− | Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Rasulullah saw. pergi ke suku Banu Nazir di Madinah bersama dengan beberapa orang sahabat. Ketika beliau saw. tiba, orangorang Banu Nazir menawari beliau saw. untuk duduk-duduk dan makan terlebih dahulu sebelum mereka berbicara tentang hal-hal lainnya. Oleh karena itu, Hadhrat Rasulullah saw. pun duduk dengan bersandar di sebuah dinding. Orang-orang Yahudi di Banu Nazir melihat hal tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk membunuh Hadhrat Rasulullah saw. Seseorang dari antara mereka kemudian memanjat tembok sembari membawa sebongkah batu untuk dijatuhkan kepada Hadhrat Rasulullah saw. Akan tetapi, Allah Ta’ala memberi tahu Hadhrat Rasulullah saw. tentang rencana jahat tersebut, sehingga beliau saw. segera bangkit dan beranjak pergi dari tempat itu. Hadhrat Rasulullah saw. lalu mengirim pesan kepada Banu Nazir dimana isinya bahwa mereka telah melakukan suatu tindakan pengkhianatan, sehingga mereka tidak diizinkan lagi tinggal di Madinah. Mereka diberi tenggang waktu sepuluh hari untuk berkemas-kemas dan pergi meninggalkan Madinah. Namun, mereka menolak sehingga umat Islam pun bersiap untuk berperang. Umat Islam mengepung benteng pertahanan Banu Nazir. Di malam hari, Hadhrat Rasulullah saw. pulang ke rumah beliau saw. Pada saat itu, menurut beberapa riwayat, Hadhrat Rasulullah saw. memberikan tongkat kepemimpinan kepada Hadhrat Abu Bakar ra. Akhirnya, Banu Nazir pun menyerah dan mereka diizinkan untuk pergi meninggalkan Madinah dengan membawa harta benda mereka, kecuali senjata-senjata yang mereka miliki. | + | Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Rasulullah saw. pergi ke suku Banu Nazir di Madinah bersama dengan beberapa orang sahabat. Ketika beliau saw. tiba, orang-orang Banu Nazir menawari beliau saw. untuk duduk-duduk dan makan terlebih dahulu sebelum mereka berbicara tentang hal-hal lainnya. Oleh karena itu, Hadhrat Rasulullah saw. pun duduk dengan bersandar di sebuah dinding. Orang-orang Yahudi di Banu Nazir melihat hal tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk membunuh Hadhrat Rasulullah saw. Seseorang dari antara mereka kemudian memanjat tembok sembari membawa sebongkah batu untuk dijatuhkan kepada Hadhrat Rasulullah saw. Akan tetapi, Allah Ta’ala memberi tahu Hadhrat Rasulullah saw. tentang rencana jahat tersebut, sehingga beliau saw. segera bangkit dan beranjak pergi dari tempat itu. Hadhrat Rasulullah saw. lalu mengirim pesan kepada Banu Nazir dimana isinya bahwa mereka telah melakukan suatu tindakan pengkhianatan, sehingga mereka tidak diizinkan lagi tinggal di Madinah. Mereka diberi tenggang waktu sepuluh hari untuk berkemas-kemas dan pergi meninggalkan Madinah. Namun, mereka menolak sehingga umat Islam pun bersiap untuk berperang. Umat Islam mengepung benteng pertahanan Banu Nazir. Di malam hari, Hadhrat Rasulullah saw. pulang ke rumah beliau saw. Pada saat itu, menurut beberapa riwayat, Hadhrat Rasulullah saw. memberikan tongkat kepemimpinan kepada Hadhrat Abu Bakar ra. Akhirnya, Banu Nazir pun menyerah dan mereka diizinkan untuk pergi meninggalkan Madinah dengan membawa harta benda mereka, kecuali senjata-senjata yang mereka miliki. |