Khotbah-huzur-20211231: Perbedaan revisi

Dari Isa Mujahid Islam
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
k
(Mengganti konten yang salah)
 
Baris 1: Baris 1:
Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 03 Desember 2021 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris.
+
Khotbah ini Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu-minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 31 Desember 2021 (31 Fatah 1400 Hijriyah Syamsiyah/27 Jumadil Awwal 1443 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya). Khotbah ini memuat Keteladanan Para Sahabat Nabi Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam (ManusiaManusia Istimewa seri 139, Khulafa’ur Rasyidin Seri 04, Hadhrat Abu Bakr ibn Abu Quhafah radhiyAllahu ta’ala ‘anhu Seri 05)
  
Setelah membaca Tasyahud, Ta`awwuz dan Surah Al-Fatihah, Khalifatul Masih
+
== Poin-poin ==
Al-Khamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa beliau aba. akan mulai
 
menyampaikan topik berkenaan dengan kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra.
 
  
== Latar Belakang Keluarga Hadhrat Abu Bakar ra. ==
+
* Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz menguraikan sifat-sifat terpuji Khalifah (Pemimpin Penerus) bermartabat luhur dan Rasyid (lurus) dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hudhur aba. bersabda bahwa nama asli dari Hadhrat Abu Bakar ra. adalah Abdullah, dan nama ayahanda beliau ra. adalah Usman bin Amir. Nama panggilan beliau ra. adalah Abu Bakar, dan beliau ra. juga dikenal dengan nama “Atiq” dan “Siddiq”. Diriwayatkan bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. lahir pada tahun 573 M. Beliau ra. berasal dari suku Quraisy yang bernama Taim bin Murrah. Di masa jahiliyah (sebelum Islam), nama beliau ra. adalah Abdul Ka'bah, yang kemudian dirubah oleh Hadhrat Rasulullah saw. menjadi Abdullah. Menurut riwayat, ibunda beliau ra. bernama Salamah binti Sakhr binti Amir, atau ada juga riwayat yang menyatakan bahwa ibunda beliau adalah Lailah binti Sakhr.
+
* Penjelasan perihal Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah yang ditemani Hadhrat Abu Bakr radhiyAllahu ta’ala ‘anhu dan peristiwa di gua Tsaur.  
 +
* Hudhur (atba) akan terus menyebutkan lebih lanjut berbagai kejadian dalam masa Hadhrat Abu Bakr radhiyAllahu ta’ala ‘anhu di khotbah-khotbah mendatang.  
 +
* Tahun baru dan doa-doa.  
 +
* Shalat jenazah gaib tiga almarhum yang salah satunya dari Indonesia.  
  
== Ayahanda Hadhrat Abu Bakar ra. Masuk Islam ==  
+
== Isi Khotbah ==
Hudhur aba. bersabda bahwa berdasarkan silsilah keturunan dari Hadhrat Abu Bakar ra, beliau ra. memiliki hubungan kekerabatan dengan Hadhrat Rasulullah saw. dimana silsilah keturunan beliau ra. bertemu dengan silsilah keturunan Hadhrat Rasulullah saw. di generasi ketujuh sebelum beliau ra. Demikian pula, silsilah keluarga ibunda beliau ra. juga bertemu dengan silsilah keturunan Hadhrat Rasulullah saw. (di generasi keenam, pent). Kedua orang tua Hadhrat Abu Bakar ra. telah berbai’at menerima Islam. Ayahanda beliau ra. pada mulanya belum mau beriman, hingga akhirnya ia masuk  Islam ketika peristiwa Fatah Mekah, dimana saat itu, ia telah kehilangan penglihatannya. Di dalam peristiwa Fatah Mekah itu, Hadhrat Abu Bakar ra. membawa ayahnya ke hadapan Hadhrat Rasulullah saw. Setelah melihat ayahanda beliau ra. itu, Hadhrat Rasulullah saw. bersabda bahwa seharusnya Hadhrat Abu Bakar ra. tetap tinggal di rumah, dan beliau saw. sendiri yang akan mengunjunginya di rumahnya. Hadhrat Abu Bakar ra. bersabda bahwa lebih layak baginya untuk datang menemui Nabi Muhammad saw., daripada Nabi Muhammad saw. sendiri yang pergi ke rumahnya. Kemudian, Nabi Muhammad saw. meletakkan tangan beliau saw. di dada ayahanda Hadhrat Abu Bakar ra., dan mengajaknya untuk berbai’at ke dalam agama Islam. Ia pun menerima ajakan itu dan akhirnya masuk Islam.
+
Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz membacakan ayat sebagai berikut:
 +
{{Quran|teks-quran=اِلَّا تَنۡصُرُوۡہُ فَقَدۡ نَصَرَہُ اللّٰہُ اِذۡ اَخۡرَجَہُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ثَانِیَ اثۡنَیۡنِ اِذۡ ہُمَا فِی الۡغَارِ اِذۡ یَقُوۡلُ لِصَاحِبِہٖ لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا ۚ فَاَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ وَاَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا وَجَعَلَ کَلِمَۃَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا السُّفۡلٰی ؕ وَکَلِمَۃُ اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا ؕ وَاللّٰہُ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿۴۰﴾|teks-arti=Jika kamu tidak menolongnya, maka sungguh Allah telah menolongnya ketika ia diusir oleh orang-orang kafir, sedangkan ia adalah yang kedua dari yang dua ketika keduanya berada dalam gua, lalu ia berkata kepada temannya, ‘Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah beserta kita’, lalu Allah menurunkan ketentraman-Nya kepadanya dan menolongnya dengan laskar-laskar yang kamu tidak melihatnya dan Dia menjadikan perkataan orang-orang yang kafir itu rendah sedangkan Kalimah Allah itulah yang tertinggi, dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”|nomor-surat=9|nomor-ayat=40|nama-surat=At-Taubah}}
 +
Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz melanjutkan menceritakan insideninsiden terkait perjalanan Hadhrat Abu Bakr (ra) dalam rangka mendampingi Baginda Nabi Muhammad (saw) ke Madinah dan mereka berdua singgah di Gua Tsaur. Ayat-ayat tersebut diturunkan oleh Tuhan sehubungan dengan kejadian ini.
  
== Ibunda Hadhrat Abu Bakar ra. Bai’at Menerima Islam ==
+
=== Jangan Bersedih, Karena Allah Bersama Kita ===
Hudhur aba. bersabda bahwa ibunda Hadhrat Abu Bakar ra. adalah salah satu orang yang paling awal yang berbai’at ke dalam agama Islam. Suatu hari di masa Darul Arqam, ketika umat Islam masih harus beribadah dengan cara sembunyi-sembunyi, Hadhrat Abu Bakar ra. menyarankan kepada Nabi Muhammad saw. agar mereka pergi ke Masjidil Haram. Di sana, Hadhrat Abu Bakar ra. menyampaikan pidato yang isinya adalah mengajak orang-orang untuk bai’at menerima Islam. Nabi Muhammad saw. pun hadir di sana ketika itu. Dengan begitu, maka setelah Nabi Muhammad saw., Hadhrat Abu Bakar ra. adalah orang pertama yang berbicara di depan umum dan mengajak orang-orang untuk masuk Islam. Karena dakwahnya itu, orang-orang kafir lalu memukuli Hadhrat Abu Bakar ra., sehingga wajahnya menjadi bengkak dan memar sedemikian rupa sehingga hidungnya tidak bisa dibedakan lagi dari wajahnya. Setelah memukulinya, orang-orang yakin bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. pasti akan meninggal diakibatkan oleh luka-luka yang dideritanya. Beliau ra. tidak dapat berbicara dikarenakan tidak sadarkan diri, hingga akhirnya di malam hari, beliau ra. mulai tersadar dan langsung menanyakan kondisi Nabi Muhammad saw. Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang bisa menjawabnya. Hadhrat Abu Bakar ra. lalu meminta ibunya untuk pergi menemui Ummu Jamil untuk bertanya kepadanya mengenai kondisi Nabi Muhammad saw. Ummu Jamil ini sebenarnya adalah seorang Muslim, akan tetapi ia tidak mengungkapkannya secara terang-terangan. Ibunda Hadhrat Abu Bakar ra. lalu pergi, dan membawa Ummu Jamil kembali bersamanya. Ummu Jamil lalu memberi tahu Hadhrat Abu Bakar ra. bahwasanya Nabi Muhammad saw. dalam keadaan baik-baik saja. Kemudian, Hadhrat Abu Bakar ra. dibawa untuk menemui Nabi Muhammad saw. dengan bantuan ibunya. Ketika akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad saw., beliau ra. diliputi oleh rasa kecintaan yang sedemikian rupa mendalamnya kepada Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. mencium Hadhrat Abu Bakar ra. Kemudian, Hadhrat Abu Bakar ra. memohon kepada Nabi Muhammad saw. untuk mendoakan ibunya. Nabi Muhammad saw. lalu mengajak Ibunda beliau ra. untuk menerima Islam. Ia menerima ajakan Nabi Muhammad saw. tersebut dan akhirnya ia pun masuk Islam.
+
ketika orang-orang kafir yang tengah memburu mereka berdua berdiri di dekat gua, Hadhrat Abu Bakr (ra) menjadi khawatir mereka akan menemukan Rasulullah (saw). Ketika Rasulullah (saw) melihat kekhawatirannya, beliau meyakinkannya, “Jangan bersedih, karena Allah bersama kita”.
  
== Julukan Hadhrat Abu Bakar ra. ==
+
Pelacak (pencari jejak) berkata bahwa Nabi (saw) tidak mungkin melewati titik tempat itu, dan mereka seharusnya melihat ke dalam gua. Namun, Umayyah bin Khalaf – salah seorang pemimpin Makkah - mengatakan bahwa jaring laba-laba dan pohon yang ada di mulut gua itu sepertinya sudah ada sejak sebelum zaman Nabi (saw), jadi bagaimana bisa seseorang berada di dalam? Tidak mungkin ada orang masuk ke dalam. Karena itu, mereka memutuskan untuk tidak melihat ke dalam gua, dan pergi.
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. dikenal dengan gelar Atiq dan Siddiq. Beliau ra. disebut Atiq karena suatu kali, Nabi Muhammad saw. bersabda kepadanya bahwa beliau (Hadhrat Abu Bakar ra.) adalah orang yang diselamatkan oleh Allah Ta’ala dari api. Sejak saat itulah, beliau ra. dikenal dengan gelar Atiq. Ada riwayat lainnya yang menyatakan bahwa alasan Hadhrat Abu Bakar ra. diberi gelar Atiq adalah dikarenakan keindahan akhlak dan sifat beliau ra. yang sangat mulia. Atiq juga berarti tua atau kuno. Ada beberapa riwayat lainnya yang menyebutkan bahwa beliau ra. dikenal dengan gelar itu dikarenakan beliau ra. memiliki akhlak yang sangat mulia dan yang paling pertama bai’at menerima Islam.
 
  
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. juga dikenal dengan gelar Siddiq. Diriwayatkan bahwa beliau ra. telah mendapatkan gelar tersebut bahkan sejak masa jahiliyah. Hal ini dikarenakan beliau ra. memiliki standar kejujuran yang sangat tinggi. Diriwayatkan pula bahwa apabila Nabi Muhammad saw. menyampaikan suatu berita atau informasi apapun kepada beliau ra., maka beliau ra. akan segera mempercayai dan membenarkannya. Karena itulah, beliau ra. dikenal dengan gelar siddiq. Misalnya, ketika Nabi Muhammad saw. diperlihatkan kasyaf peristiwa isra di mana beliau saw. melakukan perjalanan malam ke Yerusalem yang berjarak sekitar 1.300 kilometer jauhnya, orang-orang pergi menemui Hadhrat Abu Bakar ra. dan bertanya kepadanya apakah beliau ra. membenarkan dan mempercayai pernyataan Nabi Muhammad saw tersebut. Hadhrat Abu Bakar ra. langsung membenarkan pernyataan Nabi Muhammad saw. Karena itulah, beliau ra. dikenal sebagai Siddiq. Terdapat sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa malaikat Jibril telah memberi tahu Nabi Muhammad saw. bahwasanya Hadhrat Abu Bakar ra. akan membenarkan kasyaf beliau saw tersebut. Karena itulah, beliau ra. diberi gelar Siddiq.
+
Menurut riwayat lain, ketika Hadhrat Abu Bakr (ra) mengungkapkan kekhawatirannya kepada Nabi (saw), beliau (saw) menjawab dengan mengatakan, 'Kita tidak sendirian, karena yang ketiga di antara kita adalah Tuhan.'
  
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. juga memiliki gelar Khalifatur Rasulillah (Penerus Rasulullah). Gelar ini tentu saja adalah gelar yang diberikan kepada beliau ra. setelah kewafatan Nabi Muhammad saw. Diriwayatkan juga bahwa beliau ra. dikenal sebagai Awwahun, yang artinya orang yang berhati lembut. Gelar lain yang diberikan kepada beliau ra. adalah Amirusy Syaaqirin (Pemimpin orang-orang yang bersyukur). Gelar ini diberikan kepada beliau dikarenakan beliau ra. adalah orang yang senantiasa bersyukur. Gelar lainnya yang diberikan kepada beliau ra. oleh Allah Ta’ala, yaitu Tsani Itsnain (salah satu dari dua). Gelar ini merujuk kepada peristiwa ketika Hadhrat Abu Bakar ra. bersama dengan Nabi Muhammad saw. bersembunyi di gua Hira. Gelar lainnya adalah Shahibur Rasul (Pendamping Rasul). Gelar ini juga didapat ketika Nabi Muhammad saw. memberi tahu sahabatnya di gua Hira untuk tidak khawatir, sebagaimana yang tercantum dalam QS. At-Taubah. Ketika ayat tersebut dibacakan, Hadhrat Abu Bakar ra. menangis dan berkata bahwa beliaulah  pendamping/sahabat yang dimaksud dalam ayat itu. Beliau ra. juga dikenal sebagai Adam-e-Tsani (Adam yang Kedua), yaitu gelar yang diberikan kepada beliau ra. oleh Hadhrat Masih Mau'ud as. Hadhrat Abu Bakar ra. juga tercatat dalam sejarah sebagai Khalilur Rasul (Sahabat karib Rasul). Diriwayatkan bahwasanya Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa jika beliau saw. harus menjadikan seseorang sebagai Khalil (sahabat karib) yang berasal dari antara orang-orang Quraisy, maka orang itu pastilah Hadhrat Abu Bakar ra. Hadhrat Masih Mau'ud as. menjelaskan sabda dari Hadhrat Rasulullah saw. tersebut bahwa tentu saja Hadhrat Abu Bakar ra. sudah menjadi sahabat Nabi Muhammad saw sejak awal. Akan tetapi, kata Khalil di sini merujuk pada makna “melebur menjadi satu”. Ini adalah sebuah kata yang hanya digunakan untuk menggambarkan betapa dekatnya hubungan seseorang dengan Allah Ta’ala, dan kata itu tidak dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antar sesama manusia. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. hendak mengungkapkan bahwa jika kata ini dapat disematkan kepada seseorang, maka orang itu pastilah Hadhrat Abu Bakar ra.
+
Hudhur (atba) mengutip Hadhrat Khalifatul Masih II (ra), yang mengatakan bahwa bahkan Nabi (saw) dan Hadhrat Abu Bakr (ra) di dalam gua Tsaur berada dalam situasi di mana musuh berada tepat di luar, dan jika musuh melihat ke dalam, mereka akan menemukannya, Rasulullah (saw) tegas dalam mempercayai Tuhan. Bahkan kepercayaannya kepada Tuhan begitu kuat sehingga menghilangkan kekhawatiran Hadhrat Abu Bakr (ra) juga.
  
Hudhur aba. bersabda berkenaan dengan gelar beliau yaitu Abu Bakar. “Bakar” dapat merujuk pada seekor unta muda. Karena memiliki kegemaran dan kepiawaian dalam memelihara unta, sehingga beliau ra. dikenal dengan sebutan “Abu Bakar”. “Bakara” juga berarti “cepat dalam bertindak”, yang artinya adalah beliau ra. lebih dahulu masuk Islam (dibandingan dengan yang lainnya, pent). Beliau ra. juga berada di garis terdepan dalam memberikan contoh teladan akhlak yang sangat mulia.
+
=== Loyalitas Hadhrat Abu Bakr (ra) yang Tidak Ada Cacatnya ===
 +
Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz mengutip Hadhrat Masih Mau'ud ‘alaihish shalaatu was salaam yang bersabda bahwa selama masa cobaan inilah Hadhrat Abu Bakr (ra) benar-benar menunjukkan kesetiaan dan kepercayaannya. Orang-orang kafir bertekad untuk membunuh Rasulullah (saw), namun tanpa memperhatikan apa yang akan terjadi, beliau tetap teguh di sisi Rasulullah (saw). Lebih jauh lagi, di antara para sahabat pada saat itu, Nabi (saw) memilih Hadhrat Abu Bakr (ra) untuk menemaninya selama masa cobaan ini. Hal ini dilakukan melalui pengetahuan Ilahi yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada Rasulullah (saw), memberitahukan kepadanya bahwa Hadhrat Abu Bakr (ra) adalah orang terbaik untuk menemaninya.
  
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. berkulit putih dan bertubuh kurus, sedikit bungkuk, matanya sedikit cekung, dan beliau ra. memiliki dahi yang lebar.
+
Hudhur (atba) selanjutnya mengutip Hadhrat Masih Mau'ud ‘alaihish shalaatu was salaam yang mengatakan bahwa ketika orang-orang kafir sedang berbicara di luar gua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meyakinkan Hadhrat Abu Bakr (ra). Namun, beliau tidak melakukannya hanya melalui indikasi dan gerak tubuh, sehingga orang-orang di luar tidak mendengarnya, melainkan kepercayaannya kepada Tuhan begitu teguh, sehingga dua orang di dalam gua itu berbicara, mengetahui bahwa Tuhan akan melindungi mereka.
  
Hudhur aba. bersabda bahwa sebelum bai’at ke dalam Islam, beliau ra. sebenarnya sudah dianggap sebagai orang yang terhormat. Beliau ra. adalah seorang pengusaha dan menjalani usahanya sembari menampilkan akhlak yang sangat terpuji. Orang-orang sering datang kepada beliau ra. untuk meminta nasihat tentang berbagai hal. Beliau ra. juga dikenal sebagai salah satu pengusaha paling sukses di Arab. Beliau ra. termasuk orang yang paling shaleh dan sangat dermawan. Beliau ra. dicintai oleh semua orang dan senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Diriwayatkan bahwa beliau ra. memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam menafsirkan mimpi. Ibnu Sirin mengatakan bahwa setelah Nabi Muhammad saw., Hadhrat Abu Bakar ra. adalah orang yang paling mahir dalam hal ini.
+
=== Hadiah yang Ditetapkan bagi yang dapat menangkap Rasulullah (saw) ===
 +
Orang-orang Makkah tidak berhasil dalam pencarian mereka untuk menangkap Rasulullah (saw), dan karena itu mereka mengumumkan hadiah seratus unta bila ada orang yang menangkap Rasulullah (saw) untuk dibawa kepada mereka, hidup atau mati.
  
Hudhur aba. bersabda bahwa orang-orang Mekah menganggap Hadhrat Abu Bakar ra. sebagai orang yang terbaik di antara mereka. Mereka akan meminta pendapat kepada beliau ra. mengenai berbagai hal. Beliau ra. juga merupakan bagian dari Hilful Fudhul, sebuah kelompok yang didirikan untuk membantu orang-orang yang tertindas dan teraniaya. Beliau ra. selalu menegakkan keadilan. Kelompok ini adalah kelompok yang Nabi Muhammad saw. juga menjadi bagian di dalamnya.
+
Setelah tiga hari [di dalam gua Tsaur], sesuai rencana, Abdullah bin Uraiqit membawa tiga unta ke gua, dan mereka bertiga berangkat menuju Madinah pada malam hari.  
  
== Akhlak Hadhrat Abu Bakar ra. di Masa Jahiliyah ==
+
Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz meriwayatkan berbagai pendapat para ulama mengenai tanggal [patokan waktu] saat mereka berangkat dari gua menuju Madinah.
Hudhur aba. bersabda sejak zaman jahiliyah (sebelum turunnya agama Islam), Hadhrat Abu Bakar ra. sudah menolak dan menentang penyembahan berhala. Beliau ra. tidak pernah sujud di hadapan berhala apapun. Beliau ra. juga menolak untuk meminum alkohol dan tidak pernah meminumnya sama sekali. Bahkan di masa-masa jahiliyah pun, beliau ra. tidak pernah meminum alkohol. Ketika ditanya mengapa beliau ra. tidak pernah meminum alkohol, beliau ra. menjawab hal itu dikarenakan beliau ra. sadar akan kehormatan dan kesuciannya, dimana kehormatannya itu tidak akan bisa terjaga apabila ia mengonsumsi alkohol.
 
  
Hudhur aba. kemudian menyampaikan peristiwa berkenaan dengan masuknya Hadhrat Abu Bakar ra. ke dalam agama Islam. Hadhrat Abu Bakar ra. mendengar kabar bahwa suami Khadijah telah mendakwakan dirinya sebagai nabi, seperti halnya Nabi Musa as. Hadhrat Abu Bakar ra. lalu pergi menemui Nabi Muhammad saw. dan langsung mempercayai dan membenarkan pendakwaan beliau saw. tersebut. Diriwayatkan juga bahwa sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw., Hadhrat Abu Bakar ra. melihat dalam mimpi bahwa ada sebuah bulan yang jatuh di kota Mekah. Bulan itu lalu hancur berkeping-keping dan pecahan-pecahannya berserakan dan tersebar ke setiap rumah. Kemudian, semua pecahan-pecahan dari bulan tersebut berkumpul di pangkuannya. Ketika beliau ra. bertanya tentang tafsir dari mimpinya itu, beliau ra. diberitahu bahwasanya seorang nabi yang ditunggu-tunggu akan segera datang, dan Hadhrat Abu Bakar ra. akan menjadi pengikutnya yang paling pertama.
+
=== Melanjutkan Perjalanan ke Madinah ===
 +
Rasulullah (saw) mengendarai unta bernama alQaswa. Ketika mereka pergi, Nabi (saw) melihat ke arah Makkah dan berkata, 'Wahai Makkah, kamu sangat aku sayangi, tetapi orang-orangmu tidak mengizinkanku tinggal di sini'. Kemudian Hadhrat Abu Bakr (ra) berkata, 'Orang-orang ini pasti akan binasa karena telah mengusir Nabi mereka.'
  
Hudhur aba. bersabda bahwa Hudhur aba. akan kembali menyampaikan peristiwaperistiwa yang terjadi di dalam kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra. di khutbah-khutbah yang akan datang.
+
Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz mengatakan bahwa ketika mereka mencapai tempat yang disebut Juhafa, Allah Ta'ala menurunkan ayat,
 +
{{Quran|teks-arti=Sesungguhnya Dia yang telah mengikatkan ajaran Al-Qur’an kepadamu, akan membawamu kembali ke tempatmu lagi yang semula. Katakanlah, 'Tuhanku lebih mengetahui siapa yang membawa petunjuk, dan siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata|nomor-surat=28|nomor-ayat=86|teks-quran=اِنَّ الَّذِیۡ فَرَضَ عَلَیۡکَ الۡقُرۡاٰنَ لَرَآدُّکَ اِلٰی مَعَادٍ ؕ قُلۡ رَّبِّیۡۤ اَعۡلَمُ مَنۡ جَآءَ بِالۡہُدٰی وَمَنۡ ہُوَ فِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ﴿۸۶﴾|nama-surat=Al-Qashash}}
 +
Mereka melakukan perjalanan sepanjang malam, dan keesokan harinya, di sore hari, mereka berhenti di bawah naungan, di mana Hadhrat Abu Bakr (ra) meminta Nabi (saw) untuk beristirahat, dan beliau berbaring. Hadhrat Abu Bakr (ra) kemudian pergi dan bisa mendapatkan susu untuk Nabi (saw).
  
== Referensi ==
+
=== Upaya gagal Orang Makkah untuk Menangkap Rasulullah (saw) ===
Diringkas oleh: The Review of Religions
+
Mengingat banyaknya hadiah [dari para pemimpin Makkah] bila dapat menangkap Rasulullah (saw), banyak orang Makkah keluar mencari beliau. Salah satunya adalah Suraqah bin Malik. Dia dengan cepat menuju Nabi (saw), tetapi di sepanjang jalan, kudanya jatuh.
  
 +
Dia membuat undian dan beberapa kali yang keluar dari undian ialah menentang melakukan perjalanan ini [hasil undiannya menyuruhnya pulang dan tidak mengejar Nabi]. Tapi dia tidak peduli, dan terus berkuda. Dia bisa begitu dekat dengan Rasulullah (saw), sehingga dia bisa mendengar sesuatu yang sedang dibacakan oleh Rasulullah (saw). Namun, saat dia mendekat, kaki kudanya tenggelam ke pasir dan tidak bisa keluar. Dia menggambar banyak lagi, dan hasilnya bertentangan dengan misinya ini.
 +
 +
Karena itu, dia [Suraqah yang tengah mengejar] memanggil Rasulullah (saw) dan mengatakan bahwa dia tidak akan membahayakan mereka. Meskipun dia telah bersiap untuk menangkap Rasulullah (saw), dia menyerah, menganggap apa yang telah terjadi sebagai sebuah pertanda. Dia menjelaskan bahwa dia hanya mengejar mereka karena karunia. Rasulullah (saw) hanya mengatakan bahwa dia tidak boleh memberi tahu siapa pun tentang keberadaan mereka.
 +
 +
Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz mengatakan bahwa beliau akan terus menyoroti kejadian-kejadian dari kehidupan Hadhrat Abu Bakr (ra) dalam khotbah-khotbah mendatang.
 +
 +
=== Doa untuk Tahun Baru ===
 +
Tahun baru akan dimulai besok. Semoga Allah menjadikan tahun baru ini berkah bagi Jemaat dan anggotanya. Semoga Jemaat dijauhkan dari segala kejahatan, dan semoga semua rencana melawan Jemaat ini dapat digagalkan. Semoga kita termasuk orang-orang yang menyaksikan pemenuhan janji Allah kepada Hadhrat Masih Mau'ud as.
 +
 +
Kita harus memasuki tahun baru dengan doa. Tahajjud [salat sunnah sebelum fajar] harus dilakukan, dan banyak masjid yang mengaturnya. Mereka yang belum membuat rencana harus melakukannya. Jika tidak memungkinkan secara berjamaah, maka setiap orang harus melakukan Tahajud secara individu di rumah mereka.
 +
 +
Bersama dengan mengucapkan Durood Sharif [salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad (saw)] dan Istighfar [meminta pengampunan], doa-doa berikut harus dibacakan,
 +
{{Quran|teks-quran=رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوۡبَنَا بَعۡدَ اِذۡ ہَدَیۡتَنَا وَہَبۡ لَنَا مِنۡ لَّدُنۡکَ رَحۡمَۃً ۚ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡوَہَّابُ ﴿۹﴾|teks-arti=Yaa Tuhan kami, janganlah hati kami menjadi sesat setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan berikan kami rahmat dari-Mu; Sesungguhnya, hanya Engkaulah yang Maha Menganugerahkan.|nomor-surat=3|nomor-ayat=9|nama-surat=Ali-'Imran}}
 +
dan
 +
{{Quran|teks-quran=وَمَا کَانَ قَوۡلَہُمۡ اِلَّاۤ اَنۡ قَالُوۡا رَبَّنَا اغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَاِسۡرَافَنَا فِیۡۤ اَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ اَقۡدَامَنَا وَانۡصُرۡنَا عَلَی الۡقَوۡمِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿۱۴۸﴾|nomor-surat=3|nomor-ayat=148|teks-arti=Yaa Tuhan kami, ampunilah kesalahan kami dan kelebihan kami dalam perilaku kami, dan kuatkan langkah kami dan bantulah kami melawan orang-orang yang ingkar.|nama-surat=Ali-'Imran}}
 +
 +
=== Shalat jenazah gaib ===
 +
Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz akan [setelah Jumatan] mengimami salat jenazah gaib bagi anggota yang telah meninggal berikut ini: Malik Farooq Ahmad Khokhar dari Multan, yang meninggal pada 18 Desember. Almarhum adalah putra Malik Umar Ali Khokhar Sahib, dan ibunya adalah Syeda Nusrat Jahan Begum Sahiba, putri Mir Muhammad Ishaaq Sahib. beliau mengkhidmati Jemaat di Multan dalam berbagai kapasitas.
 +
 +
Almarhum meninggalkan seorang istri, seorang putra, dan lima putri. beliau sangat penyayang dan perhatian. beliau rutin melakukan Tahajud. Jika ada yang membutuhkan, beliau akan selalu siap membantu mereka segera. beliau sangat ramah dan penuh kasih. beliau dihormati dan dicintai oleh seluruh keluarganya. Ayah beliau meninggal ketika beliau masih muda, setelah itu beliau merawat seluruh keluarganya dengan sangat baik.
 +
 +
Almarhum adalah bagian dari rombongan Khalifah Keempat (rh) selama masa hijrah beliau dari Pakistan ke London. Beliau memberikan bantuan keuangan kepada anggota keluarga, bahkan jika mereka bukan Ahmadi. beliau sangat mencintai Khilafat.
 +
 +
Semoga Allah Ta’ala memperlakukan Almarhum dengan pengampunan dan belas kasihan, dan semoga Dia memberi anak-anaknya kesabaran, dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan kebajikan.
 +
 +
Rahmatullah Sahib Indonesia. Sejak saat pembaiatannya hingga kematiannya, beliau memberikan layanan pengkhidmatan yang luar biasa. Almarhum meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan enam cucu. Beliau pernah melihat Hadhrat Masih Mau'ud (as) dalam mimpi, yang membawanya untuk menerima Ahmadiyah. Meski mendapat ancaman dari pihak penentang, beliau dengan gagah berani membela Ahmadiyah. Beliau sangat dermawan, beliau sangat mencintai Khilafat dan sangat patuh. Semoga Allah memperlakukan Almarhum dengan pengampunan dan belas kasihan dan memungkinkan anak-anaknya untuk melanjutkan kebajikannya.
 +
 +
Al-Haaj Abdul Hameed Taak dari Kashmir, yang meninggal pada 24 Desember. Beliau adalah seorang Musi. Beliau sangat saleh, baik dan dicintai oleh semua orang. Beliau mengkhidmati Jemaat dalam berbagai kapasitas. Beliau memainkan peran penting dalam pendirian sekolah dan masjid. Semoga Allah Ta’ala memperlakukan beliau dengan pengampunan dan belas kasihan dan membangun kebajikan dalam keturunannya.
 
[[Kategori:Khotbah]]
 
[[Kategori:Khotbah]]

Revisi terkini pada 7 Januari 2022 06.01

Khotbah ini Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu-minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 31 Desember 2021 (31 Fatah 1400 Hijriyah Syamsiyah/27 Jumadil Awwal 1443 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya). Khotbah ini memuat Keteladanan Para Sahabat Nabi Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam (ManusiaManusia Istimewa seri 139, Khulafa’ur Rasyidin Seri 04, Hadhrat Abu Bakr ibn Abu Quhafah radhiyAllahu ta’ala ‘anhu Seri 05)

Poin-poin

  • Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz menguraikan sifat-sifat terpuji Khalifah (Pemimpin Penerus) bermartabat luhur dan Rasyid (lurus) dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Penjelasan perihal Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah yang ditemani Hadhrat Abu Bakr radhiyAllahu ta’ala ‘anhu dan peristiwa di gua Tsaur.
  • Hudhur (atba) akan terus menyebutkan lebih lanjut berbagai kejadian dalam masa Hadhrat Abu Bakr radhiyAllahu ta’ala ‘anhu di khotbah-khotbah mendatang.
  • Tahun baru dan doa-doa.
  • Shalat jenazah gaib tiga almarhum yang salah satunya dari Indonesia.

Isi Khotbah

Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz membacakan ayat sebagai berikut:

اِلَّا تَنۡصُرُوۡہُ فَقَدۡ نَصَرَہُ اللّٰہُ اِذۡ اَخۡرَجَہُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ثَانِیَ اثۡنَیۡنِ اِذۡ ہُمَا فِی الۡغَارِ اِذۡ یَقُوۡلُ لِصَاحِبِہٖ لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا ۚ فَاَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ وَاَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا وَجَعَلَ کَلِمَۃَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا السُّفۡلٰی ؕ وَکَلِمَۃُ اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا ؕ وَاللّٰہُ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿۴۰﴾
"Jika kamu tidak menolongnya, maka sungguh Allah telah menolongnya ketika ia diusir oleh orang-orang kafir, sedangkan ia adalah yang kedua dari yang dua ketika keduanya berada dalam gua, lalu ia berkata kepada temannya, ‘Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah beserta kita’, lalu Allah menurunkan ketentraman-Nya kepadanya dan menolongnya dengan laskar-laskar yang kamu tidak melihatnya dan Dia menjadikan perkataan orang-orang yang kafir itu rendah sedangkan Kalimah Allah itulah yang tertinggi, dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”" (QS. At-Taubah 9:40)

Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz melanjutkan menceritakan insideninsiden terkait perjalanan Hadhrat Abu Bakr (ra) dalam rangka mendampingi Baginda Nabi Muhammad (saw) ke Madinah dan mereka berdua singgah di Gua Tsaur. Ayat-ayat tersebut diturunkan oleh Tuhan sehubungan dengan kejadian ini.

Jangan Bersedih, Karena Allah Bersama Kita

ketika orang-orang kafir yang tengah memburu mereka berdua berdiri di dekat gua, Hadhrat Abu Bakr (ra) menjadi khawatir mereka akan menemukan Rasulullah (saw). Ketika Rasulullah (saw) melihat kekhawatirannya, beliau meyakinkannya, “Jangan bersedih, karena Allah bersama kita”.

Pelacak (pencari jejak) berkata bahwa Nabi (saw) tidak mungkin melewati titik tempat itu, dan mereka seharusnya melihat ke dalam gua. Namun, Umayyah bin Khalaf – salah seorang pemimpin Makkah - mengatakan bahwa jaring laba-laba dan pohon yang ada di mulut gua itu sepertinya sudah ada sejak sebelum zaman Nabi (saw), jadi bagaimana bisa seseorang berada di dalam? Tidak mungkin ada orang masuk ke dalam. Karena itu, mereka memutuskan untuk tidak melihat ke dalam gua, dan pergi.

Menurut riwayat lain, ketika Hadhrat Abu Bakr (ra) mengungkapkan kekhawatirannya kepada Nabi (saw), beliau (saw) menjawab dengan mengatakan, 'Kita tidak sendirian, karena yang ketiga di antara kita adalah Tuhan.'

Hudhur (atba) mengutip Hadhrat Khalifatul Masih II (ra), yang mengatakan bahwa bahkan Nabi (saw) dan Hadhrat Abu Bakr (ra) di dalam gua Tsaur berada dalam situasi di mana musuh berada tepat di luar, dan jika musuh melihat ke dalam, mereka akan menemukannya, Rasulullah (saw) tegas dalam mempercayai Tuhan. Bahkan kepercayaannya kepada Tuhan begitu kuat sehingga menghilangkan kekhawatiran Hadhrat Abu Bakr (ra) juga.

Loyalitas Hadhrat Abu Bakr (ra) yang Tidak Ada Cacatnya

Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz mengutip Hadhrat Masih Mau'ud ‘alaihish shalaatu was salaam yang bersabda bahwa selama masa cobaan inilah Hadhrat Abu Bakr (ra) benar-benar menunjukkan kesetiaan dan kepercayaannya. Orang-orang kafir bertekad untuk membunuh Rasulullah (saw), namun tanpa memperhatikan apa yang akan terjadi, beliau tetap teguh di sisi Rasulullah (saw). Lebih jauh lagi, di antara para sahabat pada saat itu, Nabi (saw) memilih Hadhrat Abu Bakr (ra) untuk menemaninya selama masa cobaan ini. Hal ini dilakukan melalui pengetahuan Ilahi yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada Rasulullah (saw), memberitahukan kepadanya bahwa Hadhrat Abu Bakr (ra) adalah orang terbaik untuk menemaninya.

Hudhur (atba) selanjutnya mengutip Hadhrat Masih Mau'ud ‘alaihish shalaatu was salaam yang mengatakan bahwa ketika orang-orang kafir sedang berbicara di luar gua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meyakinkan Hadhrat Abu Bakr (ra). Namun, beliau tidak melakukannya hanya melalui indikasi dan gerak tubuh, sehingga orang-orang di luar tidak mendengarnya, melainkan kepercayaannya kepada Tuhan begitu teguh, sehingga dua orang di dalam gua itu berbicara, mengetahui bahwa Tuhan akan melindungi mereka.

Hadiah yang Ditetapkan bagi yang dapat menangkap Rasulullah (saw)

Orang-orang Makkah tidak berhasil dalam pencarian mereka untuk menangkap Rasulullah (saw), dan karena itu mereka mengumumkan hadiah seratus unta bila ada orang yang menangkap Rasulullah (saw) untuk dibawa kepada mereka, hidup atau mati.

Setelah tiga hari [di dalam gua Tsaur], sesuai rencana, Abdullah bin Uraiqit membawa tiga unta ke gua, dan mereka bertiga berangkat menuju Madinah pada malam hari.

Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz meriwayatkan berbagai pendapat para ulama mengenai tanggal [patokan waktu] saat mereka berangkat dari gua menuju Madinah.

Melanjutkan Perjalanan ke Madinah

Rasulullah (saw) mengendarai unta bernama alQaswa. Ketika mereka pergi, Nabi (saw) melihat ke arah Makkah dan berkata, 'Wahai Makkah, kamu sangat aku sayangi, tetapi orang-orangmu tidak mengizinkanku tinggal di sini'. Kemudian Hadhrat Abu Bakr (ra) berkata, 'Orang-orang ini pasti akan binasa karena telah mengusir Nabi mereka.'

Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz mengatakan bahwa ketika mereka mencapai tempat yang disebut Juhafa, Allah Ta'ala menurunkan ayat,

اِنَّ الَّذِیۡ فَرَضَ عَلَیۡکَ الۡقُرۡاٰنَ لَرَآدُّکَ اِلٰی مَعَادٍ ؕ قُلۡ رَّبِّیۡۤ اَعۡلَمُ مَنۡ جَآءَ بِالۡہُدٰی وَمَنۡ ہُوَ فِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ﴿۸۶﴾
"Sesungguhnya Dia yang telah mengikatkan ajaran Al-Qur’an kepadamu, akan membawamu kembali ke tempatmu lagi yang semula. Katakanlah, 'Tuhanku lebih mengetahui siapa yang membawa petunjuk, dan siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata" (QS. Al-Qashash 28:86)

Mereka melakukan perjalanan sepanjang malam, dan keesokan harinya, di sore hari, mereka berhenti di bawah naungan, di mana Hadhrat Abu Bakr (ra) meminta Nabi (saw) untuk beristirahat, dan beliau berbaring. Hadhrat Abu Bakr (ra) kemudian pergi dan bisa mendapatkan susu untuk Nabi (saw).

Upaya gagal Orang Makkah untuk Menangkap Rasulullah (saw)

Mengingat banyaknya hadiah [dari para pemimpin Makkah] bila dapat menangkap Rasulullah (saw), banyak orang Makkah keluar mencari beliau. Salah satunya adalah Suraqah bin Malik. Dia dengan cepat menuju Nabi (saw), tetapi di sepanjang jalan, kudanya jatuh.

Dia membuat undian dan beberapa kali yang keluar dari undian ialah menentang melakukan perjalanan ini [hasil undiannya menyuruhnya pulang dan tidak mengejar Nabi]. Tapi dia tidak peduli, dan terus berkuda. Dia bisa begitu dekat dengan Rasulullah (saw), sehingga dia bisa mendengar sesuatu yang sedang dibacakan oleh Rasulullah (saw). Namun, saat dia mendekat, kaki kudanya tenggelam ke pasir dan tidak bisa keluar. Dia menggambar banyak lagi, dan hasilnya bertentangan dengan misinya ini.

Karena itu, dia [Suraqah yang tengah mengejar] memanggil Rasulullah (saw) dan mengatakan bahwa dia tidak akan membahayakan mereka. Meskipun dia telah bersiap untuk menangkap Rasulullah (saw), dia menyerah, menganggap apa yang telah terjadi sebagai sebuah pertanda. Dia menjelaskan bahwa dia hanya mengejar mereka karena karunia. Rasulullah (saw) hanya mengatakan bahwa dia tidak boleh memberi tahu siapa pun tentang keberadaan mereka.

Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz mengatakan bahwa beliau akan terus menyoroti kejadian-kejadian dari kehidupan Hadhrat Abu Bakr (ra) dalam khotbah-khotbah mendatang.

Doa untuk Tahun Baru

Tahun baru akan dimulai besok. Semoga Allah menjadikan tahun baru ini berkah bagi Jemaat dan anggotanya. Semoga Jemaat dijauhkan dari segala kejahatan, dan semoga semua rencana melawan Jemaat ini dapat digagalkan. Semoga kita termasuk orang-orang yang menyaksikan pemenuhan janji Allah kepada Hadhrat Masih Mau'ud as.

Kita harus memasuki tahun baru dengan doa. Tahajjud [salat sunnah sebelum fajar] harus dilakukan, dan banyak masjid yang mengaturnya. Mereka yang belum membuat rencana harus melakukannya. Jika tidak memungkinkan secara berjamaah, maka setiap orang harus melakukan Tahajud secara individu di rumah mereka.

Bersama dengan mengucapkan Durood Sharif [salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad (saw)] dan Istighfar [meminta pengampunan], doa-doa berikut harus dibacakan,

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوۡبَنَا بَعۡدَ اِذۡ ہَدَیۡتَنَا وَہَبۡ لَنَا مِنۡ لَّدُنۡکَ رَحۡمَۃً ۚ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡوَہَّابُ ﴿۹﴾
"Yaa Tuhan kami, janganlah hati kami menjadi sesat setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan berikan kami rahmat dari-Mu; Sesungguhnya, hanya Engkaulah yang Maha Menganugerahkan." (QS. Ali-'Imran 3:9)

dan

وَمَا کَانَ قَوۡلَہُمۡ اِلَّاۤ اَنۡ قَالُوۡا رَبَّنَا اغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَاِسۡرَافَنَا فِیۡۤ اَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ اَقۡدَامَنَا وَانۡصُرۡنَا عَلَی الۡقَوۡمِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿۱۴۸﴾
"Yaa Tuhan kami, ampunilah kesalahan kami dan kelebihan kami dalam perilaku kami, dan kuatkan langkah kami dan bantulah kami melawan orang-orang yang ingkar." (QS. Ali-'Imran 3:148)

Shalat jenazah gaib

Hudhur ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz akan [setelah Jumatan] mengimami salat jenazah gaib bagi anggota yang telah meninggal berikut ini: Malik Farooq Ahmad Khokhar dari Multan, yang meninggal pada 18 Desember. Almarhum adalah putra Malik Umar Ali Khokhar Sahib, dan ibunya adalah Syeda Nusrat Jahan Begum Sahiba, putri Mir Muhammad Ishaaq Sahib. beliau mengkhidmati Jemaat di Multan dalam berbagai kapasitas.

Almarhum meninggalkan seorang istri, seorang putra, dan lima putri. beliau sangat penyayang dan perhatian. beliau rutin melakukan Tahajud. Jika ada yang membutuhkan, beliau akan selalu siap membantu mereka segera. beliau sangat ramah dan penuh kasih. beliau dihormati dan dicintai oleh seluruh keluarganya. Ayah beliau meninggal ketika beliau masih muda, setelah itu beliau merawat seluruh keluarganya dengan sangat baik.

Almarhum adalah bagian dari rombongan Khalifah Keempat (rh) selama masa hijrah beliau dari Pakistan ke London. Beliau memberikan bantuan keuangan kepada anggota keluarga, bahkan jika mereka bukan Ahmadi. beliau sangat mencintai Khilafat.

Semoga Allah Ta’ala memperlakukan Almarhum dengan pengampunan dan belas kasihan, dan semoga Dia memberi anak-anaknya kesabaran, dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan kebajikan.

Rahmatullah Sahib Indonesia. Sejak saat pembaiatannya hingga kematiannya, beliau memberikan layanan pengkhidmatan yang luar biasa. Almarhum meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan enam cucu. Beliau pernah melihat Hadhrat Masih Mau'ud (as) dalam mimpi, yang membawanya untuk menerima Ahmadiyah. Meski mendapat ancaman dari pihak penentang, beliau dengan gagah berani membela Ahmadiyah. Beliau sangat dermawan, beliau sangat mencintai Khilafat dan sangat patuh. Semoga Allah memperlakukan Almarhum dengan pengampunan dan belas kasihan dan memungkinkan anak-anaknya untuk melanjutkan kebajikannya.

Al-Haaj Abdul Hameed Taak dari Kashmir, yang meninggal pada 24 Desember. Beliau adalah seorang Musi. Beliau sangat saleh, baik dan dicintai oleh semua orang. Beliau mengkhidmati Jemaat dalam berbagai kapasitas. Beliau memainkan peran penting dalam pendirian sekolah dan masjid. Semoga Allah Ta’ala memperlakukan beliau dengan pengampunan dan belas kasihan dan membangun kebajikan dalam keturunannya.