Perubahan

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
12.682 bita ditambahkan ,  17 April 2022 13.55
←Membuat halaman berisi 'Secara bahasa I’tikaf diambil dari kata dasar al ‘Ukuuf: {{Arab Hadits|teks-hadits=عَكَفَ ، يَعْكِفُ ، عُكوْفًا وَعَكْفًا ، فَ...'
Secara bahasa I’tikaf diambil dari kata dasar al ‘Ukuuf:

{{Arab Hadits|teks-hadits=عَكَفَ ، يَعْكِفُ ، عُكوْفًا وَعَكْفًا ، فَهُوَ عَاكِفٌ ، وَالْمَفْعُوْلُ مَعْكُوْفٌ}}

‘a-ka-fa, ya’-ku-fu. artinya “mempersembahkan, mendedikasikan, mulai bekerja, menekuni, disibukkan dengan...” <ref>[https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D8%B9%D9%8E%D9%83%D9%8E%D9%81%D9%8E/ Kamus Alma'any dari kata 'a-ka-fa]</ref>

Secara istilah, Itikaf artinya tinggal diam di masjid dengan niat yang khusus.<ref>Fiqih Empat Madzhab I (Arab), hlm.493</ref> Hukum asalnya adalah sunnah. Tetapi menjadi wajib jika dinazari.

Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan,

{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي نَذَرْتُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ قَالَ أَوْفِ بِنَذْرِكَ}}

dari Ibnu Umar, bahwasanya Umar mengatakan; 'wahai Rasulullah, saya bernadzar semasa jahiliyah untuk beri'tikaf dimasjidil haram! ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "penuhi nadzarmu!" (H.R. Bukhari) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/bukhari/6203 Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Sumpah dan Nadzar, Bab Semasa jahiliyah bernadzar untuk tidak mengajak bicara]</ref>

== Tempat I'tikaf adalah di Masjid ==
Allah Ta'ala berfirman:
{{Arab Quran|teks-quran=وَاِذۡ جَعَلۡنَا الۡبَیۡتَ مَثَابَۃً لِّلنَّاسِ وَاَمۡنًا ؕ وَاتَّخِذُوۡا مِنۡ مَّقَامِ اِبۡرٰہٖمَ مُصَلًّی ؕ وَعَہِدۡنَاۤ اِلٰۤی اِبۡرٰہٖمَ وَاِسۡمٰعِیۡلَ اَنۡ طَہِّرَا بَیۡتِیَ لِلطَّآئِفِیۡنَ وَالۡعٰکِفِیۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ ﴿۱۲۶﴾}}
Dan ingatlah ketika Kami jadikan Rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat aman. Dan  jadikanlah tempat berdiri Ibrahim itu tempat shalat. Dan Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Sucikanlah rumah-Ku itu untuk orang-orang yang tawaf, yang I’tikaf, yang rukuk dan yang sujud.” (Al-Baqarah [2] :126)

== Waktu I'tikaf ==

=== (a) 10 hari di akhir Ramadhan ===
Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan,
{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ}}
dari 'Aisyah radliallahu 'anha, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri Beliau beri'tikaf setelah kewafatan Beliau (saw). (H.R. Bukhari) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/bukhari/1886 Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab I'tikaf, Bab Iktikaf di sepuluh hari terkahir]</ref>

=== (b) 20 hari di akhir Ramadhan ===
Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan mengenai pelaksanaan I'tikaf selama 20 hari,
{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي الْعَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ وَكَانَ يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِي الْعَام الَّذِي قُبِضَ فِيهِ}}
dari Abu Hurairah ia berkata; "Biasa Jibril mengecek bacaan Al Quran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sekali pada setiap tahunnya. Namun pada tahun wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Jibril melakukannya dua kali. Dan beliau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf sepuluh hari pada setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun wafatnya, beliau beri'tikaf selama dua puluh hari."(H.R. Bukhari) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/bukhari/4614 Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Keutamaan Al Quran, Bab Jibril membacakan Al-Qur'an kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam]</ref>

=== (c) 10 Hari di Awal Bulan Syawal ===
Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan pernah sesekali I'tikaf dilaksanakan selama 10 hari di awal bulan Syawal,
{{Arab Hadits|teks-hadits=...فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَالْبِرَّ أَرَدْنَ بِهَذَا مَا أَنَا بِمُعْتَكِفٍ فَرَجَعَ فَلَمَّا أَفْطَرَ اعْتَكَفَ عَشْرًا مِنْ شَوَّالٍ‏.‏}}
...Maka Beliau bersabda: "Apakah mereka mengharapkan kebajikan dengan tenda-tenda ini?. Aku tidak akan beri'tikaf". Maka Beliau pulang ke rumah. Setelah Lebaran 'Idul Fithri Beliau i'tikaf sepuluh hari di bulan Syawal.” (H.R. Bukhari) <ref name=":0">[https://www.hadits.id/hadits/bukhari/1904 Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab I'tikaf, Barangsiapa berniat untuk iktikaf kemudian mempunyai keinginan untuk keluar (tidak melanjutkan)]</ref>

=== (d) Waktu Memulai I'tikaf adalah Setelah Shalat Shubuh ===
Dalam Hadits Jami' at-Tirmidzi, diriwayatkan,
{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْتَكِفَ صَلَّى الْفَجْرَ ثُمَّ دَخَلَ فِي مُعْتَكَفِهِ}}
Dari 'Aisyah berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika hendak beri'itikaf, beliau shalat shubuh terlebih dahulu kemudian memasuki tempat 'itikaf." (H.R. Tirmidzi) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/bukhari/1904 Hadits Jami' At-Tirmidzi, Kitab Puasa, Bab I'tikaf]</ref>

== Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ==
Beberapa hal yang hendaknya diperhatikan ketika melakukan I'tikaf, diantaranya:

=== Tidak Boleh Bercampur dengan Istri ===
Allah Ta'ala berfirman,
{{Arab Quran|teks-quran=... وَلَا تُبَاشِرُوۡہُنَّ وَاَنۡتُمۡ عٰکِفُوۡنَ ۙ فِی الۡمَسٰجِدِ ؕ تِلۡکَ حُدُوۡدُ اللّٰہِ فَلَا تَقۡرَبُوۡہَا ؕ کَذٰلِکَ یُبَیِّنُ اللّٰہُ اٰیٰتِہٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّہُمۡ یَتَّقُوۡنَ ﴿۱۸۸﴾}}
“Dan janganlah kamu campuri mereka [istri-istrimu] itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS Al Baqarah [2]: 188)

=== Tetap Berpuasa dan Tidak Keluar Kecuali Kebutuhan yang Mendesak ===
Hadhrat 'Aisyah memberikan nasehat,
{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ السُّنَّةُ عَلَى الْمُعْتَكِفِ أَنْ لَا يَعُودَ مَرِيضًا وَلَا يَشْهَدَ جَنَازَةً وَلَا يَمَسَّ امْرَأَةً وَلَا يُبَاشِرَهَا وَلَا يَخْرُجَ لِحَاجَةٍ إِلَّا لِمَا لَا بُدَّ مِنْهُ وَلَا اعْتِكَافَ إِلَّا بِصَوْمٍ وَلَا اعْتِكَافَ إِلَّا فِي مَسْجِدٍ جَامِعٍ}}
Dari Aisyah bahwa ia berkata; yang disunahkan atas orang yang beri'tikaf adalah tidak menjenguk orang yang sedang sakit, serta tidak mengiringi jenazah serta tidak menyentuh wanita, tidak bercampur dengannya dan tidak keluar untuk suatu keperluan kecuali karena sesuatu yang harus ia lakukan. Dan tidak ada i'tikaf kecuali disertai puasa dan tidak ada i'tikaf kecuali di Masjid yang padanya dilakukan shalat Jum'at. (H.R. Abu Daud) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/dawud/2115 Hadits Sunan Abu Dawud, Kitab Puasa, Bab Orang yang iktikaf menjenguk orang sakit]</ref>

=== Boleh Mengqodho I'tikaf Tahun Sebelumnya ===
Dalam Hadits Jami' at-Tirmidzi, diriwayatkan,
{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ فَلَمْ يَعْتَكِفْ عَامًا فَلَمَّا كَانَ فِي الْعَامِ الْمُقْبِلِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ لَيْلَةً}}
dari Ubai bin Ka'bin, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf sepuluh hari Bulan Ramadhan, dan beliau tidak beri'tikaf satu tahun. Kemudian tatkala pada tahun mendatang beliau beri'tikaf selama dua puluh malam. (H.R. Abu Dawud) <ref>[https://www.hadits.id/hadits/dawud/2107 Hadits Sunan Abu Dawud, Kitab Puasa, Bab al Iktikaf]</ref>

=== Mengencangkan Sarungnya, Menghidupkan Malam dan Membangunkan Keluarganya ===
Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan,
{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ}}
dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), Beliau mengencangkan sarung Beliau, menghidupkan malamnya dengan ber'ibadah dan membangunkan keluarga Beliau". (H.R. Bukhari) <ref>Hadits Shahih Al-Bukhari, Kitab Shalat Tarawih, Bab Beramal disepuluh hari terakhir</ref>

=== I'tikaf Istri itu Harus Seizin Suami ===
Dalam Hadits Sahih al-Bukhari, diriwayatkan,
{{Arab Hadits|teks-hadits=عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ أَنْ يَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ فَأَذِنَ لَهَا وَسَأَلَتْ حَفْصَةُ عَائِشَةَ أَنْ تَسْتَأْذِنَ لَهَا فَفَعَلَتْ فَلَمَّا رَأَتْ ذَلِكَ زَيْنَبُ ابْنَةُ جَحْشٍ أَمَرَتْ بِبِنَاءٍ فَبُنِيَ لَهَا قَالَتْ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى انْصَرَفَ إِلَى بِنَائِهِ فَبَصُرَ بِالْأَبْنِيَةِ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا بِنَاءُ عَائِشَةَ وَحَفْصَةَ وَزَيْنَبَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَالْبِرَّ أَرَدْنَ بِهَذَا مَا أَنَا بِمُعْتَكِفٍ فَرَجَعَ فَلَمَّا أَفْطَرَ اعْتَكَفَ عَشْرًا مِنْ شَوَّالٍ}}
dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahu bahwa Beliau akan beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Lalu 'Aisyah radliallahu 'anha meminta izin kepada Beliau (untuk membuat bangunan (tenda) khusus) maka dia diijinkan. Kemudian Hafshah meminta 'Aisyah radliallahu 'anha agar memintakan izin kepada Beliau untuknya lalu dilakukan oleh 'Aisyah radliallahu 'anha. Ketika melihat hal itu, Zainab binti Jahsy memerintahkan pula untuk membuatkan tenda, maka tenda itu dibuat untuknya. 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila telah selesai dari shalat, Beliau kembali ke tempat khusus i'tikaf. Maka Beliau melihat ada banyak tenda, lalu berkata: "Apa ini?" Mereka menjawab: "Ini tenda-tenda milik 'Aisyah, Hafshah dan Zainab". Maka Beliau bersabda: "Apakah mereka mengharapkan kebajikan dengan tenda-tenda ini?. Aku tidak akan beri'tikaf". Maka Beliau pulang ke rumah. Setelah Lebaran 'Iedul Fithri Beliau i'tikaf sepuluh hari di bulan Syawal. (H.R. Bukhari) <ref name=":0" />

== Referensi ==
<references />

Menu navigasi