Hilal: Perbedaan revisi

Dari Isa Mujahid Islam
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
(Menambahkan tautan)
(Menambahkan tautan pada catatan kaki)
 
Baris 6: Baris 6:
 
Begitu juga untuk menentukan bulan puasa, Rasulullah saw telah menetapkan tata cara untuk menentukan awal bulan Ramadhan yaitu:
 
Begitu juga untuk menentukan bulan puasa, Rasulullah saw telah menetapkan tata cara untuk menentukan awal bulan Ramadhan yaitu:
 
{{Arab Hadits|teks-hadits=‏لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ...}}
 
{{Arab Hadits|teks-hadits=‏لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ...}}
“Janganlah berpuasa hingga terlihat hilal…” (H.R. Bukhari) <ref>H.R. Al-Bukhari, Kitab Shaum, Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Jika kalian melihat hilal…”</ref>
+
“Janganlah berpuasa hingga terlihat hilal…” (H.R. Bukhari) <ref>[https://pustaka.isa.web.id/ref/hds-757c3c92-afa4-4e38-a29d-ac75e4b00006 H.R. Al-Bukhari, Kitab Shaum, Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Jika kalian melihat hilal…”]</ref>
  
 
== Bersaksi Ketika Melihat Hilal ==
 
== Bersaksi Ketika Melihat Hilal ==
 
Orang yang menyaksikan Hilal atau Bulan Baru, hendaknya ia bersaksi atas apa yang ia lihat. Diriwayatkan bahwa ada orang badui yang melihat hilal bulan Ramadhan. Lalu Rasulullah saw memerintahkan orang arab badui tersebut untuk bersumpah dengan mengucapkan Kalimat Syahadat.
 
Orang yang menyaksikan Hilal atau Bulan Baru, hendaknya ia bersaksi atas apa yang ia lihat. Diriwayatkan bahwa ada orang badui yang melihat hilal bulan Ramadhan. Lalu Rasulullah saw memerintahkan orang arab badui tersebut untuk bersumpah dengan mengucapkan Kalimat Syahadat.
  
Setelah orang badui tersebut bersumpah, maka Rasulullah saw memerintahkan kepada Hadhrat Bilal (ra) untuk mengumumkan kepada orang-orang agar besok mulai puasa Ramadhan. <ref>H.R. Abu Dawud, Kitab Puasa, Bab Kesaksian satu orang laki-laki untuk hilal Ramadan</ref>
+
Setelah orang badui tersebut bersumpah, maka Rasulullah saw memerintahkan kepada Hadhrat Bilal (ra) untuk mengumumkan kepada orang-orang agar besok mulai puasa Ramadhan. <ref>[https://pustaka.isa.web.id/ref/hds-943da873-c75f-43f2-92c4-8b22ad52ce4e H.R. Abu Dawud, Kitab Puasa, Bab Kesaksian satu orang laki-laki untuk hilal Ramadan]</ref>
  
 
== Catatan Kaki ==
 
== Catatan Kaki ==

Revisi terkini pada 15 Maret 2022 13.03

Kita sering mendengar kata Rukyatul Hilal. Rukya secara bahasa berarti aktivitas mengamati. Sedangkan Hilal berarti bentuk bulan yang melengkung seperti sabit. [1] Jadi Rukyatul Hilal adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan merukyat (mengamati) hilal atau bulan sabit secara langsung. [2]

Menentukan Bulan Qomariyah

Islam menggunakan kalender qomariyah untuk menentukan masuk dan berakhirnya bulan hijriyah. Qomar berarti bulan (purnama). Oleh karena itu, sistem penanggalan qomariyah mengandalkan penampakan bulan sebagai patokan utamanya.

Begitu juga untuk menentukan bulan puasa, Rasulullah saw telah menetapkan tata cara untuk menentukan awal bulan Ramadhan yaitu:

‏لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ...

“Janganlah berpuasa hingga terlihat hilal…” (H.R. Bukhari) [3]

Bersaksi Ketika Melihat Hilal

Orang yang menyaksikan Hilal atau Bulan Baru, hendaknya ia bersaksi atas apa yang ia lihat. Diriwayatkan bahwa ada orang badui yang melihat hilal bulan Ramadhan. Lalu Rasulullah saw memerintahkan orang arab badui tersebut untuk bersumpah dengan mengucapkan Kalimat Syahadat.

Setelah orang badui tersebut bersumpah, maka Rasulullah saw memerintahkan kepada Hadhrat Bilal (ra) untuk mengumumkan kepada orang-orang agar besok mulai puasa Ramadhan. [4]

Catatan Kaki