Memakmurkan Masjid

Dari Isa Mujahid Islam
Revisi per 5 Agustus 2022 14.55 oleh Isa (bicara | kontrib) (Menambahkan beberapa hadits)
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Arti Memakmurkan

Memakmurkan berasal dari bahasa arab, ma'muur (معمور) artinya dimakmurkan; [1] kata ma'mur berasal dari akar kata 'a-ma-ro (عمَرَ بـ يَعمُر ويَعمِر ، عَمْرًا وعَمارةً و عُمُورٌ، عُمْرَانٌ، فهو عامر ، والمفعول معمور) [2] yang berarti menghuni, tinggal dan memakmurkan.[1]

Arti Masjid

Sedangkan Masjid berasal dari kata bahasa arab masjadun (مَسجَد) [3] yang berarti tempat untuk bersujud atau tempat untuk beribadah. [4]

Allah Ta'ala berfirman dalam QS Al Taubah 9:18, yaitu:

اِنَّمَا یَعۡمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰہِ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰہِ وَالۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوۃَ وَاٰتَی الزَّکٰوۃَ وَلَمۡ یَخۡشَ اِلَّا اللّٰہَ فَعَسٰۤی اُولٰٓئِکَ اَنۡ یَّکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُہۡتَدِیۡنَ ﴿۱۸﴾

Artinya, ...

Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) menyampaikan,

Mereka yang memakmurkan masjid adalah mereka yang beriman kepada Allah. Tapi hanya mengatakan bahwa kita beriman pada Allah Ta’ala tidaklah cukup. Iman yang disebutkan di sini juga memiliki beberapa standar yang Allah Ta’ala telah tetapkan. Allah Ta’ala berfirman bahwa jika Saudara-saudara menegakkan standar keimanan tersebut, barulah Saudara-saudara akan dihitung termasuk diantara mereka yang sempurna keimanannya, jika tidak demikian maka iman Saudara-saudara tidak akan sempurna.[5]

Salah satu ungkapan rasa syukur adalah melalui banyak berdoa dan Salat. Namun, sikap syukur yang haqiqi adalah dengan cara memakmurkannya dengan berbagai macam Salat dan doa.[6]

Diriwayatkan,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ

...dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa datang ke masjid di pagi dan sore hari, maka Allah akan menyediakan baginya tempat tinggal yang baik di surga setiap kali dia berangkat ke masjid di pagi dan sore hari." (H.R. Al-Bukhari) [7]

Diriwayatkan,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ الْمَسَاجِدُ قُلْتُ وَمَا الرَّتْعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

...dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian melewati taman Surga, maka merumputlah (makan dan minumlah sampai kenyang)!" Aku katakan; apakah taman Surga itu wahai Rasulullah? Beliau mengatakan: "Masjid-masjid." Aku katakan; dan apakah rumputnya wahai Rasulullah? Beliau mengtakan: "SUBHAANALLAAHI WAL HAMDULILLAAHI WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR" (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar). (H.R. Tirmidzi) [8]

Tujuan Didirikannya Masjid

Pada satu kesempatan, Hadhat Masih Mau’ud as bersabda dalam mengungkapkan pentingnya pembangunan masjid,

“Jemaat kita pada masa ini sangat memerlukan pembangunan Masjid-Masjid. Masjid adalah rumah Allah. Ketahuilah! Ketika sebuah Masjid dibangun di sebuah desa atau di sebuah kota bagi kita maka dasar kemajuan Jemaat telah diletakkan. Jika ada sebuah desa atau sebuah kota yang tidak ada orang Islam di sana atau hanya ada sedikit orang Muslim di sana, dan kalian harapkan adanya kemajuan Islam di tempat tersebut, maka bangunlah Masjid di sana. Allah Ta’ala sendiri yang akan menarik orang-orang Muslim ke Masjid tersebut. (artinya, orang Muslim lainnya akan bergabung dengan kalian disamping para penduduk pribumi di situ. Beginilah bertambahnya jumlah kalian)

Namun, syarat atau niatan di balik pembangunan Masjid tersebut harus niat yang baik dan tulus ikhlas. Tidak membangun kecuali semata-mata demi memperoleh ridha Allah. Tidak boleh ada unsur hawa nafsu, keburukan, kekacauan ataupun kepentingan tertentu. (Jika demikian) maka Allah akan memberkahi perbuatan tersebut dengan berkah yang banyak.” [9] [10]

Pada beberapa hari yang lalu, berbagai [wartawan] dari stasiun radio, televisi dan surat kabar mewawancarai saya setibanya di kota Oslo. Salah satu pertanyaan yang mereka ajukan, adalah:

‘Apakah maksud dan tujuan didirikannya sebuah Masjid? Kegiatan apa saja yang akan dilakukan di dalamnya?

Huzur V (atba) menjawab: ‘Dengan didirikannya sebuah Masjid, artinya lingkungan di sekitarnya akan menjadi cerminan kehidupan surgawi. Yakni, keindahan ajaran Islam, yang tiada lain adalah pesan perdamaian dan kasih sayang akan tumbuh berkembang di dalam masyarakat tersebut. Dengan dibangunnya sebuah Masjid, artinya pesan kasih sayang, kedamaian dan ukhuwah tali persaudaraan yang haqiqi akan menyebar-luas di lingkungan sekitarnya, di kota tersebut, lalu meluas lagi hingga ke seluruh negeri.[6]

Tujuan dari pembangunan masjid adalah supaya orang-orang bisa berkumpul untuk beribadah kepada Tuhan Yang Satu, dari segi ini pun hendaknya kita perlu memberikan perhatian terhadap pembangunan masjid. Jadi, sebagaimana yang telah saya katakan bahwa sesuai dengan sabda Hadhrat Rasulullah s.a.w. hal yang pokok adalah niat, yang dengan berlandaskan padanya amalanamalan dikerjakan. Dan niat kita adalah untuk menegakkan Tauhid ilahi, menyebar luaskan pesan-Nya, membawa sebanyak mungkin orang-orang ke bawah naungan bendera ke-Esa-an Tuhan, menciptakan revolusi ruhani terhadap kondisi diri kita sendiri dan anak keturunan kita, dan sambil menciptakan revolusi ini kita hendaknya menjadikan diri kita sendiri dan anak keturunan kita tunduk di hadapan Tuhan. Kita harus menggunakan segala upaya untuk menegakkan shalat-shalat kita dan mengisi masjid untuk tujuan ini dengan cara sedemikian rupa sehingga masjid-masjid itu mulai tampak terlalu kecil.[5]

Meluangkan Waktu ke Masjid

Masjid tidak cukup hanya berkaitan dengan para sesepuh dan yang punya waktu saja. Melainkan, mereka yang sibuk pun hendaknya dapat meluangkan waktu mereka dengan datang ke sini dan meramaikannya. Hendaknya kita mengusahakan agar tumbuh (tercipta) hubungan [dengan masjid] itu di kalangan keturunan kita. Hendaknya tumbuh (tercipta) gairah semangat beribadah kepada Allah diantara para pemuda dan anak-anak keturunan kita. Untuk [mencapai hal] itu, di satu segi sangat penting mengusahakan secara fisik, dan di segi yang lain sarana yang sangat besar adalah dengan banyak berdoa. Allah Ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Mendengar; Dia Maha Mendengar doa-doa yang muncul dari niat-niat yang benar yang ada di hati. Oleh karena itu, berdoalah sedemikian rupa agar tatkala telah terbangun ibadah kepada-Nya, telah terbangun pengamalan atas hukum-hukum Allah Ta’ala kemudian ini berlanjut terus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jika diri sendiri pun malas (mengabaikan) dalam mengamalkan perintah-perintah Allah Ta’ala dan beribadah kepada-Nya ini, maka generasi penerusnya pun akan malas pula.[11]

Ciri Orang yang Beriman

Allah Ta'ala berfirman,

... وَالَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰہِ ...

Artinya, orang-orang mu’min, mereka paling mencintai Allah. (Surah Al-Baqarah [2]:166)

Shalat Berjamaah

Arti Shalat

Shalat berasal dari bahasa arab yaitu kata sholla (صلو) yang berarti doa, shalat, berkah, shalawat, kehormatan. [12]

Arti Berjamaah

Berjamaah berasal dari dari bahasa arab yaitu ja-ma'a (جمَعَ يَجْمَع ، جَمْعًا ، فهو جامِعٌ، وجَمُوعٌ ،مِجْمَعٌ، وجَمَّاع والمفعول: مَجْمُوعٌ، وجَميعٌ) [13] yang berarti jamak, lebih dari dua, mengumpulkan, menghimpun, bergabung, bersatu, mempersatukan dll [14]

Hilangkan Kemalasan

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa Saudara-saudara juga harus menjaga diri terhadap kemalasan dan kelesuan karena ini juga menjauhkan orang dari Allah Ta’ala.[15] [5]

Kemalasan ini membuat seseorang juga lalai terhadap kecintaan kepada Tuhan. Kecerobohan ini, kelalaian ini, perlahan tapi pasti menjauhkan seseorang dari agama dan dia juga kehilangan rasa takut terhadap Hari Kiamat dan rasa takut datangnya Hari Penghisaban dan harus hadir di hadapan Tuhan. Inilah sebabnya mengapa Allah telah menyebutkan iman kepada akhirat sebagai salah satu karakteristik dari orang-orang yang meramaikan (memakmurkan) masjid, yakni mereka yang datang ke masjid secara teratur. Inilah sebabnya mengapa kita diajarkan bahwa di akhirat nanti kita akan mendapatkan pahala dari hal yang kita lakukan di dunia ini.[5]

Berzikir

Arti Berdzikir

Berdzikir berasal dari bahasa arab yaitu dari kata dzikrun atau dzikron (ذكَرَ يَذكُر ، ذِكْرًا وذُكْرًا وذِكْرى وتَذكارًا وتِذكارًا ، فهو ذاكِر ، والمفعول مَذْكور) [16] yang berarti mengingat, laki-laki, menerangkan, pengajaran, peringatan, pelajaran dll [17]

Allah Ta'ala berfirman,

اَلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوۡبُہُمۡ بِذِکۡرِ اللّٰہِ ؕ اَلَا بِذِکۡرِ اللّٰہِ تَطۡمَئِنُّ الۡقُلُوۡبُ ﴿ؕ۲۹﴾

Artinya ... (QS Ar-Ra'd 13:29)

Berkhidmat kepada Manusia

Arti Berkhidmat

Arti Manusia

Referensi

  1. 1,0 1,1 https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D9%85%D8%B9%D9%85%D9%88%D8%B1/
  2. https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%B9%D9%8E%D9%85%D9%8E%D8%B1%D9%8E/
  3. https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%B3%D8%AC%D8%AF/
  4. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D9%85%D8%B3%D8%AC%D8%AF/
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz Tanggal 17 Hijrah 1392 HS/Mei 2013 di Masjid Baitur Rahman, Vancouver, Kanada. Diakses di ahmadiyah.id pada 5-Ags-2022
  6. 6,0 6,1 Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz Tanggal 30 September 2011 di Masjid Baitun Nashir, Furuset, Oslo, Norwegia. Dikutip dari ahmadiyah.id Tgl 5 Agustus 2022
  7. Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Adzan, Bab Keutamaan orang yang pergi ke masjid baik pagi maupun sore hari. Dikutip dari hadits.id pada 5-Ags-2022
  8. Hadits Jami' At-Tirmidzi, Kitab Do'a, Menghitung tasbih dengan tangan. Diakses dari hadits.id pada 5-Ags-2022
  9. Malfuzhat, Vo. 7, hal 119 – 120, edisi 1985, terbitan UK
  10. Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz 04 November 2016 di Masjid Mahmud, Regina, Provinsi Saskatchewan, Kanada. Dikutip dari ahmadiyah.id tanggal 5-Ags-2022
  11. Khotbah Jum’at Sayyidina Amirul Mu’minin Hadhrat  Mirza Masroor  Ahmad Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahulloohu Ta’ala binashrihil ‘aziiz Tanggal 27 Syahadat 1391 HS/ April 2012 di Masjid Darul Amaan, Greenheys Lane, Hulme Manchester-UK. Diakses dari ahmadiyah.id pada 5-Ags-2022
  12. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D8%B5%D9%84%D9%88/
  13. https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%AC%D9%85%D8%B9/
  14. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D8%AC%D9%85%D8%B9/
  15. 0Majmu’ah Isytihaaraat, Jilid. II, Hal. 654, Isytihaar no. 270, dengan judul “Tabligh al-Haq”, Rabwah
  16. https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%B0%D9%83%D8%B1/
  17. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D8%B0%D9%83%D9%8E%D8%B1%D9%8E/