. Almarhum pernah menjabat sebagai Sekretaris Pribadi di London untuk beberapa waktu lamanya. Almarhum lalu ditugaskan di Kanada dan di sana, almarhum berkhidmat sebagai Amir dan juga Missionary incharge. Kemudian, almarhum ditempatkan di USA dan berkhidmat sebagai Missionary incharge. Setelah itu, almarhum kembali ditugaskan di Swiss. Namun, atas saran dokter, almarhum disarankan untuk beristirahat dan Hudhur aba. pun menasihatinya agar dapat menjaga kesehatannya dan bahwa almarhum boleh kembali berkhidmat ketika merasa sudah pulih. Akan tetapi, penyakitnya justru semakin parah.

Selama masa pengkhidmatannya di Kanada, 24 hektar tanah untuk pembangunan Masjid Baitul Islam dan rumah misi telah dibeli. Banyak Ahmadi yang pindah ke Kanada di dalam periode tersebut. Di masa almarhum, Masjid didirikan di Toronto dan Calgary. Jamia Ahmadiyah Kanada juga berhasil didirikan di masa itu. Almarhum juga sangat berjasa dalam pendirian MTA Amerika Utara. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menerima semua jasa-jasa almarhum. Almarhum memiliki banyak sekali sifatsifat yang terpuji, baik di dalam kehidupan keluarganya dan juga sebagai mubaligh. Almarhum tidak akan pernah tahan mendengar apa pun yang bertentangan dengan Nizam Jemaat. Almarhum bertemu dan mengkhidmati orang-orang tanpa pamrih dan dengan penuh keramahan. Almarhum menekankan untuk memberikan perhatian khusus kepada membaca shalawat. Almarhum juga menasihati anak-anaknya untuk melakukan hal tersebut, dengan mengatakan bahwa jika shalawat ini dikabulkan, maka semua doadoa yang lainnya pun akan dikabulkan juga.

Suatu kali, ketika almarhum berada di Swiss, seorang wanita bai’at dan kemudian pergi ke Rabwah untuk menghadiri Jalsah Salanah. Selama di Rabwah, dia mengunjungi rumah Naseem Mahdi untuk menemui ibunda dari seseorang yang sangat cerdas dan menguasai banyak bahasa dalam waktu yang singkat. Almarhum menasihati anak-anaknya untuk senantiasa dawam membaca Al-Qur'an dan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya karena hal itu akan membukakan pintu-pintu keberkatan. Almarhum juga menyiapkan pelajaran tentang Al-Qur'an selama Ramadhan dengan upaya yang sangat gigih. Almarhum adalah orang yang sangat pandai dalam menjalin hubungan persahabatan, yang digunakannya untuk kepentingan Jemaat. Hudhur aba. bersabda bahwa Masya Allah, Naseem Mahdi sungguh memiliki sifat dan akhlakakhlak yang mulia tersebut di dalam dirinya sehingga setelah kewafatannya, banyak sekali non-Ahmadi yang menyampaikan ucapan belasungkawa mereka. Almarhum juga menerima “Order of Ontario” yaitu penghargaan yang diberikan kepada seseorang yang mencapai tingkat kesuksesan tertinggi di segala bidang. Almarhum selalu membantu orang-orang yang membutuhkan bantuannya secara sembunyi-sembunyi, sehingga mereka tidak merasa malu. Almarhum sangat mencintai Khilafat. Almarhum juga memiliki peran yang sangat penting dalam berdirinya Peace Village. Banyak sekali orang-orang yang memiliki rasa cinta kepada Khilafat dan juga Jemaat ini dengan perantaraan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Naseem Mahdi. Ketika di Amerika Serikat, almarhum sangat berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam Ahmadiyah melalui berbagai media, dan juga berperan dalam pendirian rumah misi di Meksiko. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahkan rahmat dan maghfirah-Nya kepada almarhum, mengangkat derajatnya, memberinya maqam dan kedudukan di antara kekasih-kekasih-Nya, menganugerahkan kesabaran kepada keluarganya serta memberinya taufik dan karunia kepada mereka untuk dapat meneruskan kebaikankebaikan almarhum semasa hidupnya. Semoga mereka tetap setia, sebagaimana halnya almarhum menjalani kehidupannya dengan penuh kesetiaan.

Muhammad Ahmad Sahahram yang wafat di usia 16 tahun di Rabwah. Almarhum sangat mencintai Khilafat, selalu tersenyum dan dicintai oleh semua orang. Almarhum sangat aktif mengikuti berbagai acara dan kegiatan-kegiatan Jemaat. Almarhum juga seorang Musi. Almarhum meninggalkan seorang ibu dan dua orang saudari perempuan. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala memberi mereka kesabaran dan ketabahan.

Salima Qamar, istri Rasyid Ahmad (alm). Ayahnya berkhidmat sebagai Sadr Umumi dan sebagai Kepala Perpustakaan Khilafat. Beliau juga mendapat kehormatan untuk tinggal dan menghabiskan malam pertama di Rabwah (ketika Rabwah baru didirikan). Salima Qamar berkhidmat di Jemaat dalam berbagai jabatan. Almarhumah adalah sosok yang berbudi luhur dan dawam mendirikan shalat. Almarhumah sangat taat dan setia kepada Khilafat serta memiliki kepribadian layaknya malaikat. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahkan rahmat dan maghfirah-Nya, mengangkat derajatnya, dan memberikan taufik dan karunia kepada keturunannya untuk dapat meneruskan kebaikan-kebaikan almarhumah.

Catatan

Diringkas oleh: The Review of Religions

Diterjemahkan oleh: IHR