Hamba Allah
Pengertian
Berkhidmat artinya mengabdi dan setia.[1]
Ayat Alquran
Alquran menjelaskan berkenaan dengan Abdi kepada Tuhan atau dalam kata lain adalah Hamba Allah. Beberapa ayat [2] yang menjelaskan hal ini yaitu:
QS Al Furqan [025]:64-77
64. Dan hamba-hamba sejati Tuhan Yang Rahman ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan merendahkan diri; dan apabila orang-orang jahil menegur mereka, mereka mengucapkan, “Sejahtera.” 2089 2089. Dengan ayat ini dimulailah suatu gambaran singkat mengenai revolusi akhlak besar yang didatangkan oleh matahari alam rohani – yakni Rasulullah Saw – di tengah-tengah umat beliau. Dari putra-putra kegelapan, mereka menjadi hamba-hamba Tuhan Yang Rahman dan Rahim. Rupa-rupa sifat hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih, yang disinggung dalam ayat ini dan dalam ayat-ayat berikutnya, adalah kebalikan dari keburukankeburukan yang diderita kaum Rasulullah Saw pada khususnya.
65. Dan orang-orang yang mempergunakan malam untuk bersujud dan berdiri di hadapan Tuhan mereka.
66. Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami! Jauhkanlah dari kami azab neraka Jahanam; karena sesungguhnya azabnya itu merupakan kebinasaan yang besar.
67. “Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat tinggal sementara dan tempat menetap.”
68. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta d tidaklah boros dan tidak pula kikir, melainkan mengambil jalan tengah di antara kedua keadaan itu.
69. Dan orang-orang yang tidak menyeru tuhan yang lain bersama Allah, dan tidak membunuh jiwa yang telah dilarang oleh Allah, kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak pula berzina, 2090 dan barangsiapa berbuat demikian, ia akan menemui hukuman atas dosa-nya. 2090. Kemusyrikan, pembunuhan, dan perzinaan adalah tiga macam dosa yang pokok, dan merupakan sumber utama keburukan akhlak perorangan serta kejahatan sosial dan susila. Al-Qur’an telah berulang kali membahas ketiga dosa ini.
70. Akan digandakan baginya azab pada Hari Kiamat, dan ia akan tinggal di dalamnya terhina,
71. Kecuali mereka yang bertobat 2091 dan beriman serta beramal saleh; maka mereka itulah yang Allah akan mengubah keburukan-keburukan mereka menjadi kebaikan-kebaikan. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang; 2091. Taubah (tobat) berarti penyesalan dengan tulus-ikhlas, benar-benar, dan sejujur-jujurnya atas segala kealpaan dalam akhlak di waktu yang sudahsudah dengan satu tekad kuat untuk sepenuhnya menjauhi segala keburukan dan untuk melakukan amal-amal baik, dan membalas segala kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya terhadap orang-orang lain. Taubah adalah perbuatan mengadakan perubahan yang sempurna dalam kehidupan seseorang, berpaling sepenuhnya dan seluruhnya dari kehidupannya pada masa yang lampau.
72. Dan barangsiapa yang bertaubat dan beramal saleh, maka sesungguhnya ia kembali kepada Allah dengan tobat yang sebenarbenarnya.
73. Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, 2092 dan apabila mereka melalui suatu hal yang sia-sia, mereka berlalu dengan sikap yang mulia; *
2092. Zūr berarti dusta; saksi palsu; penyekutuan tuhan-tuhan palsu dengan Allah; tempat kebohongan-kebohongan dibicarakan orang-orang, dan orang-orang menghibur diri dengan hiburan yang hampa atau murah; majelis-majelis orang musyrik, dan lain-lain (Lane).
* Di sini اللغو digunakan sebagai “isim jins” (kata ganti orang).
74. Dan orang-orang yang, apabila diperingatkan tentang tandatanda Tuhan mereka, tidak akan terjerumus ke dalamnya sebagai orang-orang tuli dan buta; 2092A 2092A. Mereka mendengarkan tanda-tanda Allah dengan seksama dan dengan mata terbuka. Iman mereka berdasarkan keyakinan dan kepastian, bukan hanya mengikuti perkataan-perkataan orang.
75. Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami! Anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami penyejuk mata kami; dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
76. Orang-orang itulah yang akan dianugerahi kamar-kamar yang tinggi di surga, karena mereka bersabar, dan mereka akan disambut di dalamnya de-ngan penghormatan dan doa selamat,
77. Mereka akan tinggal kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik tempat istirahat dan tempat menetap.
QS Al-Baqarah [002]:187
Allah Ta’ala berfirman mengenai pengabulan doa,
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku maka katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa-doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, karena itu hendaklah mereka menyambut seruan-Ku dan beriman kepada-Ku supaya mereka mendapat petunjuk. (QS Al-Baqarah [002]: 187)
Ayat Al Quran Surah Al Baqarah ayat 187 tersebut menyampaikan tentang metode memperoleh kecintaan Allah Ta’ala dan berbicara tentang statusnya manakala sudah dapat menjadi seorang mukmin hakiki. Sementara di ayat ini kecintaan Allah bagi hamba-hamba-Nya telah dinyatakan, kita pun memperoleh pendalamannya lebih lanjut di dalam sebuah Hadith [Qudsi] yang meriwayatkan, bahwa Allah Ta’ala menyatakan: ‘Barangsiapa yang setapak mendekati-Ku, Aku pun menyambutnya dengan dua tapak; dan barangsiapa yang melangkah satu depa kepada-Ku, Aku dating menyambutnya dengan dua depa; dan bagi mereka yang melangkah mendekati-Ku, Aku pun berlari menyambutnya.’ Begitulah kecintaan Allah Swt kepada mereka yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk berbakti dengan ikhlas kepada-Nya. Meskipun kata ‘ibaadi’ (hamba-hamba-Ku) di dalam ayat [Al Quran] tersebut mengindikasikan kecintaan Allah Swt kepada para hamba-Nya, namun hal ini tidak menunjukkan bahwa Dia mengatakan ’fa-inni qariib, atau ‘Aku dekat’ kepada seruan setiap orang. Seseorang yang tidak mendekat kepada Allah meskipun barang sejengkal, tentulah tidak dapat dikategorikan kepada ‘ibaadi’ itu. Di dalam ayat ini Allah Ta’ala tidak menggunakan istilah kata ‘basyar (manusia), melainkan ‘ibaadi’. Hal ini menunjukkan, bahwa orang yang dimaksudkan di sini adalah mereka yang sungguh-sungguh berusaha untuk menjadi ‘abd’ (atau hamba Allah yang hakiki).[3]
Bagaimanakah caranya untuk menjadi seorang ‘abd’ Allah yang hakiki? [Pertanyaan] ini akan membawa kita kepada suatu perintah yang di dalamnya Allah Ta’ala telah menarik perhatian kita kepada tujuan utama kita diciptakan-Nya, yakni, sebagaimana yang telah dinyatakannya, bahwa setelah mereka mengenali atau menyadari tujuan utama diciptakannya itu, mereka pun siang malam berusaha dengan berbagai cara untuk dapat mencapainya. Sebagaimana diketahui, tujuan utama penciptaan kita, seperti dinyatakan oleh Allah,
‘Dan tidaklah Aku menciptakan Jinn dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.’ (Surah Adz-Dzaariyaat, 51:57), Jadi. Allah Ta’ala telah menyatakan, bahwa untuk menjadi ‘abd’-Nya yang hakiki, artinya perlu terus menerus meningkatkan standar peribadatan. Juga tidak hanya teringat akan tujuan utama diciptakannya ini hanya sebatas di bulan Ramadhan, melainkan – bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin menjadi ‘abd’ Allah yang hakiki – haruslah mengingat hal ini setiap saat. Allah Swt menyatakan: Jika keberkatan berpuasa membawa peningkatan rohani, katakanlah: Barangsiapa yang bertanya tentang Aku, Aku datang mendekat di bulan Ramadhan. Dan katakanlah: Bagi mereka yang sudah tertarik mendekat kepada-Ku, Aku bahkan lebih dekat lagi di bulan Ramadhan. Allah Swt datang ke lapis langit yang paling bawah kepada mereka yang beribadah kepadaNya di shalat Tahajjud di luar bulan Ramadhan. Namun, di bulan Ramadhan kecintaan-Nya itu lebih meningkat lagi. Maka sungguh beruntunglah mereka yang dapat memanfaatkan sepenuhnya peluang ini, lalu berjanji akan senantiasa berusaha mengerjakan Tahajjud dan shalat Nawafil lainnya yang telah memberinya kesempatan mengalami kedekatan dengan Allah Swt, sehingga mereka pun akan menjaga kedawaman Shalat maupun tilawat Al Qur’an-nya. Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui keadaan qalbu manusia memfirmankan kepada Hadhrat Rasulullah Saw: Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, bila mereka memohon kepada-Ku dengan disertai janji akan berusaha meneruskan kewajiban keikhlasan ibadahnya dengan dawam, maka Aku pun akan tetap dekat dengan mereka, baik di bulan Ramadhan maupun sesudahnya.[3]
Beberapa ayat yang lain tentang pengkhidmatan adalah:
1:7, 2:91, 2:187, 2:208, 3:16, 3:21, 3:183, 4:173, 5:119, 6:89, 9:104, 10:108, 12:25, 14:12, 14:32, 15:43, 16:3, 17:6, 17:54, 17:66, 18:103, 19:3, 19:31, 19:64, 20:78, 21:106, 23:110, 25:18, 26:53, 28:83, 29:57, 29:63, 35:29, 35:33, 36:31, 37:75, 37:82, 37:161, 38:18, 38:46, 39:11, 39:54, 42:24, 42:28, 43:60, 50:12, 66:11, 89:30
Ayat Rasulallah (saw) sebagai Abdullah atau hamba Allah adalah:
2:24, 8:42, 17:2, 18:2, 25:2, 39:37, 53:11, 57:10, 72:20