Rishta Nata: Perbedaan revisi

Dari Isa Mujahid Islam
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
(Menambahkan kutipan Ristanata)
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 16 Februari 2024 10.47

Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) menulis,

Ini merupakan sebuah pengumuman dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Atas dasar inilah, kini bidang Sekretaris Rishtanata telah terbentuk di Pusat dan juga di dunia. Sejumlah orang secara pribadi juga menaruh interes pada bidang Rishtanata ini. Kepada mereka pun, tugas ini dapat diserahi secara Jemaat (atas nama Jemaat).

Dengan karunia Tuhan, jodoh-jodoh didapatkan. Namun, masih ada sejumlah kendala. Semoga Allah menjauhkan kendala-kendala itu. Tetapi, di dalam ini terdapat jawaban yang dapat memberikan kepuasan bagi orang-orang yang mengatakan bahwa “Hendaknya kami diizinkan untuk mencari jodoh di luar.”

[Hadhrat Masih Mau’ud a.s.] bersabda bahwa jika mereka sendiri tidak mengatakan kafir atau tidak memberikan fatwa kafir; namun, orang-orang yang duduk-bangun bersama mereka itu; membenarkan apa yang mereka katakan; tidak dapat mengatakan sesuatu sedikitpun akibat rasa takut; mereka pergi ke mesjid-mesjid mereka; mendengar kata-kata mereka; maka artinya, mereka itu ikut dengan orang-orang itu juga. Oleh karena itu, jangan hendaknya ada ikatan perjodohan dengan orang-orang seperti itu.

Kemudian, beliau a.s. bersabda, “Kirimkanlah nama-nama anak laki dan anak-anak perempuan kalian.”

Kini, bidang Rishtanata ini— sebagaimana saya telah katakan— sudah terbentuk di setiap Jemaat di setiap tempat.

Berkenaan dengan bidang Rishtanata, terdapat pengaduan, bahwa bidang ini tidak mencarikan jodoh (tidak bekerja mencarikan jodoh) untuk anak-anak perempuan mereka. Satu kesulitan untuk bidang ini adalah bahwa ibu-ayah warga Jemaat tidak mengirimkan nama anak-anak laki-laki mereka. Jika daftar nama-nama anak-anak laki-laki juga ada, maka akan mudah untuk mencarikan jodoh.

Pada umumnya, jumlah anak perempuan lebih banyak dari anak laki-laki. Itu benar. Tetapi perbandingan adalah jika perempuan 50-51 jumlahnya, maka jumlah anak laki mungkin 48-49. Sementara, data-data yang datang kepada Jemaat, jika ada data-data anak perempuan sebanyak 7-8 orang, maka data anak laki-laki ada satu. Kalau begitu, menjadi sangat sulit untuk mempertemukan jodohnya. Jika dari kedua belah pihak datang data-data yang lengkap, maka akan menjadi mudah dalam mencocokkan jodoh itu.

Untuk jodoh anak laki-laki, kadang-kadang kedua ibu ayah sendiri yang mencarikan jodoh, bahkan kadang mereka anak-anak itu sendiri yang berupaya untuk mendapatkan jodoh. Kecuali adanya pertalian famili dekat atau pertalian keluarga dekat, untuk jodoh-jodoh anak-anak laki-laki juga hendaknya nama, daftar nama urut dan biodata ada siap di catatan Jemaat (di bidang Rishtanata), maka baru jodoh-jodoh anak-anak perempuan dapat diatur, sehingga setelah melihat di antara sesama anggota Jemaat dapat diambil keputusan.

Oleh karena itu, selain ibuayah, anak-anak laki-laki sendiri pun hendaknya memberikan perhatian ke arah ini bahwa mestinya berupaya memilih jodoh dari anak-anak perempuan di dalam Jemaat. Dan jika tidak mendapatkan jodoh di dalam keluarga dekatnya, maka hendaknya mencari jodoh atau memilih jodoh sesuai dengan pengaturan institusi (lembaga) Jemaat. Dan terkadang, sejumlah orang seperti benang kusut (ruwet) dengan masalah keturunan, marga dan wajah—sedikit saya sebelumnya telah memberitahukan—kemudian mereka mengingkarinya.

Kemudian, dalam masalah itu sedemikian rupa mereka menjadi seperti benang kusut yang dengan demikian menjadi timbul kesulitan untuk memutuskan jodoh untuk anak perempuan. Oleh karena itu, kini urusan marga dan lain-lain hendaknya ditinggalkan.

Berkaitan dengan itu Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, “Berkait dengan berbagai macam marga, ini bukanlah merupakan faktor kemuliaan. Allah menjadikan semua ini hanya untuk saling mengenal. Dewasa ini, untuk mengetahui sampai empat silsilah ke atas pun menjadi sulit. Bukanlah merupakan ciri khas seorang yang bertakwa untuk sibuk dalam urusan [silsilah] keturunan. Allah telah mengambil keputusan bahwa “Di sisi-Ku tidak landasan/keistimewaan untuk marga. Sebab, faktor ukuran kemuliaan dan kehormatan hakiki hanyalah takwa.”

Jadi hendaknya janganlah ruwet dengan masalah itu. Semoga Allah menganugerahi kita taufik untuk menegakkan jodoh dalam Jemaat sambil berjalan di atas jalan ketakwaan.

Dia menganugerahkan taufik kepada kita untuk dapat menjodohkan anak-anak kita dan sesuai dengan perintah Alquran menganugerahi taufik kepada kita untuk menjodohkan setiap jandajanda dan anak-anak yatim dan nizam Jemaat juga, orang-orang juga dan masyarakat juga mendapat taufik. Dan semua anak-anak perempuan yang ibu ayah mereka tengah merasa cemas akan jodoh anak mereka, semoga Allah menjauhkan semua kecemasankecemasan mereka. Amin. [1]

Referensi