Khotbah-huzur-20220701: Perbedaan revisi
(←Membuat halaman berisi 'Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 01 Juli 2022 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford,...') |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 8 Juli 2022 02.55
Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 01 Juli 2022 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris.
Setelah membaca tasyahud, ta'awwudz dan surah al-Fatihah, Yang Mulia Khalifatul Masih Al-Khamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa Hudhur aba. akan melanjutkan kembali topik khutbah berkenaan dengan kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra. dan ekspedisi-ekspedisi yang dikirim untuk menghadapi orangorang murtad dan para pemberontak di masa kekhalifahan beliau ra.
Ekspedisi ke Bahrain
Hudhur aba. melanjutkan kembali kisah mengenai ekspedisi kesembilan yang dikirim ke Bahrain. Semua orang kafir berkumpul bersama Hutam, sedangkan umat Muslim berkumpul bersama dengan Hadhrat 'Ala ra. Kedua belah pihak menggali parit di depan pasukan mereka masing-masing, yang akan mereka seberangi ketika hendak pergi untuk berperang. Mereka pun akan kembali menyeberangi parit tersebut setelah peperangan di hari itu berakhir. Hal ini terus mereka lakukan selama 1 bulan lamanya. Suatu malam, umat Muslim mendengar suara-suara ribut yang berasal dari pihak musuh. Setelah diselidiki, mereka mengetahui bahwa pasukan musuh dalam keadaan mabuk. Umat Muslim pun langsung melakukan serangan yang mengakibatkan pasukan musuh dapat dikalahkan. Keesokan paginya, Hadhrat 'Ala ra. membagikan harta rampasan perang dan beliau ra. secara khusus memberikan barang-barang berharga kepada mereka yang telah berperang dengan gagah berani. Sebuah surat dikirimkan kepada Hadhrat Abu Bakar ra. yang isinya adalah untuk memberitahukan kepada beliau ra. tentang kemenangan yang telah diraih oleh umat Muslim.
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat 'Ala ra. diangkat menjadi pemimpin Hajar dan sekitarnya. Akan tetapi orang-orang Persia menentang pemerintahan Muslim dan mereka sering mengatakan bahwa suatu hari nanti, pemerintahan Madinah yang berkuasa di Hajar akan digulingkan. Mafruq Sya'bani bergerak maju menuju Hajar dengan membawa pasukan kaumnya, Taghlib dan Namir. Ketika Hadhrat Abu Bakar ra. mengetahui hal tersebut, beliau ra. segera menulis surat yang isinya bahwa jika serangan itu benar, beliau ra. menginstruksikan Hadhrat 'Ala ra. untuk mengerahkan pasukan guna melawan orang-orang murtad tersebut.
Pasukan Muslim Berperang Melawan Orang-orang Murtad di Darin
Hudhur aba. menyampaikan bahwa orang-orang murtad telah berkumpul di Darin. Hadhrat 'Ala ra. mengatakan kepada umat Muslim pengikut Bakr bin Wa'il untuk maju memerangi orang-orang murtad tersebut. Hadhrat Mutsanna bin Haritsah ra. juga berperan penting dalam mendukung Hadhrat 'Ala ra. untuk melenyapkan kemurtadan yang muncul di Bahrain. Hadhrat 'Ala ra. mendapatkan jawaban dari pengikut Bakr bin Wa'il yang menyakinkan beliau ra. bahwasanya mereka adalah kaum Muslim yang teguh. Mendapat jawaban tersebut, Hadhrat 'Ala ra. meminta semua pasukan Muslim untuk berkumpul di Darin, tempat yang sama di mana semua orang-orang murtad pun berkumpul di sana.
Perjalanan Menyeberangi Lautan Yang Penuh Mu’jizat
Hudhur aba. bersabda bahwa mereka harus melakukan perjalanan menyeberangi lautan untuk mencapai Darin. Hadhrat 'Ala ra. mengumpulkan seluruh pasukan dan mengatakan kepada mereka bahwa Allah Ta’ala telah mengumpulkan pasukan musuh dan bahwa mereka harus menyeberangi lautan untuk sampai ke Darin. Karena sebelumnya mereka telah melihat mu’jizat-mu’jizat yang terjadi, mereka pun setuju untuk menyeberangi lautan. Mereka, lalu, menuntun hewan tunggangan mereka menyeberangi lautan sehingga mereka dapat sampai ke Darin. Diriwayatkan bahwa seolah-olah hewan-hewan itu berjalan di atas pasir yang lembut. Biasanya, perjalanan ke Darin akan memakan waktu sekitar satu hari satu malam dengan menggunakan perahu. Akan tetapi, menurut riwayat, mereka sampai di sana hanya dalam hitungan jam saja. Ada yang mengatakan bahwa mungkin saja umat Islam sampai di sana dengan menggunakan perahu, namun hal itu tidak disebutkan dalam riwayat mana pun juga. Yang disebutkan hanyalah bahwa mereka berhasil menyeberangi lautan dan tiba di tempat tujuan mereka.
Hudhur aba. mengutip sabda dari Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. yang menjelaskan mengenai mu’jizat, seperti terbelahnya laut oleh Nabi Musa as. Beliau ra. bersabda bahwa menurut Al-Qur'an, Allah Ta’ala telah memerintahkan Nabi Musa as. untuk memukulkan tongkatnya ke laut, yang sebagai akibatnya, sebuah jalan terbuka di tengah lautan dengan naiknya air di kedua sisinya. Penting untuk dipahami bahwa semua mu’jizat datang dari Allah Ta’ala dan usaha yang dilakukan oleh manusia tidak ada hubungannya sama sekali dengan peristiwa mu’jizat tersebut. Oleh karena itu, ketika Nabi Musa as. memukulkan tongkatnya ke laut, hal itu hanyalah merupakan isyarat simbolis saja. Hal itu juga tidak berarti bahwa laut benar-benar terbelah. Bahkan, kata-kata yang digunakan dalam Al-Qur'an menunjukkan bahwa laut sedang mengalami surut ketika Nabi Musa as. menyeberanginya dan ketika pasukan Firaun tiba dan mencoba melewati jalan yang sama yang dilalui oleh Nabi Musa as. tadi, laut mengalami pasang yang mengakibatkan sebagian besar pasukannya tenggelam.
Hudhur aba. bersabda bahwa dengan cara itu pula-lah, umat Muslim dapat tiba di Darin. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya dapat mengalahkan pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang murtad.
Ekspedisi ke Taihama
Hudhur aba. bersabda bahwa ekspedisi ketiga diutus di bawah kepemimpinan Hadhrat Suwaid bin Muqarrin ra. yang diperintahkan oleh Hadhrat Abu Bakar ra. untuk berangkat menuju wilayah Yaman di Taihama. Menurut kamus, Taihama juga berarti panas yang sangat menyengat dan angin yang tidak berhembus. Tempat ini adalah sebuah lembah yang terletak di barat daya Yaman.
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Suwaid ra. bai’at menerima Islam pada tahun 5 Hijrah dan termasuk ke dalam pasukan yang ikut serta di Perang Khandak (perang parit) dan juga peperangan-peperangan yang terjadi setelahnya bersama dengan Hadhrat Muhammad saw. Setelah wafatnya Hadhrat Muhammad saw., suku Aq dan Asy'ar menjadi murtad dan melakukan pemberontakan-pemberontakan. Atas perintah dari Hadhrat Abu Bakar ra., munculnya kemurtadan-kemurtadan seperti itu dapat ditanggulangi sedemikian rupa sehingga pada akhirnya, mereka semua berhasil dikalahkan.
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan kembali perihal ekspedisi ini di dalam khutbah yang akan datang.
Shalat Jenazah
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan memimpin shalat jenazah untuk beberapa anggota Jemaat yang telah meninggal dunia, sebagai berikut:
Hudhur aba. menyampaikan bahwa dua dari beberapa anggota Jemaat yang meninggal dunia adalah pemuda dari Burkina Faso, yang menjadi korban serangan teroris. Mereka sedang bekerja di toko mereka ketika mereka ditembaki dan disyahidkan di lokasi kejadian.
Diko Zakariya
Diko Zakariya yang berusia 32 tahun. Almarhum menjabat sebagai Qaid Khuddam. Almarhum selalu siap sedia untuk mengkhidmati Jemaat ini. Almarhum dawam dalam mendirikan shalat wajib 5 waktu dan juga dawam membayar chandah. Almarhum sangat mencintai Jemaat dan Khilafat dan selalu menonton tayangan Khutbah Jumat melalui MTA. Almarhum sangat rindu dan ingin sekali bertemu dengan Khalifah. Almarhum adalah seorang khadim yang patut untuk diteladani. Almarhum meninggalkan seorang istri, dua orang putri dan seorang putra.
Diko Musa
Diko Musa, berusia 34 tahun dan juga menjabat sebagai Qaid Khuddam di jemaat setempat. Almarhum selalu ikut serta ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan Jemaat. Almarhum sangat dawam mendirikan shalat dan juga membayar chanda. Tidak ada mesjid di daerahnya. Oleh karena itu, almarhum membangun sebuah gubuk sebagai tempat untuk mendirikan shalat. Almarhum rutin menulis surat kepada Hudhur aba. Almarhum meninggalkan dua orang istri dan tiga orang putri.
Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahi rahmat kasih sayangNya serta maghfirah-Nya kepada mereka berdua serta mengangkat derajat mereka berdua di surga. Hudhur aba. bersabda bahwa belakangan ini, dunia menunjukkan adanya potensi peningkatan serangan teroris atau semacam itu. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahi taufik dan karunia kepada dunia untuk dapat mempergunakan akal mereka dan untuk memperbaiki situasi dan kondisi yang saat ini sedang terjadi.
Muhammad Yusuf Baloch
Muhammad Yusuf Baloch dari Sindh yang baru saja meninggal dunia. Ahmadiyah diperkenalkan kepada keluarganya oleh Hadhrat Ghulam Rasul Rajiki. Almarhum meninggalkan seorang istri, tujuh orang putra dan empat orang putri. Salah satu putranya berkhidmat sebagai Imam di Pantai Gading sehingga tidak dapat menghadiri pemakaman ayahandanya. Dua cucu almarhum juga menjabat sebagai Imam. Almarhum dawam mendirikan shalat dan membaca Al-Qur'an. Almarhum menanamkan kecintaan kepada khilafat dalam diri anak-anaknya. Almarhum adalah sosok yang sangat ramah sehingga banyak juga non-Muslim yang datang untuk menyampaikan rasa belasungkawa mereka. Mereka mengatakan bahwa almarhum selalu memberikan bantuan kepada orang-orang miskin.
Mubariza Farooq
Mubariza Farooq dari Rabwah yang merupakan seorang waqifat-e-nau. Ketika almarhumah masih remaja, ia pernah menyentuh kabel listrik yang bertegangan tinggi sehingga kedua lengannya lumpuh dan harus diamputasi. Namun, almarhumah tidak pernah putus asa dan terus belajar. Awalnya, almarhumah belajar menulis dengan memegang pensil/pulpen di mulutnya, dan kemudian dengan memegangnya di antara kedua sikunya. Almarhumah melanjutkan pendidikannya dan menyelesaikan pendidikan Magister dalam bahasa Arab. Almarhumah juga pernah berkhidmat selama beberapa waktu di Tahir Heart Institute. Almarhumah selalu membaca dan menelaah Al-Qur'an beserta dengan terjemahannya dan akan mengadakan kelas-kelas baca AlQur’an di daerahnya. Almarhumah meninggalkan orang tuanya, dua orang saudara lakilaki dan dua orang saudara perempuan. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahkan rahmat dan kasih sayang serta ampunan-Nya kepada almarhumah dan memberikan ketabahan dan kesabaran kepada kedua orang tuanya.
Anzumana Butara
Anzumana Butara, seorang mubaligh lokal di Pantai Gading. Almarhum adalah sosok yang sangat sederhana, dawam mendirikan shalat, menjalankan puasa dan merupakan seseorang dengan budi pekerti yang sangat luhur. Almarhum mengabdikan dirinya untuk senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala. Almarhum memiliki rasa cinta yang mendalam untuk Khilafat. Almarhum bai’at ke dalam Jemaat Ahmadiyah setelah melihat mimpi di mana dia melihat dirinya sedang berjalan melewati hutan sembari melantunkan syahadat. Almarhum lalu mengetahui bahwa desa yang dia tuju dalam mimpinya itu sedang dikunjungi oleh seorang Imam Ahmadi. Oleh karena itu, dia pun pergi ke sana dan setelah mendengar ajaran Islam Ahmadiyah, dia pun bai’at. Almarhum telah mendirikan sebuah masjid di rumahnya yang juga menjadi tempatnya untuk mengajar orang lain. Almarhum mendapatkan karunia untuk bertemu dengan Khalifah Keempat di Inggris dan juga berkesempatan untuk mengikuti program MTA Prancis bersama Hudhur rh. Almarhum bertemu dengan Hudhur aba. pada tahun 2004 pada saat kunjungan Hudhur aba. di tahun itu. Almarhum selalu mengatakan bahwa pertemuan tersebut telah mengubah hidupnya karena setelah pertemuan tersebut, penyakit yang selama ini dideritanya telah berhasil sembuh. Almarhum sangat setia kepada Khilafat. Orang-orang yang setia, seperti halnya almarhum, telah dianugerahkan kepada umat Hadhrat Masih Mau'ud as. bahkan di tempat-tempat yang jauh. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala senantiasa menganugerahkan orang-orang yang setia kepada Jemaat ini.
Catatan
Diringkas oleh: The Review of Religions
Diterjemahkan oleh: IHR