Perintah Shalat: Perbedaan revisi
(←Membuat halaman berisi '== Ibadah Adalah Tujuan Penciptaan Manusia == Allah Ta'ala memerintahkan, Manusia adalah salah satu makhluk-Nya yang paling mulia. Dan makhluk yang mulia itu pasti me...') |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 21 Desember 2022 22.22
Ibadah Adalah Tujuan Penciptaan Manusia
Allah Ta'ala memerintahkan,
Manusia adalah salah satu makhluk-Nya yang paling mulia. Dan makhluk yang mulia itu pasti mempunyai tujuan penciptaan yang mulia pula. Allah Ta’ala telah menjelaskannya dalam QS Adz-Dzariyat (51) ayat 57:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”
Ibadah berarti ketaatan sempurna kepada perintah Allah. Nabi Suci Muhammad saw membawa pesan Tuhan dan menjelaskan semua perintah tentang agama Islam. Jadi, shalat adalah salah satu penyempurna dari perintah ini.
Rukun Islam yang ke-Dua
Rasulullah saw bersabda tentang Rukun Islam,
"Islam dibangun di atas lima dasar: Yaitu agar mengesakan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadlan, dan haji." (H.R. Muslim) [1]
Islam memiliki lima tugas dasar yang harus dan wajib dilakukan seorang agar disebut sebgai seorang Muslim. Ini dikenal dengan Rukun Islam.
Rukun Islam yang kedua adalah shalat, yaitu melaksanakan ibadah atau doa dalam amalan yang telah ditentukan secara syariat.
Dari semua kewajiban agama, Islam telah meletakkan yang terbesar penekanannya adalah kepada perintah Shalat. Shalat Fardu (Wajib) diperintahkan kepada setiap Muslim sebanyak lima kali sehari. Selain itu, ada jenis shalat lainnya.
Amalan yang Pertama Dihisab
Shalat adalah merupakan amalan yang paling utama. Amal inilah yang akan pertama kali diperhitungkan di hari penghisaban. Rasulullah saw bersabda,
“Pada hari kiamat pertama kali yang akan Allah hisab atas amalan seorang hamba adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan rugi dan tidak beruntung. Jika pada amalan fardlunya ada yang kurang maka Rabb 'azza wajalla berfirman: "Periksalah, apakah hamba-Ku mempunyai ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?" lalu setiap amal akan diperlakukan seperti itu." (H.R. Tirmidzi) [2]
Perintah Tegas kepada Anaka-anak Usia 7 Tahun
Dalam satu riwayat, terdapat perintah,
"Ajarkanlah shalat kepada anak-anak di umur tujuh tahun, dan pukullah mereka (berikan perintah secara tegas) ketika meninggalkan shalat di umur sepuluh tahun." (H.R. Tirmidzi)
Begitu anak-anak mencapai usia dewasa, Shalat menjadi wajib untuk mengerjakan shalat. Shalat yang dilakukan di bawah paksaan tidak ada artinya; tidak berpahala. Shalat harus dilakukan secara sukarela. Shalat adalah hubungan antara orang tersebut dan Tuhannya. Anak-anak bisa menjadi teratur/dawam dalam shalat adalah atas Pertolongan Tuhan-nya.
Shalat adalah Perintah bagi Seorang Mukmin
Allah Ta'ala berfirman,
Artinya, "Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (QS Albaqarah [2]: 43)
Allah Ta'ala juga berfirman,
“...Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.” (QS An-Nisaa [4]: 104)
Shalat Menjadi Pembeda kaum Muslim dengan kaum Musyrik dan Kafir
Shalat akan membedakan kita dengan orang Musyrik. Allah Ta’ala berfirman,
“dan dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik terhadap Allah,” (QS Ar-Rum [30]: 32)
Rasulullah (saw) bersabda,
"Perjanjian antara kami dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya maka dia sungguh telah kafir”. (H.R. Tirmidzi) [3]