Baris 47: |
Baris 47: |
| {{Arab Quran|teks-quran=... وَلَا تُبَاشِرُوۡہُنَّ وَاَنۡتُمۡ عٰکِفُوۡنَ ۙ فِی الۡمَسٰجِدِ ؕ تِلۡکَ حُدُوۡدُ اللّٰہِ فَلَا تَقۡرَبُوۡہَا ؕ کَذٰلِکَ یُبَیِّنُ اللّٰہُ اٰیٰتِہٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّہُمۡ یَتَّقُوۡنَ ﴿۱۸۸﴾}} | | {{Arab Quran|teks-quran=... وَلَا تُبَاشِرُوۡہُنَّ وَاَنۡتُمۡ عٰکِفُوۡنَ ۙ فِی الۡمَسٰجِدِ ؕ تِلۡکَ حُدُوۡدُ اللّٰہِ فَلَا تَقۡرَبُوۡہَا ؕ کَذٰلِکَ یُبَیِّنُ اللّٰہُ اٰیٰتِہٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّہُمۡ یَتَّقُوۡنَ ﴿۱۸۸﴾}} |
| “Dan janganlah kamu campuri mereka [istri-istrimu] itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS Al Baqarah [2]: 188) | | “Dan janganlah kamu campuri mereka [istri-istrimu] itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS Al Baqarah [2]: 188) |
| + | |
| + | === Hendaknya Dilaksanakan di Masjid yang Besar. === |
| + | Hadhrat Aisyah r.a. menasehatkan, |
| + | {{Arab Hadits|teks-hadits=... وَلاَ اعْتِكَافَ إِلاَّ فِي مَسْجِدٍ جَامِعٍ}} |
| + | “...Dan tidaklah i’tikaf itu kecuali di masjid yang besar” (H.R. Abu Dawud) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/dawud/2115 Hadits Sunan Abu Dawud, Kitab Puasa, Bab Orang yang iktikaf menjenguk orang sakit]</ref> |
| + | |
| + | Mungkin saja hal ini bisa disebabkan, jika ber i’tikaf di masjid yang kecil, maka akan memakan ruang sehingga para jamaah lain kesulitan untuk melaksanakan ibadah shalat. |
| | | |
| === Tetap Berpuasa dan Tidak Keluar Kecuali Kebutuhan yang Mendesak === | | === Tetap Berpuasa dan Tidak Keluar Kecuali Kebutuhan yang Mendesak === |
Baris 61: |
Baris 68: |
| Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan, | | Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan, |
| {{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ}} | | {{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ}} |
− | dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), Beliau mengencangkan sarung Beliau, menghidupkan malamnya dengan ber'ibadah dan membangunkan keluarga Beliau". (H.R. Bukhari) <ref>Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Shalat Tarawih, Bab Beramal disepuluh hari terakhir</ref> | + | dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), Beliau mengencangkan sarung Beliau, menghidupkan malamnya dengan ber'ibadah dan membangunkan keluarga Beliau". (H.R. Bukhari) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/bukhari/1884 Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Shalat Tarawih, Bab Beramal disepuluh hari terakhir]</ref> |
| | | |
| === I'tikaf Istri itu Harus Seizin Suami === | | === I'tikaf Istri itu Harus Seizin Suami === |