Perubahan

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
k
Menyunting dengan suntingan kecil hingga Bab 32
Baris 81: Baris 81:  
‘Setiap hari Dia menampakkan Wujud-Nya dalam keadaan yang berlainan.’ (S.55 Ar-Rahman:30)
 
‘Setiap hari Dia menampakkan Wujud-Nya dalam keadaan yang berlainan.’ (S.55 Ar-Rahman:30)
   −
Berdasarkan ayat di atas, Dia akan memperlihatkan tanda-tanda segar setiap hari bagi mereka yang menyampaikan pesan-Nya. Bantuan Ilahi ini bisa mewujud dalam berbagai macam bentuk. Seringkali kalian bisa melihat pemakbulan doa yang luar biasa dari para pentabligh, terkadang diperlihatkan bagaimana Allah s.w.t. melindungi mereka dari musuh-musuh mereka. Seringkali para pendakwah di bidang tabligh itu dikaruniai pengetahuan ilmiah yang luar biasa. Terkadang terlihat perubahan sikap mendadak di hati musuh- musuh besar. Bentuk lain dari kecintaan dan kasih Allah adalah ketika Dia mengajarkan kepada hamba-Nya argumentasi yang meyakinkan terhadap para kritikusnya dan memberikan keberhasilan yang luar biasa. Kemudian ada pula pertunjukan kemurkaan Tuhan ketika para musuh yang takabur dicengkeram guna menjadi pelajaran bagi yang lainnya.
+
Berdasarkan ayat di atas, Dia akan memperlihatkan tanda-tanda segar setiap hari bagi mereka yang menyampaikan pesan-Nya. Bantuan Ilahi ini bisa mewujud dalam berbagai macam bentuk. Seringkali kalian bisa melihat pemakbulan doa yang luar biasa dari para pentabligh, terkadang diperlihatkan bagaimana Allah s.w.t. melindungi mereka dari musuh-musuh mereka. Seringkali para pendakwah di bidang tabligh itu dikaruniai pengetahuan ilmiah yang luar biasa. Terkadang terlihat perubahan sikap mendadak di hati musuh-musuh besar. Bentuk lain dari kecintaan dan kasih Allah adalah ketika Dia mengajarkan kepada hamba-Nya argumentasi yang meyakinkan terhadap para kritikusnya dan memberikan keberhasilan yang luar biasa. Kemudian ada pula pertunjukan kemurkaan Tuhan ketika para musuh yang takabur dicengkeram guna menjadi pelajaran bagi yang lainnya.
    
Pertolongan Ilahi bagi para pendakwah dalam bentuk tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat ini membuktikan kalau orang bersangkutan itu termasuk mereka yang dikasihi Allah s.w.t. sang Pencipta langit dan bumi. Mata air sumber pertolongan dan bantuan Ilahi ini tidak terikat oleh batasan ruang dan waktu. Hal-hal demikian di setiap zaman dan di tempat mana pun. Bisa saja berbentuk taman bunga yang indah di Eropah, semak-semak di Afrika, ratusan pulau-pulau kecil yang dikitari lautan dimana Allah s.w.t. mempertontonkan pertolongan Ilahi guna menyegarkan kembali keimanan para mukminin dan sebagai bukti hidup dari Wujud yang Maha Ada. Setiap bangsa bisa saja menikmati mata air universal yang mengalir tanpa henti ini. Tidak ada kurun waktu yang dikaliskan dari berkat Ilahi tersebut. Dalam masa akhir zaman ini yang sebenarnya merupakan masa yang menjadi milik Junjungan kita Hazrat Muhammad Mustafa s.a.w., Allah s.w.t. telah meletakkan fondasi kebangkitan kembali Islam dan menghidupkan kembali pemandangan sebagaimana dulu terlihat di masa para nabi-nabi masa lalu. Melalui berkat dari putra ruhani Nabi Suci s.a.w. yaitu Hazrat Masih Mau'ud a.s., khilafat beliau, para sahabat dan para pendakwah lainnya, Allah s.w.t. telah menghidupkan kembali mata air berberkat sebagai bukti bahwa Islam bukanlah dongeng atau legenda agama di masa lalu. Islam adalah pohon abadi yang tetap hijau yang manis buahnya tetap tersedia di setiap zaman dan bisa dinikmati setiap bangsa. Berikutnya adalah pertelaan dari kisah-kisah yang menggugah hati tentang pertolongan Ilahi di bidang tabligh.
 
Pertolongan Ilahi bagi para pendakwah dalam bentuk tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat ini membuktikan kalau orang bersangkutan itu termasuk mereka yang dikasihi Allah s.w.t. sang Pencipta langit dan bumi. Mata air sumber pertolongan dan bantuan Ilahi ini tidak terikat oleh batasan ruang dan waktu. Hal-hal demikian di setiap zaman dan di tempat mana pun. Bisa saja berbentuk taman bunga yang indah di Eropah, semak-semak di Afrika, ratusan pulau-pulau kecil yang dikitari lautan dimana Allah s.w.t. mempertontonkan pertolongan Ilahi guna menyegarkan kembali keimanan para mukminin dan sebagai bukti hidup dari Wujud yang Maha Ada. Setiap bangsa bisa saja menikmati mata air universal yang mengalir tanpa henti ini. Tidak ada kurun waktu yang dikaliskan dari berkat Ilahi tersebut. Dalam masa akhir zaman ini yang sebenarnya merupakan masa yang menjadi milik Junjungan kita Hazrat Muhammad Mustafa s.a.w., Allah s.w.t. telah meletakkan fondasi kebangkitan kembali Islam dan menghidupkan kembali pemandangan sebagaimana dulu terlihat di masa para nabi-nabi masa lalu. Melalui berkat dari putra ruhani Nabi Suci s.a.w. yaitu Hazrat Masih Mau'ud a.s., khilafat beliau, para sahabat dan para pendakwah lainnya, Allah s.w.t. telah menghidupkan kembali mata air berberkat sebagai bukti bahwa Islam bukanlah dongeng atau legenda agama di masa lalu. Islam adalah pohon abadi yang tetap hijau yang manis buahnya tetap tersedia di setiap zaman dan bisa dinikmati setiap bangsa. Berikutnya adalah pertelaan dari kisah-kisah yang menggugah hati tentang pertolongan Ilahi di bidang tabligh.
Baris 107: Baris 107:  
Karena tabligh yang aku lakukan bagi Jemaat Ahmadiyah, Allah s.w.t. telah menganugrahkan kepadaku kenikmatan ruhani. Berkat hal ini maka terkadang mewujud apa pun yang aku ucapkan atau doakan bagi mereka yang sakit atau yang papa, dimana Allah s.w.t. langsung mengabulkan doaku dan mengangkat kesulitan orang-orang itu.
 
Karena tabligh yang aku lakukan bagi Jemaat Ahmadiyah, Allah s.w.t. telah menganugrahkan kepadaku kenikmatan ruhani. Berkat hal ini maka terkadang mewujud apa pun yang aku ucapkan atau doakan bagi mereka yang sakit atau yang papa, dimana Allah s.w.t. langsung mengabulkan doaku dan mengangkat kesulitan orang-orang itu.
   −
Beliau menulis dalam bukunya bahwa suatu ketika beliau berbicara dalam suatu pertemuan di sebuah desa bernama Makhnawali, khususnya mengutara- kan tentang berbagai mukjizat dan tanda-tanda dari Masih Mau'ud a.s. sebagai bukti kebenaran pengakuannya. Setelah pertemuan itu ketika beliau berjalan ke mesjid untuk shalat, dua orang desa (yang berprofesi sebagai penjual air yang dipikul) mendatangi dirinya. Mereka berbicara dengan suara keras “Engkau berceloteh tentang kedatangan Mahdi dan Masih, tetapi engkau sendiri tidak cukup memiliki keimanan sehingga bisa memperlihatkan beberapa mukjizat.” Salah seorang dari mereka mengatakan bahwa saudaranya menderita penyakit tersedak (kecegukan) selama delapanbelas bulan terakhir. Dokter dan tabib tidak ada yang mampu mengobatinya. Jika ajaran Ahmadiyah benar adanya maka beliau tentunya bisa mengemukakan bukti agar mereka bisa melihat sendiri perbedaan di antara Ahmadi dan non-Ahmadi. Hazrat Maulana mengemukakan bahwa Allah s.w.t. telah memberinya perlakuan khusus saat itu sehingga karena itu beliau meminta agar pasien tersebut dibawa ke hadapannya. Orang tadi membawa saudaranya yang sakit dan menemani di sisinya, mengingat juga saudaranya itu menangis terus karena kesakitan. Hazrat Maulana mengemukakan dalam kata-kata beliau sendiri:
+
Beliau menulis dalam bukunya bahwa suatu ketika beliau berbicara dalam suatu pertemuan di sebuah desa bernama Makhnawali, khususnya mengutarakan tentang berbagai mukjizat dan tanda-tanda dari Masih Mau'ud a.s. sebagai bukti kebenaran pengakuannya. Setelah pertemuan itu ketika beliau berjalan ke mesjid untuk shalat, dua orang desa (yang berprofesi sebagai penjual air yang dipikul) mendatangi dirinya. Mereka berbicara dengan suara keras “Engkau berceloteh tentang kedatangan Mahdi dan Masih, tetapi engkau sendiri tidak cukup memiliki keimanan sehingga bisa memperlihatkan beberapa mukjizat.” Salah seorang dari mereka mengatakan bahwa saudaranya menderita penyakit tersedak (kecegukan) selama delapan belas bulan terakhir. Dokter dan tabib tidak ada yang mampu mengobatinya. Jika ajaran Ahmadiyah benar adanya maka beliau tentunya bisa mengemukakan bukti agar mereka bisa melihat sendiri perbedaan di antara Ahmadi dan non-Ahmadi. Hazrat Maulana mengemukakan bahwa Allah s.w.t. telah memberinya perlakuan khusus saat itu sehingga karena itu beliau meminta agar pasien tersebut dibawa ke hadapannya. Orang tadi membawa saudaranya yang sakit dan menemani di sisinya, mengingat juga saudaranya itu menangis terus karena kesakitan. Hazrat Maulana mengemukakan dalam kata-kata beliau sendiri:
    
Di saat aku melihat pasien tersebut, terasa ada kekuatan ruhani yang ghaib di dalam diriku. Aku merasa bahwa aku dikaruniai dengan berkat Ilahi untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan cara yang bermukjizat. Aku meminta pasien itu rebah di sisinya dan bernafas cepat tiga atau empat kali. Aku mengatakan bahwa hal ini adalah perintah wahyu. Orang itu mematuhi dan aku kemudian menyuruhnya berdiri tegak, dan ketika itu kecegukannya sudah langsung hilang. Saat masyarakat yang menonton menyaksikan mukjizat tersebut, mereka semua sama terpesona. Kedua bersaudara itu langsung menyatakan dengan suara lantang bahwa mereka percaya kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang yang benar dan tanda-tanda beliau yang berberkat sesungguhnya luar biasa adanya.<ref>Hayat-i-Qudsi, Maulana Ghulam Rasul Rajaiki, bag. 2, 1 Sept. 1951, h.58</ref>
 
Di saat aku melihat pasien tersebut, terasa ada kekuatan ruhani yang ghaib di dalam diriku. Aku merasa bahwa aku dikaruniai dengan berkat Ilahi untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan cara yang bermukjizat. Aku meminta pasien itu rebah di sisinya dan bernafas cepat tiga atau empat kali. Aku mengatakan bahwa hal ini adalah perintah wahyu. Orang itu mematuhi dan aku kemudian menyuruhnya berdiri tegak, dan ketika itu kecegukannya sudah langsung hilang. Saat masyarakat yang menonton menyaksikan mukjizat tersebut, mereka semua sama terpesona. Kedua bersaudara itu langsung menyatakan dengan suara lantang bahwa mereka percaya kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang yang benar dan tanda-tanda beliau yang berberkat sesungguhnya luar biasa adanya.<ref>Hayat-i-Qudsi, Maulana Ghulam Rasul Rajaiki, bag. 2, 1 Sept. 1951, h.58</ref>
Baris 116: Baris 116:  
‘Ketika bepergian ke negeri Inggris, aku harus melewati negeri Perancis sedangkan uang yang kumiliki tidaklah cukup. Aku kekurangan dana sebesar dua poundsterling. Aku berfikir seharusnya aku meminjam dari salah seorang yang ada dalam kapal. Namun tidak ada seorang pun yang dikenal dalam kapal yang aku naiki ini. Saat kecewa demikian, aku mendoa kepada Allah s.w.t. “Ya Allah, Tuhan seru sekalian alam, ya Allah yang mencipta lautan dan daratan, Engkau sesungguhnya Maha Kuasa. Engkau mengetahui bahwa aku sedang berjalan untuk melakukan tabligh. Engkau mengetahui kalau aku ini butuh dana sebesar dua poundsterling. Karena itu karuniailah aku dengan uang itu. Jatuhkanlah dari langit atau munculkan dari kedalaman laut, namun kabulkanlah permohonanku yang amat sederhana ini dan berikanlah aku uang sejumlah tersebut.” Setelah berdoa, aku merasa tenang dan yakin sekali bahwa Allah s.w.t. akan mengabulkan permohonanku, hanya saja tidak tahu bagaimana kebutuhan demikian bisa dipenuhi di suatu negeri yang asing dengan penduduknya yang juga asing. Lalu tibalah pertolongan Ilahi. Dalam perjalanan tersebut kapal kami lego jangkar di salah satu pelabuhan yang sebenarnya tidak termasuk dalam skedul route singgahannya. Aku berfikir mau turun dan mencari seorang Ahmadi di kota itu tetapi ternyata tidak diizinkan untuk turun kapal. Tak lama kemudian terlihat sebuah perahu motor bergerak menuju kapal kami dimana di dalamnya terdapat seorang saudara Ahmadi yaitu Haji Abdul Karim. Dengan satu dan lain cara ia mengetahui bahwa aku sedang bepergian menuju Inggris dengan kapal tersebut. Kami bertemu dan kemudian berbicara. Ketika pamit untuk kembali, ia menyesapkan dua pound ke dalam sakuku sambil mengatakan “Saya seharusnya membawa beberapa mithai (manisan) bagi anda tetapi saya tidak tahu kalau kapal ini akan berhenti di sini. Karena itu tolong terima uang ini sebagai pemberian.”
 
‘Ketika bepergian ke negeri Inggris, aku harus melewati negeri Perancis sedangkan uang yang kumiliki tidaklah cukup. Aku kekurangan dana sebesar dua poundsterling. Aku berfikir seharusnya aku meminjam dari salah seorang yang ada dalam kapal. Namun tidak ada seorang pun yang dikenal dalam kapal yang aku naiki ini. Saat kecewa demikian, aku mendoa kepada Allah s.w.t. “Ya Allah, Tuhan seru sekalian alam, ya Allah yang mencipta lautan dan daratan, Engkau sesungguhnya Maha Kuasa. Engkau mengetahui bahwa aku sedang berjalan untuk melakukan tabligh. Engkau mengetahui kalau aku ini butuh dana sebesar dua poundsterling. Karena itu karuniailah aku dengan uang itu. Jatuhkanlah dari langit atau munculkan dari kedalaman laut, namun kabulkanlah permohonanku yang amat sederhana ini dan berikanlah aku uang sejumlah tersebut.” Setelah berdoa, aku merasa tenang dan yakin sekali bahwa Allah s.w.t. akan mengabulkan permohonanku, hanya saja tidak tahu bagaimana kebutuhan demikian bisa dipenuhi di suatu negeri yang asing dengan penduduknya yang juga asing. Lalu tibalah pertolongan Ilahi. Dalam perjalanan tersebut kapal kami lego jangkar di salah satu pelabuhan yang sebenarnya tidak termasuk dalam skedul route singgahannya. Aku berfikir mau turun dan mencari seorang Ahmadi di kota itu tetapi ternyata tidak diizinkan untuk turun kapal. Tak lama kemudian terlihat sebuah perahu motor bergerak menuju kapal kami dimana di dalamnya terdapat seorang saudara Ahmadi yaitu Haji Abdul Karim. Dengan satu dan lain cara ia mengetahui bahwa aku sedang bepergian menuju Inggris dengan kapal tersebut. Kami bertemu dan kemudian berbicara. Ketika pamit untuk kembali, ia menyesapkan dua pound ke dalam sakuku sambil mengatakan “Saya seharusnya membawa beberapa mithai (manisan) bagi anda tetapi saya tidak tahu kalau kapal ini akan berhenti di sini. Karena itu tolong terima uang ini sebagai pemberian.”
   −
Kalau anda sekarang ini membaca peristiwa di atas, yang menjadi perhatian janganlah masalah jumlah uang dua pound yang tidak seberapa itu, tetapi kondisi kebutuhan yang sangat dari seorang Mujahid yang sedang mengemban tugas tabligh. Ia sedang sangat membutuhkan uang dua pound itu yang oleh Allah s.w.t. diberikan kepada hamba-Nya secara mentakjubkan demikian. Alhamdulillah.<ref>Bulanan Misbah, Rabwah, April 1976, h.19-20</ref>
+
Kalau anda sekarang ini membaca peristiwa di atas, yang menjadi perhatian janganlah masalah jumlah uang dua pound yang tidak seberapa itu, tetapi kondisi kebutuhan yang sangat dari seorang Mujahid yang sedang mengemban tugas tabligh. Ia sedang sangat membutuhkan uang dua pound itu yang oleh Allah s.w.t. diberikan kepada hamba-Nya secara menakjubkan demikian. Alhamdulillah.<ref>Bulanan Misbah, Rabwah, April 1976, h.19-20</ref>
    
== Bab 8 ==
 
== Bab 8 ==
Baris 128: Baris 128:  
‘Aku bertugas sebagai dokter di sebuah kapal yang biasa melayani trayek untuk ziarah Haji. Setelah masa Haji di saat pulang dan kapal kami merapat di Aden, aku turun kapal dan segera melaksanakan kegiatan tabligh. Aku demikian tenggelam dalam kegiatan ini sehingga melupakan saat keberangkatan kapalku. Selesai tabligh, saat tiba di pelabuhan aku menjadi sangat terkejut karena kapalnya sudah berangkat. Melihat hal demikian perasaanku menjadi risau dan galau sekali. Yang terbayang adalah bagaimana pandangan atasanku akan kelalaianku ini. Jika ada seorang Haji yang sampai meninggal di kapal itu, secara hukum aku harus ikut bertanggungjawab.
 
‘Aku bertugas sebagai dokter di sebuah kapal yang biasa melayani trayek untuk ziarah Haji. Setelah masa Haji di saat pulang dan kapal kami merapat di Aden, aku turun kapal dan segera melaksanakan kegiatan tabligh. Aku demikian tenggelam dalam kegiatan ini sehingga melupakan saat keberangkatan kapalku. Selesai tabligh, saat tiba di pelabuhan aku menjadi sangat terkejut karena kapalnya sudah berangkat. Melihat hal demikian perasaanku menjadi risau dan galau sekali. Yang terbayang adalah bagaimana pandangan atasanku akan kelalaianku ini. Jika ada seorang Haji yang sampai meninggal di kapal itu, secara hukum aku harus ikut bertanggungjawab.
   −
Aku menghabiskan seluruh malam itu dengan berdoa. Aku memohon kepada Allah s.w.t. “Ya Allah, aku sedang melaksanakan tugas-Mu dan menyampaikan pesan-Mu di antara bangsa Arab. Ini bukanlah untuk kepentinganku pribadi. Sekarang kapal itu sudah berangkat aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. Aku memohon kepada-Mu, kembalikanlah kapal itu.” Sedang berfikir demikian, aku tertidur. Dalam mimpi aku melihat kapal itu kembali. Orang- orang yang aku tablighi menertawakan dan mengejek diriku karena kapal itu sudah berangkat dan aku akan mengalami kesulitan besar. Pagi harinya aku menyatakan kepada mereka bahwa Allah s.w.t. telah memberitahukan kepadaku kalau kapal itu akan kembali, tetapi mereka malah tambah seru menertawakan dan mencemooh diriku.
+
Aku menghabiskan seluruh malam itu dengan berdoa. Aku memohon kepada Allah s.w.t. “Ya Allah, aku sedang melaksanakan tugas-Mu dan menyampaikan pesan-Mu di antara bangsa Arab. Ini bukanlah untuk kepentinganku pribadi. Sekarang kapal itu sudah berangkat aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. Aku memohon kepada-Mu, kembalikanlah kapal itu.” Sedang berfikir demikian, aku tertidur. Dalam mimpi aku melihat kapal itu kembali. Orang-orang yang aku tablighi menertawakan dan mengejek diriku karena kapal itu sudah berangkat dan aku akan mengalami kesulitan besar. Pagi harinya aku menyatakan kepada mereka bahwa Allah s.w.t. telah memberitahukan kepadaku kalau kapal itu akan kembali, tetapi mereka malah tambah seru menertawakan dan mencemooh diriku.
   −
Tetapi siapa yang bisa menduga mukjizat Allah s.w.t. Dia memiliki kekuasaan yang tidak ada batasnya dan ajaib sungguh cara-cara- Nya. Ketika fajar merekah, orang-orang menyaksikan pe m andangan yang aneh. S es eo ran g da t an g be rlari menghampiriku dan memberitahukan bahwa kapal tersebut memang telah kembali ke pelabuhan. Aku sujud bersyukur kepada Allah s.w.t. dan segera naik kapal.’
+
Tetapi siapa yang bisa menduga mukjizat Allah s.w.t. Dia memiliki kekuasaan yang tidak ada batasnya dan ajaib sungguh cara-cara-Nya. Ketika fajar merekah, orang-orang menyaksikan pemandangan yang aneh. Seseorang datang berlari menghampiriku dan memberitahukan bahwa kapal tersebut memang telah kembali ke pelabuhan. Aku sujud bersyukur kepada Allah s.w.t. dan segera naik kapal.’
    
Yang menjadi penyebab kembalinya kapal adalah bekerjanya kendali Tuhan yang demikian luar biasa atas unsur-unsur alam. Secara tampak luar yang menjadi penyebab adalah karena mengingat masih berlangsungnya suasana perang maka terdapat bahaya besar terkena serangan dari kapal-kapal selam sedangkan di kapal tersebut tidak ada bendera sinyal Damai (Peace) yang bisa menjadi tanda bagi kapal selam bahwa ini adalah kapal bermuatan manusia semata. Karena itu kapal harus kembali ke pelabuhan untuk mengambil bendera tersebut. Dalam keadaan biasa, pengalaman sehari-hari menunjukkan kalau kita ketinggalan kereta api saja tidak mungkin kereta itu akan kembali menjemput. Tetapi disinilah letak mukjizatnya dimana sebuah kapal besar telah kembali untuk menjemput seorang pendakwah Kalam Ilahi yang rajin.<ref>Pernyataan tertulis dari Sardar Hamid Ahmad, London (putra Sardar Nazir Ahmad)</ref>
 
Yang menjadi penyebab kembalinya kapal adalah bekerjanya kendali Tuhan yang demikian luar biasa atas unsur-unsur alam. Secara tampak luar yang menjadi penyebab adalah karena mengingat masih berlangsungnya suasana perang maka terdapat bahaya besar terkena serangan dari kapal-kapal selam sedangkan di kapal tersebut tidak ada bendera sinyal Damai (Peace) yang bisa menjadi tanda bagi kapal selam bahwa ini adalah kapal bermuatan manusia semata. Karena itu kapal harus kembali ke pelabuhan untuk mengambil bendera tersebut. Dalam keadaan biasa, pengalaman sehari-hari menunjukkan kalau kita ketinggalan kereta api saja tidak mungkin kereta itu akan kembali menjemput. Tetapi disinilah letak mukjizatnya dimana sebuah kapal besar telah kembali untuk menjemput seorang pendakwah Kalam Ilahi yang rajin.<ref>Pernyataan tertulis dari Sardar Hamid Ahmad, London (putra Sardar Nazir Ahmad)</ref>
Baris 157: Baris 157:     
== Bab 12 ==
 
== Bab 12 ==
Ada suatu kejadian menarik di Rabwah ketika sedang terjadi perdebatan tentang wafatnya Nabi Isa a.s. Waktu itu beberapa cendekiawan non- Ahmadi datang berkunjung ke Rabwah untuk berdiskusi dengan cendekiawan Ahmadi. Dalam diskusi itu para cendekiawan Ahmadi menyampaikan kepada mereka beberapa ayat-ayat dalam Al-Quran namun cendekiawan non-Ahmadi itu tidak puas. Mereka meminta dimana ayat yang tegas-tegas menyatakan kalau Nabi Isa a.s. benar telah wafat.
+
Ada suatu kejadian menarik di Rabwah ketika sedang terjadi perdebatan tentang wafatnya Nabi Isa a.s. Waktu itu beberapa cendekiawan non-Ahmadi datang berkunjung ke Rabwah untuk berdiskusi dengan cendekiawan Ahmadi. Dalam diskusi itu para cendekiawan Ahmadi menyampaikan kepada mereka beberapa ayat-ayat dalam Al-Quran namun cendekiawan non-Ahmadi itu tidak puas. Mereka meminta dimana ayat yang tegas-tegas menyatakan kalau Nabi Isa a.s. benar telah wafat.
    
Setelah diskusi para non-Ahmadi itu bertemu cendekiawan Ahmadi lainnya yaitu Maulana Ahmad Khan Nasim (ayah dari Maulana Nasim Mahdi, Amir Jemaat Ahmadiyah Kanada). Kembali mereka itu meminta ayat-ayat dari Al- Quran yang secara tegas menyatakan kewafatan Yesus Kristus. Maulana Nasim melihat situasinya lalu mengambil langkah yang arif dan bukannya memberikan ayat yang diminta tetapi mengajukan pertanyaan sederhana yaitu jika mereka sudah meyakini kewafatan nabi-nabi lainnya sebagaimana diutarakan menurut ayat-ayat Al-Quran, lalu mengapa mereka harus bersikeras meminta ayat yang tegas menyangkut kewafatan Nabi Isa a.s.?
 
Setelah diskusi para non-Ahmadi itu bertemu cendekiawan Ahmadi lainnya yaitu Maulana Ahmad Khan Nasim (ayah dari Maulana Nasim Mahdi, Amir Jemaat Ahmadiyah Kanada). Kembali mereka itu meminta ayat-ayat dari Al- Quran yang secara tegas menyatakan kewafatan Yesus Kristus. Maulana Nasim melihat situasinya lalu mengambil langkah yang arif dan bukannya memberikan ayat yang diminta tetapi mengajukan pertanyaan sederhana yaitu jika mereka sudah meyakini kewafatan nabi-nabi lainnya sebagaimana diutarakan menurut ayat-ayat Al-Quran, lalu mengapa mereka harus bersikeras meminta ayat yang tegas menyangkut kewafatan Nabi Isa a.s.?
Baris 204: Baris 204:  
Karunia-karunia yang menyejukkan hati seperti ini banyak pula ditemui di bidang pertablighan. Pertolongan Ilahi ini terkadang berbentuk petunjuk kepada orang-orang yang tidak secara langsung terlibat dalam suatu pembicaraan. Terkadang orang yang mengatakan bahwa tidak mungkin dirinya masuk ke dalam bentuk keimanan lain, malah terus bergabung dalam Jemaat dan terkadang orang yang menghalangi orang lain masuk Jemaat malah ia sendiri yang kemudian bai’at.
 
Karunia-karunia yang menyejukkan hati seperti ini banyak pula ditemui di bidang pertablighan. Pertolongan Ilahi ini terkadang berbentuk petunjuk kepada orang-orang yang tidak secara langsung terlibat dalam suatu pembicaraan. Terkadang orang yang mengatakan bahwa tidak mungkin dirinya masuk ke dalam bentuk keimanan lain, malah terus bergabung dalam Jemaat dan terkadang orang yang menghalangi orang lain masuk Jemaat malah ia sendiri yang kemudian bai’at.
   −
Beberapa tahun yang lalu, aku berbicara dengan beberapa orang Arab di kota Sheffield dan ada beberapa saudara Ahmadi menemani diriku. Orang- orang Arab itu mengemukakan berbagai penentangan terhadap Ahmadiyat dan terhadap Hazrat Masih Mau'ud a.s. Dengan karunia Allah s.w.t. aku bisa menjawab segala keberatan mereka tetapi mereka itu angkuh, mungkin karena merasa dirinya sebagai orang Arab dan merasa sepenuhnya menguasai bahasa Arab. Mereka tetap saja bersikukuh seperti semula. Dialog itu berlangsung lebih dari tujuh jam dan tidak ada hasil yang mewujud.
+
Beberapa tahun yang lalu, aku berbicara dengan beberapa orang Arab di kota Sheffield dan ada beberapa saudara Ahmadi menemani diriku. Orang-orang Arab itu mengemukakan berbagai penentangan terhadap Ahmadiyah dan terhadap Hazrat Masih Mau'ud a.s. Dengan karunia Allah s.w.t. aku bisa menjawab segala keberatan mereka tetapi mereka itu angkuh, mungkin karena merasa dirinya sebagai orang Arab dan merasa sepenuhnya menguasai bahasa Arab. Mereka tetap saja bersikukuh seperti semula. Dialog itu berlangsung lebih dari tujuh jam dan tidak ada hasil yang mewujud.
    
Begitu pertemuan itu diistirahatkan dan para ulama Arab itu meninggalkan tempat, Malikah, seorang wanita Maroko datang kepadaku dan secara jujur mengatakan bahwa ia telah mendengar keseluruhan pembicaraan sebagai pengamat yang diam dan ia beranggapan kalau para Ahmadi yang sebenarnya menang pada hari itu.
 
Begitu pertemuan itu diistirahatkan dan para ulama Arab itu meninggalkan tempat, Malikah, seorang wanita Maroko datang kepadaku dan secara jujur mengatakan bahwa ia telah mendengar keseluruhan pembicaraan sebagai pengamat yang diam dan ia beranggapan kalau para Ahmadi yang sebenarnya menang pada hari itu.
Baris 213: Baris 213:  
Kejadian yang mirip dengan itu terjadi pada tahun lalu. Aku mendapat kesempatan untuk bertabligh kepada seorang narapidana Muslim bangsa Ghana di penjara Rochester (di Inggris). Selain berbicara, aku juga menawarkan beberapa literatur. Ada beberapa literatur yang telah dikirimkan per pos sebelumnya kepada yang bersangkutan.
 
Kejadian yang mirip dengan itu terjadi pada tahun lalu. Aku mendapat kesempatan untuk bertabligh kepada seorang narapidana Muslim bangsa Ghana di penjara Rochester (di Inggris). Selain berbicara, aku juga menawarkan beberapa literatur. Ada beberapa literatur yang telah dikirimkan per pos sebelumnya kepada yang bersangkutan.
   −
Yang menggembirakan ialah meski saudara dari Ghana ini belum menerima Ahmadiyah, tetapi seorang saudara berbangsa Inggris yang bernama Jones yang tadinya beragama Kristen telah bai’at ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Ia menceritakan bahwa ia memperoleh literatur Ahmadiyah dari Ibrahim sang narapidana bangsa Ghana itu sehingga ia kemudian menjadi tertarik dengan ajaran Ahmadiyat. Ia kemudian menghubungi beberapa saudara Ahmadi lainnya dan melanjutkan telaahnya. Berkat rahmat Allah s.w.t. setelah didoakan, yang bersangkutan telah melihat kebenaran dan alhamdulillah ia kemudian bai’at.<ref>Pengamatan dan pengalaman pribadi</ref>
+
Yang menggembirakan ialah meski saudara dari Ghana ini belum menerima Ahmadiyah, tetapi seorang saudara berbangsa Inggris yang bernama Jones yang tadinya beragama Kristen telah bai’at ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Ia menceritakan bahwa ia memperoleh literatur Ahmadiyah dari Ibrahim sang narapidana bangsa Ghana itu sehingga ia kemudian menjadi tertarik dengan ajaran Ahmadiyah. Ia kemudian menghubungi beberapa saudara Ahmadi lainnya dan melanjutkan telaahnya. Berkat rahmat Allah s.w.t. setelah didoakan, yang bersangkutan telah melihat kebenaran dan alhamdulillah ia kemudian bai’at.<ref>Pengamatan dan pengalaman pribadi</ref>
    
== Bab 19 ==
 
== Bab 19 ==
Baris 224: Baris 224:  
Berdekatan dengan tempat itu ada saluran irigasi dan beliau mengambil wudhu untuk melakukan shalat Ashar dimana beliau berdoa dengan amat merendah agar mereka diberi petunjuk. Allah s.w.t. mengabulkan doanya dan memperlihatkan tanda-tanda-Nya yang khusus di tempat itu juga. Beliau baru saja selesai shalat ketika seorang anak muda datang dan memberi salam serta mengatakan bahwa ia telah mendengar munazarah itu dan sekarang ingin bai’at ke dalam Jemaat tanpa ditunda lagi. Ayahku begitu mendengar permintaan anak muda itu, lalu menjadi emosional dan matanya berurai air mata. Beliau mengatakan bahwa dengan mengucap syukur kepalanya ditundukkan kepada Allah s.w.t.
 
Berdekatan dengan tempat itu ada saluran irigasi dan beliau mengambil wudhu untuk melakukan shalat Ashar dimana beliau berdoa dengan amat merendah agar mereka diberi petunjuk. Allah s.w.t. mengabulkan doanya dan memperlihatkan tanda-tanda-Nya yang khusus di tempat itu juga. Beliau baru saja selesai shalat ketika seorang anak muda datang dan memberi salam serta mengatakan bahwa ia telah mendengar munazarah itu dan sekarang ingin bai’at ke dalam Jemaat tanpa ditunda lagi. Ayahku begitu mendengar permintaan anak muda itu, lalu menjadi emosional dan matanya berurai air mata. Beliau mengatakan bahwa dengan mengucap syukur kepalanya ditundukkan kepada Allah s.w.t.
   −
Anak muda itu adalah seorang guru di sekolah desa dan ia menceritakan apa yang telah menyebabkannya memeluk Ahmadiyat. Ia menceritakan bahwa saat itu ia sedang duduk di panggung bagian tempat ulama-ulama non-Ahmadi dan mengikuti terus proses munazarah itu. Ulama yang ada di situ secara terbuka mengakui kalau argumentasi yang dikemukakan kelompok Ahmadi adalah demikian solid dan tidak bisa dibantah dimana mereka tidak mempunyai jawaban lagi atasnya. Hanya ada satu cara untuk menang yaitu dengan menegah kelompok Ahmadi menyampaikan pidato penutupnya dengan cara mengacaukan pertemuan. Anak muda itu mengatakan bahwa apa yang telah didengar dan lihat sudah cukup baginya guna menerima kebenaran Ahmadiyah. Karena itulah ia kemudian bai’at di tempat.<ref>Bulanan Al-Furqan, Rabwah, Oktober 1968, h.43-45</ref>
+
Anak muda itu adalah seorang guru di sekolah desa dan ia menceritakan apa yang telah menyebabkannya memeluk Ahmadiyah. Ia menceritakan bahwa saat itu ia sedang duduk di panggung bagian tempat ulama-ulama non-Ahmadi dan mengikuti terus proses munazarah itu. Ulama yang ada di situ secara terbuka mengakui kalau argumentasi yang dikemukakan kelompok Ahmadi adalah demikian solid dan tidak bisa dibantah dimana mereka tidak mempunyai jawaban lagi atasnya. Hanya ada satu cara untuk menang yaitu dengan mencegah kelompok Ahmadi menyampaikan pidato penutupnya dengan cara mengacaukan pertemuan. Anak muda itu mengatakan bahwa apa yang telah didengar dan lihat sudah cukup baginya guna menerima kebenaran Ahmadiyah. Karena itulah ia kemudian bai’at di tempat.<ref>Bulanan Al-Furqan, Rabwah, Oktober 1968, h.43-45</ref>
    
== Bab 20 ==
 
== Bab 20 ==
 
Disini akan aku sampaikan kejadian menarik lainnya. Beberapa tahun yang lalu di North Wales (di Inggris) ada seorang anak muda bernama Tahir Salim telah diberkati untuk bai’at ke dalam Jemaat. Ia kemudian sepertinya memperoleh kekuatan dan keberanian untuk bertabligh dengan giat kepada anggota-anggota keluarga yang lain dimana sekitar sepuluh atau sebelas orang kemudian juga ikut bai’at dalam beberapa hari.
 
Disini akan aku sampaikan kejadian menarik lainnya. Beberapa tahun yang lalu di North Wales (di Inggris) ada seorang anak muda bernama Tahir Salim telah diberkati untuk bai’at ke dalam Jemaat. Ia kemudian sepertinya memperoleh kekuatan dan keberanian untuk bertabligh dengan giat kepada anggota-anggota keluarga yang lain dimana sekitar sepuluh atau sebelas orang kemudian juga ikut bai’at dalam beberapa hari.
   −
Berkenaan dengan hal itu maka terjadi keresahan di antara lawan non- Ahmadi. Mereka menugaskan seorang pemuda bernama Said yang menjabat sekertaris dari Komite Khatami Nubuwwat untuk menyadarkan saudara Tahir Salim dan kembali ke kalangan mereka. Timbullah rangkaian panjang dialog di antara Tahir dengan Said. Hasilnya, Said yang ditugaskan untuk menyadarkan saudara Tahir Salim dari pengaruh Ahmadiyah, malah ia sendiri ikut bai’at. Kejadian ini menjadi bukti hidup bahwa Kebenaran akan selalu menang dan tidak akan pernah dikalahkan.<ref>Pengamatan dan pengalaman pribadi</ref>
+
Berkenaan dengan hal itu maka terjadi keresahan di antara lawan non-Ahmadi. Mereka menugaskan seorang pemuda bernama Said yang menjabat sekertaris dari Komite Khatami Nubuwwat untuk menyadarkan saudara Tahir Salim dan kembali ke kalangan mereka. Timbullah rangkaian panjang dialog di antara Tahir dengan Said. Hasilnya, Said yang ditugaskan untuk menyadarkan saudara Tahir Salim dari pengaruh Ahmadiyah, malah ia sendiri ikut bai’at. Kejadian ini menjadi bukti hidup bahwa Kebenaran akan selalu menang dan tidak akan pernah dikalahkan.<ref>Pengamatan dan pengalaman pribadi</ref>
    
== Bab 21 ==
 
== Bab 21 ==
Baris 241: Baris 241:  
Hazrat Maulavi Muhammad Ilyas almarhum adalah seorang yang suci dari daerah perbatasan (Frontier Province) Pakistan. Ia adalah seorang muballigh Ahmadi yang tegar dan tidak mengenal takut. Biografinya dalam buku Hayati Ilyas belum lama ini sudah dipublikasikan. Buku ini penuh dengan kisah-kisah bagaimana Allah s.w.t. telah menolong dan menyelamatkan dirinya di bidang tabligh sepanjang hidupnya.
 
Hazrat Maulavi Muhammad Ilyas almarhum adalah seorang yang suci dari daerah perbatasan (Frontier Province) Pakistan. Ia adalah seorang muballigh Ahmadi yang tegar dan tidak mengenal takut. Biografinya dalam buku Hayati Ilyas belum lama ini sudah dipublikasikan. Buku ini penuh dengan kisah-kisah bagaimana Allah s.w.t. telah menolong dan menyelamatkan dirinya di bidang tabligh sepanjang hidupnya.
   −
Ia menceritakan bagaimana saat pertama menerima Ahmadiyah dan mulai bertabligh, seluruh penduduk kota Charsadda tempat tinggalnya menjadi gempar. Para lawan mengancamnya setiap hari bahwa mereka akan membakar rumahnya berikut keluarganya yang menjadi isi rumah. Bersamaan dengan itu ia diboikot secara sosial.
+
Ia menceritakan bagaimana saat pertama menerima Ahmadiyah dan mulai bertabligh, seluruh penduduk kota Charsadda tempat tinggalnya menjadi gempar. Para lawan mengancamnya setiap hari bahwa mereka akan membakar rumah berikut keluarganya. Bersamaan dengan itu ia diboikot secara sosial.
   −
Dalam keadaan demikian, Allah s.w.t. telah meluluhkan hati salah seorang muridnya yang kemudian membantu membelikan belanja kebutuhan sehari- hari dan membawa belanjaan itu kerumahnya setiap malam. Dikisahkah oleh isterinya bahwa ketika terjadi ancaman serius pembakaran rumahnya, suatu malam seorang Inspektur Polisi mengetuk pintu rumah mereka. Ketika Hazrat Maulavi Ilyas membuka pintu, Inspektur ini menghibur hatinya dan mengatakan agar tidur tenang saja dan mereka yang akan menjaga dimana tidak ada yang diizinkan untuk mengganggu dirinya.
+
Dalam keadaan demikian, Allah s.w.t. telah meluluhkan hati salah seorang muridnya yang kemudian membantu membelikan belanja kebutuhan sehari-hari dan membawa belanjaan itu kerumahnya setiap malam. Dikisahkah oleh isterinya bahwa ketika terjadi ancaman serius pembakaran rumahnya, suatu malam seorang Inspektur Polisi mengetuk pintu rumah mereka. Ketika Hazrat Maulavi Ilyas membuka pintu, Inspektur ini menghibur hatinya dan mengatakan agar tidur tenang saja dan mereka yang akan menjaga dimana tidak ada yang diizinkan untuk mengganggu dirinya.
    
Lalu apa jawaban Hazrat Maulavi Ilyas kepada Inspektur Polisi itu? Ia mengatakan kalau polisi itu memang berani datang berkunjung di malam hari untuk menghibur dirinya, tetapi jelas tidak berani kalau datang siang hari. Sejauh menyangkut janji pengamanannya, polisi itu perlu mengetahui bahwa dirinya tidak memerlukan hal tersebut. Para malaikat Tuhan yang akan menjaga rumahnya dan hal itulah yang telah terjadi.
 
Lalu apa jawaban Hazrat Maulavi Ilyas kepada Inspektur Polisi itu? Ia mengatakan kalau polisi itu memang berani datang berkunjung di malam hari untuk menghibur dirinya, tetapi jelas tidak berani kalau datang siang hari. Sejauh menyangkut janji pengamanannya, polisi itu perlu mengetahui bahwa dirinya tidak memerlukan hal tersebut. Para malaikat Tuhan yang akan menjaga rumahnya dan hal itulah yang telah terjadi.
Baris 250: Baris 250:     
== Bab 23 ==
 
== Bab 23 ==
Hazrat Maulavi Muhammad Ilyas menceritakan suatu peristiwa lain. Di kota Charsadda karena masalah Ahmadiyah ini ada tiga orang yang amat memusuhinya. Puji syukur kepada Allah s.w.t. bahwa ketiga- tiganya kemudian amat dihinakan karena kemurkaan Tuhan. Rincian kisah mereka itu memang pedih tetapi menggugah hati.
+
Hazrat Maulavi Muhammad Ilyas menceritakan suatu peristiwa lain. Di kota Charsadda karena masalah Ahmadiyah ini ada tiga orang yang amat memusuhinya. Puji syukur kepada Allah s.w.t. bahwa ketiga-tiganya kemudian amat dihinakan karena kemurkaan Tuhan. Rincian kisah mereka itu memang pedih tetapi menggugah hati.
   −
Salah seorang dari ketiga musuh itu adalah Mulla Mahmud yang mencoba cara santet agar isteri Maulavi Muhammad Ilyas membenci suaminya. Ternyata si mullah inilah yang kemudian terbongkar punya affair dengan seorang wanita dari keluarganya dan akibatnya ia harus meninggalkan rumahnya dan tak pernah kembali lagi.
+
Salah seorang dari ketiga musuh itu adalah Mulla Mahmud yang mencoba cara santet agar isteri Maulavi Muhammad Ilyas membenci suaminya. Ternyata si mullah inilah yang kemudian terbongkar punya affair (berselingkuh) dengan seorang wanita dari keluarganya dan akibatnya ia harus meninggalkan rumahnya dan tak pernah kembali lagi.
    
Yang kedua adalah Akbar Shah yang adalah seorang perenang yang handal. Ia biasa sesumbar bahwa jika Maulavi Muhammad Ilyas berani datang ke sungai maka ia akan menenggelamkannya. Perhatikanlah betapa Maha Kuasanya Tuhan dimana seorang yang menganggap dirinya sebagai ahli renang unggulan malah tenggelam dan mati saat mandi di sungai yang sama.
 
Yang kedua adalah Akbar Shah yang adalah seorang perenang yang handal. Ia biasa sesumbar bahwa jika Maulavi Muhammad Ilyas berani datang ke sungai maka ia akan menenggelamkannya. Perhatikanlah betapa Maha Kuasanya Tuhan dimana seorang yang menganggap dirinya sebagai ahli renang unggulan malah tenggelam dan mati saat mandi di sungai yang sama.
   −
Musuh ketiga adalah Mukarram Khan. Ia ini seorang tuan tanah dan lurah desa yang terkenal dan berpengaruh. Ia ini yang amat giat berusaha memboikot Maulavi Muhammad Ilyas. Ia ini kena murka Allah s.w.t. Pertama isterinya meninggal karena tuberkulosa. Kemudian tiga orang putranya menyusul karena penyakit yang sama. Setelah itu seluruh harta bendanya ludas di meja judi. Jabatannya sebagai lurah dicopot. Ia menjadi demikian miskin sehingga terpaksa mencari hidup sebagai kusir tonga (dokar).
+
Musuh ketiga adalah Mukarram Khan. Ia ini seorang tuan tanah dan lurah desa yang terkenal dan berpengaruh. Ia ini yang amat giat berusaha memboikot Maulavi Muhammad Ilyas. Ia ini kena murka Allah s.w.t. Pertama isterinya meninggal karena TBC. Kemudian tiga orang putranya menyusul karena penyakit yang sama. Setelah itu seluruh harta bendanya habis di meja judi. Jabatannya sebagai lurah dicopot. Ia menjadi demikian miskin sehingga terpaksa mencari hidup sebagai kusir tonga (dokar).
    
Suatu ketika Maulavi Muhammad Ilyas menyewa sebuah tonga dan menanyakan kepada kusirnya keadaan penduduk Charsadda. Ketika ia menanyakan tentang Mukarram Khan, kusir tonga itu mengatakan “Tuan, saya inilah Mukarram Khan yang sial, yang telah menghancurkan hidupnya di dunia dan akhirat karena menentang kebenaran.” <ref>Hayat-i-Ilyas, Abdus Salam Khan, h.34-36</ref>
 
Suatu ketika Maulavi Muhammad Ilyas menyewa sebuah tonga dan menanyakan kepada kusirnya keadaan penduduk Charsadda. Ketika ia menanyakan tentang Mukarram Khan, kusir tonga itu mengatakan “Tuan, saya inilah Mukarram Khan yang sial, yang telah menghancurkan hidupnya di dunia dan akhirat karena menentang kebenaran.” <ref>Hayat-i-Ilyas, Abdus Salam Khan, h.34-36</ref>
Baris 269: Baris 269:  
Dengan angkuhnya malah ia sampai mengatakan:
 
Dengan angkuhnya malah ia sampai mengatakan:
   −
“Daripada beriman kepada Masih palsu itu, aku lebih suka fikiranku dibekukan agar aku tidak usah lagi memikirkan bicara dari missioner India ini dan menjadi kebal terhadap fitnahnya.”
+
“Daripada beriman kepada Al-Masih palsu itu, aku lebih suka fikiranku dibekukan agar aku tidak usah lagi memikirkan bicara dari missioner India ini dan menjadi kebal terhadap fitnahnya.”
    
Kemurkaan Ilahi datang tanpa menimbulkan suara. Di hadirat Keagungan dan Keakbaran-Nya segala keangkuhan dan kesombongan manusia akan dihancurkan berkeping-keping. Demikian itulah akhir buruk dari para musuh kebenaran yang sombong. Ia mendapatkan apa yang dimintanya. Ia dilanda kemurkaan Ilahi hanya beberapa bulan setelah itu. Ia kehilangan ingatan dan menjadi pikun. Melihatnya saja menimbulkan iba di hati. Ia berada dalam keadaan demikian selama dua setengah tahun sebelum kemudian meninggal, sebagai pelajaran bagi yang lainnya.<ref>Ruh Parwar Yadain, Maulavi Muhammad Siddiq Amritsari, h.223-225</ref>
 
Kemurkaan Ilahi datang tanpa menimbulkan suara. Di hadirat Keagungan dan Keakbaran-Nya segala keangkuhan dan kesombongan manusia akan dihancurkan berkeping-keping. Demikian itulah akhir buruk dari para musuh kebenaran yang sombong. Ia mendapatkan apa yang dimintanya. Ia dilanda kemurkaan Ilahi hanya beberapa bulan setelah itu. Ia kehilangan ingatan dan menjadi pikun. Melihatnya saja menimbulkan iba di hati. Ia berada dalam keadaan demikian selama dua setengah tahun sebelum kemudian meninggal, sebagai pelajaran bagi yang lainnya.<ref>Ruh Parwar Yadain, Maulavi Muhammad Siddiq Amritsari, h.223-225</ref>
Baris 276: Baris 276:  
Sebuah kisah lain yang lebih pedih daripada itu adalah yang terjadi di Singapura. Kisah ini diceritakan oleh Muhammad Ali, salah seorang saudara kita yang saleh dan mutaqqi. Ia menceritakan:
 
Sebuah kisah lain yang lebih pedih daripada itu adalah yang terjadi di Singapura. Kisah ini diceritakan oleh Muhammad Ali, salah seorang saudara kita yang saleh dan mutaqqi. Ia menceritakan:
   −
Dirinya beserta Hazrat Maulana Ghulam Husain Ayaz (muballigh di Singapura) biasa makan di sebuah restoran kecil milik seorang Pathan dari Hazara. Suatu hari si pemilik restoran itu mengetahui kalau kami ini orang- orang Ahmadi. Karena itu ia menjadi marah sekali dan mengusir kami dari restorannya. Bahkan setelah itu pun kemarahannya tidak mereda dan ia mulai mencaci-maki Hazrat Masih Mau'ud a.s. dan menyebut beliau sebagai pendusta dan Dajjal. Orang itu bahkan mengatakan kalau Hazrat Masih Mau'ud a.s. meninggal di kakus.
+
Dirinya beserta Hazrat Maulana Ghulam Husain Ayaz (muballigh di Singapura) biasa makan di sebuah restoran kecil milik seorang Pathan dari Hazara. Suatu hari si pemilik restoran itu mengetahui kalau kami ini orang-orang Ahmadi. Karena itu ia menjadi marah sekali dan mengusir kami dari restorannya. Bahkan setelah itu pun kemarahannya tidak mereda dan ia mulai mencaci-maki Hazrat Masih Mau'ud a.s. dan menyebut beliau sebagai pendusta dan Dajjal. Orang itu bahkan mengatakan kalau Hazrat Masih Mau'ud a.s. meninggal di kakus.
    
Padahal Allah s.w.t. telah memberikan janji-Nya kepada Hazrat Masih Mau'ud a.s. bahwa:
 
Padahal Allah s.w.t. telah memberikan janji-Nya kepada Hazrat Masih Mau'ud a.s. bahwa:
Baris 333: Baris 333:     
== Bab 32 ==
 
== Bab 32 ==
Jika anda sekalian mengamati kejadian-kejadian di medan tabligh, akan menjadi tambah jelas bahwa mereka yang melakukan tabligh menjadi tambah dikasihi Allah s.w.t. sedemikian rupa sehingga Dia memperlihat- kan mukjizat-mukjizat bagi mereka dan membantu mereka di setiap langkah. Dia terus saja memberikan bukti kebenaran Islam dan ajaran Ahmadiyah. Kita bisa melihat beberapa contoh dalam kehidupan dari saudara kita Haji Abdul Karim dari Karachi bagaimana cara Allah s.w.t. mengasihi para hamba-Nya dan mengganjar mereka dengan karunia berlimpah serta terus saja membuktikan kebenaran Islam dan Ahmadiyah.
+
Jika anda sekalian mengamati kejadian-kejadian di medan tabligh, akan menjadi tambah jelas bahwa mereka yang melakukan tabligh menjadi tambah dikasihi Allah s.w.t. sedemikian rupa sehingga Dia memperlihatkan mukjizat-mukjizat bagi mereka dan membantu mereka di setiap langkah. Dia terus saja memberikan bukti kebenaran Islam dan ajaran Ahmadiyah. Kita bisa melihat beberapa contoh dalam kehidupan dari saudara kita Haji Abdul Karim dari Karachi bagaimana cara Allah s.w.t. mengasihi para hamba-Nya dan mengganjar mereka dengan karunia berlimpah serta terus saja membuktikan kebenaran Islam dan Ahmadiyah.
    
Allah s.w.t. selalu memperhatikan secara khusus mereka yang berkhidmat di bidang tabligh dan membantu mereka dengan cara-cara yang luar biasa. Kita bisa menemukan kejadian demikian dalam pengalaman tabligh saudara kita yang tekun itu. Dengan rahmat Tuhan, ia itu adalah seorang pentabligh yang giat dan berani. Ia berdinas di Mesir selama suatu jangka waktu yang lama saat menjadi anggota militer. Suatu ketika pendeta resimen militer mengajukan keluhan kepada Komandan atas kegiatannya bertabligh tersebut. Perwira bersangkutan mempunyai prasangka buruk dan mencatat perilakunya sebagai tindakan non-disiplin. Sejalan dengan peraturan militer, pelanggaran demikian diancam hukuman penjara sekurang-kurangnya enam bulan. Ketika para non- Ahmadi mendengar hal ini, mereka secara sarkastik menyatakan “Sekarang si Haji ini akan mendapat Medali Kelakuan Baik.”
 
Allah s.w.t. selalu memperhatikan secara khusus mereka yang berkhidmat di bidang tabligh dan membantu mereka dengan cara-cara yang luar biasa. Kita bisa menemukan kejadian demikian dalam pengalaman tabligh saudara kita yang tekun itu. Dengan rahmat Tuhan, ia itu adalah seorang pentabligh yang giat dan berani. Ia berdinas di Mesir selama suatu jangka waktu yang lama saat menjadi anggota militer. Suatu ketika pendeta resimen militer mengajukan keluhan kepada Komandan atas kegiatannya bertabligh tersebut. Perwira bersangkutan mempunyai prasangka buruk dan mencatat perilakunya sebagai tindakan non-disiplin. Sejalan dengan peraturan militer, pelanggaran demikian diancam hukuman penjara sekurang-kurangnya enam bulan. Ketika para non- Ahmadi mendengar hal ini, mereka secara sarkastik menyatakan “Sekarang si Haji ini akan mendapat Medali Kelakuan Baik.”

Menu navigasi