Sepuluh Metode Unggulan di Bidang Tablig

Dari Isa Mujahid Islam
Revisi per 30 Juli 2022 03.21 oleh Isa (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Allah Ta'ala berfirman, {{Arab Quran|teks-quran=اُدۡعُ اِلٰی سَبِیۡلِ رَبِّکَ بِالۡحِکۡمَۃِ وَالۡمَوۡعِظَۃِ ال...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Allah Ta'ala berfirman,

اُدۡعُ اِلٰی سَبِیۡلِ رَبِّکَ بِالۡحِکۡمَۃِ وَالۡمَوۡعِظَۃِ الۡحَسَنَۃِ وَجَادِلۡہُمۡ بِالَّتِیۡ ہِیَ اَحۡسَنُ ؕ اِنَّ رَبَّکَ ہُوَ اَعۡلَمُ بِمَنۡ ضَلَّ عَنۡ سَبِیۡلِہٖ وَہُوَ اَعۡلَمُ بِالۡمُہۡتَدِیۡنَ ﴿۱۲۶﴾ وَاِنۡ عَاقَبۡتُمۡ فَعَاقِبُوۡا بِمِثۡلِ مَا عُوۡقِبۡتُمۡ بِہٖ ؕ وَلَئِنۡ صَبَرۡتُمۡ لَہُوَ خَیۡرٌ لِّلصّٰبِرِیۡنَ ﴿۱۲۷﴾ وَاصۡبِرۡ وَمَا صَبۡرُکَ اِلَّا بِاللّٰہِ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَیۡہِمۡ وَلَا تَکُ فِیۡ ضَیۡقٍ مِّمَّا یَمۡکُرُوۡنَ ﴿۱۲۸﴾ اِنَّ اللّٰہَ مَعَ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا وَّالَّذِیۡنَ ہُمۡ مُّحۡسِنُوۡنَ ﴿۱۲۹﴾٪

(QS. An-Nahl 16:126-129)

Bukan semata-mata panggilan sederhana kepada Tuhan yang dimaksud dalam ayat di atas tetapi adalah panggilan kepada keagungan dengan apa Allah s.w.t. memanifestasikan Wujud-Nya kepada Hazrat Rasulullah s.a.w. Dia adalah Tuhan dari semesta alam. Berikut ini adalah sepuluh titik-titik pokok berkenaan dengan hal itu.

Pertama

1. Pesan itu untuk semua mereka yang beriman. Pesan ini sebenarnya adalah bagi dan ditujukan untuk semua muminin, walau dalam ayat ini yang diajak berbicara adalah Hazrat Nabi Muhammad s.a.w. Tidak ada dalam ayat tersebut dikatakan “Wahai Muhammad, engkau yang harus berangkat sendiri menyeru orang ke jalan Allah dimana tidak ada sahabat yang akan menyertai engkau.” Jadi meski pun ditujukan kepada Hazrat Rasulullah s.a.w. tetapi yang dimaksud adalah semua muminin.

Makna daripada kata hikmah (kebijaksanaan, kearifan): Dengan merenungi arti kata kebijaksanaan atau Hikmah kita akan menelaah sejarah terlebih dahulu. Dari telaah kejadian-kejadian bersejarah itulah kita bisa menghadapi lawan-lawan kita dengan kasih dan sayang yang sangat. Dengan cara itulah baru pandangan kita bisa diterima orang, kalau tidak maka mereka akan menolak.

Kedua

2. Pendekatan berdasarkan keadaan. Titik kedua dari prinsip Hikmah yang seringkali diabaikan adalah perlunya memperhatikan keadaan atau lingkungan setempat. Lakukan analisis dahulu situasinya sebelum memulai suatu kegiatan menyeru orang ke jalan Allah s.w.t. Segala hal akan menjadi baik jika dilakukan pada saat yang tepat. Penyampaian pesan kepada seseorang yang sedang tergesa-gesa atau fikirannya sedang kalut tidak akan memberikan hasil yang baik.

Jika seseorang sudah berpendirian tidak menyukai sesuatu yang diberikan kepadanya, ia tidak akan menerimanya meski barang itu baik. Karena itu penyampaian pesan dengan cara yang tidak menyenangkan akan menimbulkan penolakan dan rasa kebencian orang dimana upaya tabligh kepada yang bersangkutan akan menjadi tidak efektif.

Karena itu ingatlah bahwa anda terlibat dalam suatu kegiatan yang pelik dan rumit. Ikutilah contoh teladan Hazrat Rasulullah s.a.w. dan berbaik hatilah kepada semua orang. Begitu juga agar menggunakan cara-cara yang arif dalam berkomunikasi. Anda harus berfikir bahwa yang anda tuju akan berubah secara normal, karena itu anda harus mengkomunikasikannya secara lembut.

Ketiga

3. Sejalan dengan fitrat manusia. Salah satu persyaratan Hikmah adalah berbicara sejalan dengan kecenderungan orang yang diajak bicara, jangan sampai anda mengabaikan hal itu. Pahami tendensi dari orang yang anda ajak bicara. Anda perlu memahami apa yang selalu dicoba dihindari oleh yang bersangkutan dan menyesuaikan pembicaraan anda pada hal itu.

Keempat

4. Sesuaikan dengan kemampuan diri anda sendiri. Persyaratan lain daripada prinsip Hikmah adalah memahami betul temperamen dan tendensi diri anda sendiri. Tidak ada orang yang mampu menjalankan segala jenis tabligh. Allah s.w.t. telah mengaruniakan fitrat sejalan dengan temperamen masing-masing. Sebagai contoh ada seorang saudara kita yang senang mengenakan jubah bertulisan aksara ayat-ayat Al-Quran. Saudara yang lain seperti Qureshi Muhammad Hanif biasa berkeliling dan bertabligh di atas sepedanya.

Kalau ada yang mengatakan dirinya tidak mempunyai kemampuan bertabligh, sama saja yang bersangkutan telah menyalahkan Allah s.w.t. Yang benar adalah setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dari saudaranya yang lain dan karena itu menghadapi orang lain pun menggunakan caranya sendiri. Setiap orang mempunyai kepribadian berbeda dan sewajarnya memperlakukan orang lain juga sesuai dengan kemampuannya sendiri.

Kalian semua mempunyai temperamen yang berbeda-beda. Tuhan telah memberkati kalian dengan kapasitas yang juga berbeda. Karena itu anda harus bisa berfikir mengenal diri sendiri dan bagaimana caranya melaksanakan kewajibannya dengan cara yang tepat. Sebagian dari kalian tidak memiliki keterampilan berpidato atau berbicara yang baik, sedangkan sebagian lain tidak mampu menulis secara efektif. Sebagian ada yang merasa malu di muka publik tetapi pembicara yang baik di lingkungan yang lebih kecil. Ada pula yang memang piawai berbicara di hadapan khalayak ramai. Karena itu jika ada yang berperilaku bertentangan dengan kepribadian yang telah dianugrahkan Tuhan kepadanya maka ia hanya akan menjadi bahan tertawaan.

Kelima

5. Saat selalu berubah. Periode atau saat selalu mengalami perubahan. Rentang waktu yang diperlukan juga berbeda-beda. Prinsip Hikmah menuntut bahwa anda memanfaatkan saat-saat tersebut. Dengan kata lain, cara bicara tidak sama pada setiap saat. Adakalanya seseorang sedang sedih dan pada saat demikian pembicaraan harus diselaraskan. Bicara pada saat-saat bahagia lain lagi. Begitu juga anda harus mengatur bicara anda pada saat keadaan panik.

Keenam

6. Pemilihan atau seleksi yang tepat. Tuntutan prinsip Hikmah lainnya adalah menetapkan orang yang dipilih yang akan menjadi sasaran tabligh. Tidak terbilang banyaknya mahluk Tuhan yang harus kalian ajak kepada Allah s.w.t. Dengan menguasai pengetahuan atau pandangan umum atas keseluruhan, anda akan bisa memperkirakan mana yang paling sedikit membutuhkan kerja keras.

Ada saudara-saudara Ahmadi yang terkadang berusaha amat keras menarik seseorang yang sebenarnya berwatak prasangka, kaku hati dan jauh dari sifat taqwa. Mereka lupa bahwa Allah s.w.t. telah menjanjikan akan membimbing mereka yang lurus saja yang memiliki keberanian untuk mengatakan apa adanya. (Begitu juga Nabi Isa a.s. mengingatkan pengikutnya agar jangan melempar mutiara kepada babi, Matius 7:6). Karena itu pilihlah orang-orang yang berwatak baik, apalagi mereka yang pemberani dan bisa jadi muballigh juga nantinya.

Ketujuh

7. Selalu menjaga komunikasi. Memelihara hasil panenan anda juga merupakan tuntutan prinsip Hikmah lainnya. Ketika anda terlibat dalam kegiatan Da’wat Ilallah maka anda akan menikmati nya jika anda ternyata berhasil. Tetapi jika setelah itu anda tidak lagi menjumpai orang yang anda tablighi secara berkesinambungan maka anda akan kehilangan yang bersangkutan, sepertinya juga anda menghancurkan hasil panen sendiri. Patut diperhatikan bahwa efek tabligh memerlukan waktu untuk berakar. Anda harus terus memeliharanya. Jika tidak maka usaha anda akan menjadi sia-sia saja.

Kedelapan

8. Banyak berdoa. Jika anda tidak mengairi tanaman anda maka tanaman itu tidak akan menghasilkan buah. Ada dua cara irigasi bagi tanaman anda. Yang pertama adalah air dari pengetahuan yang anda siarkan di dunia ini. Namun panen yang hakiki adalah yang diairi dengan air surgawi. Jika anda mengairi tanaman anda hanya dengan air pengetahuan duniawi maka buahnya tidak akan berberkat. Karena itu doa merupakan suatu hal yang esensial dan anda harus mencucurkan air mata di hadapan Allah s.w.t. Mohonkan bantuan kepada-Nya.

Adalah air mata seorang muminin yang akan menurunkan hujan berkat. Karena itulah yang disebutkan pertama adalah kebijaksanaan atau Hikmah dan setelah itu baru nasihat yang baik. Nasihat yang baik adalah nasihat yang jernih, benar dan saleh yang memiliki daya tarik. Nasihat yang baik tidak ada kaitannya dengan perbedaan sektarian. Datangnya langsung dari kalbu dan perginya langsung masuk ke dalam hati juga. Argumentasi akan muncul belakangan, yang penting dimulai dengan nasihat yang baik. Mula-mula sampaikan kepada orang bahwa anda bersimpati kepada mereka. Mereka itu sedang merugikan dirinya sendiri. Masyarakat sudah porak poranda. Fikirkan mengapa masyarakat menjadi rusak. Beritahukan kepada mereka bahwa hamba-hamba Ilahi sudah datang dan setelah menyampaikan pesannya lalu pergi lagi. Sampaikan pesan kepada mereka bahwa telah datang seorang penyeru Ilahi dan akan lebih baik bagi mereka jika mereka menyambut penyeru tersebut. Inilah landasan berfikirnya mengapa Al-Quran menasihatkan untuk bersabar, jangan tergesa-gesa. Mulailah dengan kebijaksanaan atau Hikmah agar orang mengetahui bahwa anda adalah orang yang benar dan bersimpati kepada mereka. Mereka perlu mengetahui bahwa anda tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga menaruh perhatian atas mereka.

Kesembilan

9. Diskusi. Meski apa yang anda sampaikan adalah hal yang benar dan bijak, tetap saja orang akan berusaha membantah anda. Allah s.w.t. berfirman “Kami menasihatkan engkau untuk menghadapi mereka dan jangan menunjukkan punggung kepada mereka.” Karena itu persiapkan diri anda dan anda juga berhak mengemukakan argumentasi-argumentasi yang kuat dan teguh kepada mereka yang membantah. Namun pertentangan itu jangan sampai menjadi kasar karena dikatakan bantahlah mereka dengan argumentasi yang baik. Hadapi kejahatan dengan kebaikan. Mereka mungkin datang dengan kebengisan tetapi anda tetap harus menampilkan kebaikan. Mereka mungkin ingin mencelakakan anda namun anda tetap harus mengharapkan yang baik bagi mereka. Kemukakan kebaikan setiap kali mereka mengedepankan kebencian dan kejahatan.

Kesepuluh

10. Kesabaran. ‘Tetapi jika kamu bersabar maka sesungguhnya itulah jalan yang paling baik bagi orang-orang yang sabar’ (S.16 An-Nahl:127). Ingatlah bahwa kalian harus selalu menunjukkan kesabaran karena Allah s.w.t. menyatakan bahwa mereka yang bersabar sesungguhnya lebih berhasil dari yang lainnya. Di bidang kontes keagamaan, jangan sampai mencoba menarik pembalasan dendam, bahkan upayakan guna melupakan kesalahan orang dan tetap bersikap toleran.

Seruan ke jalan Allah s.w.t. selalu dimulai dengan bilangan tunggal dan sekarang bilangannya sudah banyak sekali. Karena itulah aku mengatakan bahwa tugas tabligh tidak terbatas pada diri Hazrat Rasulullah s.a.w. saja karena juga menjadi kewajiban bagi para pengikut beliau.

Allah s.w.t. berfirman kepada Hazrat Rasulullah s.a.w. ‘Ya Rasul, bersabarlah engkau dan sesungguhnya kesabaran engkau hanya mungkin dengan pertolongan Allah’ (S.16 An-Nahl:128). Berarti bahwa Allah s.w.t. bermaksud menyatakan kepada beliau ‘Ya Muhammad, Kami tidak ada mengatakan bahwa engkau boleh bersabar atau membalas dendam sesuai keinginanmu sendiri. Bagi engkau nasihat Kami adalah engkau bisa memper- lihatkan kesabaran. Kami mengetahui bahwa engkau telah memperlihatkan kesabaran demi Allah. Karena itu engkau jangan meninggalkan jejak ini karena ini adalah jalan yang terbaik.’

Kalian harus mengetahui bahwa kesabaran itu ada dua macam. Pertama adalah kesabaran saat sedang marah dan yang lainnya adalah kesabaran saat sedang sedih. Kalian mengetahui kalau Hazrat Rasulullah s.a.w. belum pernah sampai marah yang sangat. Karena itu ingatlah bahwa kita harus meneladani Hazrat Rasulullah s.a.w. dimana beliau itu tidak pernah marah. Beliau adalah manusia yang memiliki kesabaran seorang ibu hakiki, bahkan lebih lagi. Beliau adalah orang yang ikut bersedih karena manusia merusak dirinya sendiri dengan cara tidak mengakui beliau. Karena itulah Allah s.w.t. berfirman ‘Janganlah engkau berdukacita atas mereka’ (S.16 An-Nahl:128).

Kalian semua adalah Da’i. Aku memanggil semua anggota Jemaat ini agar menyeru seluruh dunia kepada Tuhan yang Maha Esa dan Maha Hidup. Serulah manusia di Timur dan di Barat. Serulah mereka yang berkulit hitam mau pun yang putih. Serulah umat Kristiani mau pun Hindu. Serulah semua mereka yang sudah tersesat dan jangan lupakan para atheist. Kalian juga bertanggung-jawab untuk menyeru Blok Timur dan Blok Barat. Adalah kalian yang patutnya memberikan kehidupan kepada dunia dan bukan kematian. Jika kalian lalai maka mereka yang mati akan mati dan berkelana di kegelapan.

Wahai para pengikut Muhammad s.a.w. dan pencinta agama yang dibawa beliau, sekarang ini jangan lagi berfikir apa profesi dan pekerjaan kalian di dunia. Setiap orang dari antara kalian harus menganggap dirinya sebagai Da’i Ilallah dan ia harus mempertanggung-jawabkan kewajiban ini di hadapan Allah s.w.t. Apa pun profesi atau kerja kalian, tugas utama kalian adalah menyeru dunia kepada Tuhan-nya Muhammad. (Khutbah Jumah 25 Pebruari 1983)