Baris 3: |
Baris 3: |
| Tentang: PENTINGNYA MEMBACA AL-QURAN DENGAN BENAR & MENGAMALKANNYA | | Tentang: PENTINGNYA MEMBACA AL-QURAN DENGAN BENAR & MENGAMALKANNYA |
| | | |
− | Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Surat Al-Fatihah, Hudhur Atba. membaca ayat Surah Al-Bagarah 2:122: Alladziina aatainaahumul kitaaba yatluunahuu hagga tilaawatihii ulaaika-yu'minuuna bihii wa may yakfur bihii faulaa-ika humul khaasiruuun. | + | Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Surat Al-Fatihah, Hudhur Atba. membaca ayat Surah Al-Baqarah 2:122: |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=اَلَّذِیۡنَ اٰتَیۡنٰہُمُ الۡکِتٰبَ یَتۡلُوۡنَہٗ حَقَّ تِلَاوَتِہٖ ؕ اُولٰٓئِکَ یُؤۡمِنُوۡنَ بِہٖ ؕ وَمَنۡ یَّکۡفُرۡ بِہٖ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿۱۲۲﴾٪}} |
| + | |
| + | Alladziina aatainaahumul kitaaba yatluunahuu hagga tilaawatihii ulaaika-yu'minuuna bihii wa may yakfur bihii faulaa-ika humul khaasiruuun. |
| | | |
| Artinya: Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Alkitab (dan) mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, itulah mereka yang beriman kepadanya. Dun barangsiapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. | | Artinya: Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Alkitab (dan) mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, itulah mereka yang beriman kepadanya. Dun barangsiapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. |
Baris 26: |
Baris 30: |
| | | |
| Dalam shalat nawafil, orang-orang yang sudah hafal atau hafidz Quran maka ia pun akan membaca dalam shalatnya. Demikian juga setelahnya shalat Subuh, di setiap rumah biasa berusaha menilawatkan Al-Quran. Karena memang cara ini dapat meningkatkan kemajuan spiritualnya, dan inilah waktunya yang istimewa. Oleh karena itu, kebiasaan ini, system ini dan praktek ini harus terus dilanjutkan walaupun setelah berakhirnya bulan Ramadhan-pun. Kita tidak boleh terus menerus melanjutkan puasa setelahnya berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi nawafil, shalat dan pembacaan Al-Quran dan bangun lebih pagi, ini harus diteruskan. Jadi semua ini harus dikerjakan bahkan setelahnya bulan Ramadhan. Allah Taala telah berfirman di dalam Al-Ouran tentang pentingnya membaca Al-Ouran di waktu Fajar, dalam surah Bani Israil (17:79): | | Dalam shalat nawafil, orang-orang yang sudah hafal atau hafidz Quran maka ia pun akan membaca dalam shalatnya. Demikian juga setelahnya shalat Subuh, di setiap rumah biasa berusaha menilawatkan Al-Quran. Karena memang cara ini dapat meningkatkan kemajuan spiritualnya, dan inilah waktunya yang istimewa. Oleh karena itu, kebiasaan ini, system ini dan praktek ini harus terus dilanjutkan walaupun setelah berakhirnya bulan Ramadhan-pun. Kita tidak boleh terus menerus melanjutkan puasa setelahnya berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi nawafil, shalat dan pembacaan Al-Quran dan bangun lebih pagi, ini harus diteruskan. Jadi semua ini harus dikerjakan bahkan setelahnya bulan Ramadhan. Allah Taala telah berfirman di dalam Al-Ouran tentang pentingnya membaca Al-Ouran di waktu Fajar, dalam surah Bani Israil (17:79): |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=...وَقُرۡاٰنَ الۡفَجۡرِ ؕ ...}} |
| | | |
| Wa qur'aananal fajr, | | Wa qur'aananal fajr, |
| | | |
− | Dan kemudian difirmankan: Kaana masyhuudaa — sesungguhnya pembacaan (Al-Quran) pada waktu subuh diterima (secara istimewa oleh Allah). | + | Dan kemudian difirmankan: |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=... کَانَ مَشۡہُوۡدًا}} |
| + | |
| + | Kaana masyhuudaa — sesungguhnya pembacaan (Al-Quran) pada waktu subuh diterima (secara istimewa oleh Allah). |
| | | |
| Bahwa membaca Al-Quran di waktu fajar itu adalah yang berdiri sebagai saksi. Perkara ini menjadi sumber pengampunan bagi orang- orang. Tetapi apakah cukup bagi orang-orang itu bahwa hanya dengan membaca saja Al-Quran ini bisa memperoleh berkat-berkat untuk dunia dan juga untuk akhirat? Katakanlah (taruhlah) tidaklah semudah itu, tetapi kita harus mengerti bagian dari Al-Quran yang kita baca itu. Itulah alasan mengapa YM. Rasulullah saw. itu kepada seorang sahabatnya Abdullah bin Amar, beliau bersabda — barangkali saya pun telah mengatakan hal ini sebelumnya, tetapi rincian dari narasinya adalah seperti ini — bahwa, “Jika engkau menyelesaikan pembacaannya di dalam satu bulan penuh secara berangsur-angsur, ketika Anda membaca ayat-ayat tersebut Anda merenungkannya, meresapkan-nya, serta memikirkannya dengan lebih mendalam maka berkat-berkat itulah yang akan turun kepada Anda.” | | Bahwa membaca Al-Quran di waktu fajar itu adalah yang berdiri sebagai saksi. Perkara ini menjadi sumber pengampunan bagi orang- orang. Tetapi apakah cukup bagi orang-orang itu bahwa hanya dengan membaca saja Al-Quran ini bisa memperoleh berkat-berkat untuk dunia dan juga untuk akhirat? Katakanlah (taruhlah) tidaklah semudah itu, tetapi kita harus mengerti bagian dari Al-Quran yang kita baca itu. Itulah alasan mengapa YM. Rasulullah saw. itu kepada seorang sahabatnya Abdullah bin Amar, beliau bersabda — barangkali saya pun telah mengatakan hal ini sebelumnya, tetapi rincian dari narasinya adalah seperti ini — bahwa, “Jika engkau menyelesaikan pembacaannya di dalam satu bulan penuh secara berangsur-angsur, ketika Anda membaca ayat-ayat tersebut Anda merenungkannya, meresapkan-nya, serta memikirkannya dengan lebih mendalam maka berkat-berkat itulah yang akan turun kepada Anda.” |
Baris 38: |
Baris 48: |
| | | |
| == Cara Membaca Al-Ouran Harus Tartiil == | | == Cara Membaca Al-Ouran Harus Tartiil == |
− | Ada kemampuan pada tiap orang masing-masing dan cara mereka membaca Al-Quran: ada yang dapat membacanya dengan cepat dengan kata-kata yang jelas serta ekspresi yang jelas, dan ada yang membacanya dengan lambat-lambat. Tetapi kita diberitahukan bahwa kita harus mernbaca Al-Quran ini dan menilawatkannya dalam cara yang sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti. Di dalam Al- Quran, Allah Taala berfirman di dalam surah Al-Muzzammil (73:5): Wa rattilil Qur-aana tartiilaa “......dan bacalah Al-Quran dengan pembacaan yang sungguh-sungguh (yaitu secara perlahan-lahan dan dengan penuh perasaan dalam hati)”. | + | Ada kemampuan pada tiap orang masing-masing dan cara mereka membaca Al-Quran: ada yang dapat membacanya dengan cepat dengan kata-kata yang jelas serta ekspresi yang jelas, dan ada yang membacanya dengan lambat-lambat. Tetapi kita diberitahukan bahwa kita harus mernbaca Al-Quran ini dan menilawatkannya dalam cara yang sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti. Di dalam Al- Quran, Allah Taala berfirman di dalam surah Al-Muzzammil (73:5): |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=... وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِیۡلًا ؕ﴿۵﴾}} |
| + | |
| + | Wa rattilil Qur-aana tartiilaa “......dan bacalah Al-Quran dengan pembacaan yang sungguh-sungguh (yaitu secara perlahan-lahan dan dengan penuh perasaan dalam hati)”. |
| | | |
| Yakni, “kalian harus membaca Al-Quran itu dengan secara jelas”. Orang yang akan mengimami sembahyang tarawih dan dalam tempo 20-30 menit itu harus menyelesaikan satu Juz Al-Quran maka bagaimana ia bisa mengerti dan bagaimana ia bisa membuatnya jelas kepada makmum? | | Yakni, “kalian harus membaca Al-Quran itu dengan secara jelas”. Orang yang akan mengimami sembahyang tarawih dan dalam tempo 20-30 menit itu harus menyelesaikan satu Juz Al-Quran maka bagaimana ia bisa mengerti dan bagaimana ia bisa membuatnya jelas kepada makmum? |
Baris 54: |
Baris 68: |
| == Mereka yang Mengabaikan Al-Quran & Kewajiban Seluruh Ahmadi == | | == Mereka yang Mengabaikan Al-Quran & Kewajiban Seluruh Ahmadi == |
| Sebagaimana yang telah saya katakan semua tingkatan ini adalah untuk orang-orang berbeda dan ada satu nasihat bagi semua orang- orang, ada nasihat untuk masing-masing orang sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Allah Taala berfirman di dalam surah Al- amar (54:18): | | Sebagaimana yang telah saya katakan semua tingkatan ini adalah untuk orang-orang berbeda dan ada satu nasihat bagi semua orang- orang, ada nasihat untuk masing-masing orang sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Allah Taala berfirman di dalam surah Al- amar (54:18): |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=وَلَقَدۡ یَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ لِلذِّکۡرِ فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ ﴿۱۸﴾}} |
| | | |
| Wa Ia qad yassarnal Qur-aana lidz-dzikri fa hal mim-muddakir — | | Wa Ia qad yassarnal Qur-aana lidz-dzikri fa hal mim-muddakir — |
Baris 61: |
Baris 77: |
| Yakni, “Dan memang sesungguhnya untuk memberikan nasihat ini Kami telah membuat Al-Quran itu begitu mudahnya bagi setiap orang. Apakah ada orang-orang yang perduli untuk mengambil nasihat ini?” | | Yakni, “Dan memang sesungguhnya untuk memberikan nasihat ini Kami telah membuat Al-Quran itu begitu mudahnya bagi setiap orang. Apakah ada orang-orang yang perduli untuk mengambil nasihat ini?” |
| | | |
− | Oleh karena itu, terserah kepada kita berapa banyak akan kita pakai atau ambil nasihat ini kepada kita dan bekerja sesuai dengan itu serta mengambil manfaat dari nasihat ini, Oleh karena itu, inilah tugas pada tiap-tiap Ahmadi selama bulan Ramadhan ini untuk membaca Kitab Suci Al-Quran, yang penuh dengan kebijaksanaan, dan kita harus berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Al-Quran. Kita harus bekerja sesuai dengan itu dan setiap instruksi (Allah Ta'ala yang diberikan kepada kita, kita diharapkan untuk bekerja sesuai dengan itu. Apapun yang diharamkan oleh Allah Taala kita harus menghindarinya, Kita tidak boleh termasuk orang-orang yang Al-Quran berfirman: Wa qaalar Rasuulu yaa rabbi inna qaumit takhadzuu haadzal qur-aan mahjuuraa | + | Oleh karena itu, terserah kepada kita berapa banyak akan kita pakai atau ambil nasihat ini kepada kita dan bekerja sesuai dengan itu serta mengambil manfaat dari nasihat ini, Oleh karena itu, inilah tugas pada tiap-tiap Ahmadi selama bulan Ramadhan ini untuk membaca Kitab Suci Al-Quran, yang penuh dengan kebijaksanaan, dan kita harus berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Al-Quran. Kita harus bekerja sesuai dengan itu dan setiap instruksi (Allah Ta'ala yang diberikan kepada kita, kita diharapkan untuk bekerja sesuai dengan itu. Apapun yang diharamkan oleh Allah Taala kita harus menghindarinya, Kita tidak boleh termasuk orang-orang yang Al-Quran berfirman: |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=وَقَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ مَہۡجُوۡرًا ﴿۳۱﴾}} |
| + | |
| + | Wa qaalar Rasuulu yaa rabbi inna qaumit takhadzuu haadzal qur-aan mahjuuraa |
| | | |
| “Dan berkata Rasul Allah itu: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sebagai barang yang sudah ditinggalkan”. (Surah Al-Furgan 25:31). | | “Dan berkata Rasul Allah itu: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sebagai barang yang sudah ditinggalkan”. (Surah Al-Furgan 25:31). |
Baris 72: |
Baris 92: |
| | | |
| Jangan sampai ada seorang Ahmadi pun yang memiliki sikap seperti dalam ayat yang diterangkan di atas. Kata-kata dari Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang harus selalu ada di dalam pikiran kita ialah orang-orang yang menghormati Kitab Suci Al-Quran maka mereka pun akan. mendapatkan kehormatan di Langit. Kita harus merenungkan dan meresapkan setiap huruf di dalam Al-Quran: kehormatan itu akan diberikan jika kita benar-benar bekerja sesuai dengan ajaran itu. Jika kita mengerjakannya sesuai dengan itu, maka Kitab Suci Al-Quran akan mengeluarkan kita dari tiap kegelisahan dan akan menjadi payung bagi kita semua, sebagaimana Allah Taala berfirman: | | Jangan sampai ada seorang Ahmadi pun yang memiliki sikap seperti dalam ayat yang diterangkan di atas. Kata-kata dari Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang harus selalu ada di dalam pikiran kita ialah orang-orang yang menghormati Kitab Suci Al-Quran maka mereka pun akan. mendapatkan kehormatan di Langit. Kita harus merenungkan dan meresapkan setiap huruf di dalam Al-Quran: kehormatan itu akan diberikan jika kita benar-benar bekerja sesuai dengan ajaran itu. Jika kita mengerjakannya sesuai dengan itu, maka Kitab Suci Al-Quran akan mengeluarkan kita dari tiap kegelisahan dan akan menjadi payung bagi kita semua, sebagaimana Allah Taala berfirman: |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=وَنُنَزِّلُ مِنَ الۡقُرۡاٰنِ مَا ہُوَ شِفَآءٌ وَّرَحۡمَۃٌ لِّلۡمُؤۡمِنِیۡنَ ۙ وَلَا یَزِیۡدُ الظّٰلِمِیۡنَ اِلَّا خَسَارًا ﴿۸۳﴾}} |
| | | |
| Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwaa syifaa'uw wa rahmatul lil mu'miniina, wa laa yaziiduzh-dzaalimiina illaa khasaaraa | | Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwaa syifaa'uw wa rahmatul lil mu'miniina, wa laa yaziiduzh-dzaalimiina illaa khasaaraa |
Baris 86: |
Baris 108: |
| Jadi Kitab Suci Al-Quran adalah merupakan sumber petunjuk bagi orang-orang yang berpikiran suci, orang-orang yang bertakwa. Tetapi bagi mereka yang melihatnya dengan mata yang “bias”, yang berhati purbasangka, dan pikiran yang sudah kena pengaruh maka Allah Taala berfirman bahwa Al-Quran ini tidak dapat memberikan sesuatu bimbingan kepada orang-orang tersebut. Kepada orang yang sudah berprusangka ini, yang termasuk di sini adalah orang-orang yang menentang, Allah Taala sudah berfirman bahwa ada total loss bagi mereka, yang merupakan orang terbanyak. sebagaimana Allah berfirman: | | Jadi Kitab Suci Al-Quran adalah merupakan sumber petunjuk bagi orang-orang yang berpikiran suci, orang-orang yang bertakwa. Tetapi bagi mereka yang melihatnya dengan mata yang “bias”, yang berhati purbasangka, dan pikiran yang sudah kena pengaruh maka Allah Taala berfirman bahwa Al-Quran ini tidak dapat memberikan sesuatu bimbingan kepada orang-orang tersebut. Kepada orang yang sudah berprusangka ini, yang termasuk di sini adalah orang-orang yang menentang, Allah Taala sudah berfirman bahwa ada total loss bagi mereka, yang merupakan orang terbanyak. sebagaimana Allah berfirman: |
| | | |
− | Wa laa yaziiduzh-dzaalimiina illaa khasaaraa (Dan tidaklah hal itu menambah bagi mereka kecuali kerugian).
| + | {{Arab Quran|teks-quran=... وَلَا یَزِیۡدُ الظّٰلِمِیۡنَ اِلَّا خَسَارًا ﴿۸۳﴾}} |
| | | |
− | Al-Quran tidak meningkatkan mereka kecuali dalam keadaan merugi. | + | Wa laa yaziiduzh-dzaalimiina illaa khasaaraa (Dan tidaklah hal itu menambah bagi mereka kecuali kerugian). (Surah Bani Israil 17:83) |
| + | |
| + | Al-Quran tidak meningkatkan mereka kecuali dalam keadaan merugi. |
| | | |
| Jadi, sekarang adalah tugas dan kewajiban dari orang-orang Ahmadi bahwa di zaman ini mereka harus menilawatkan Al-Quran dan juga harus bekerja, bertindak dan berperilaku sesuai ajaran dari Al-Quran dan mereka harus.membuat Al-Quran ini sebagai bahagian dari hidupnya. Jadi dengan pekerjaan ini yang dilakukan oleh tiap Ahmadi maka semua penentang-penentang itu akan dibuat lidak bisa berbicara lagi. | | Jadi, sekarang adalah tugas dan kewajiban dari orang-orang Ahmadi bahwa di zaman ini mereka harus menilawatkan Al-Quran dan juga harus bekerja, bertindak dan berperilaku sesuai ajaran dari Al-Quran dan mereka harus.membuat Al-Quran ini sebagai bahagian dari hidupnya. Jadi dengan pekerjaan ini yang dilakukan oleh tiap Ahmadi maka semua penentang-penentang itu akan dibuat lidak bisa berbicara lagi. |
Baris 108: |
Baris 132: |
| | | |
| == Membaca Al-Quran dengan Suara (Lagu) yang Merdu == | | == Membaca Al-Quran dengan Suara (Lagu) yang Merdu == |
− | Hadhrat Masih Mau'ud a.s. juga bersabda bahwa agar memperoleh berkat ini. Saudara-saudara harus membaca Al-Quran, dan Saudara-saudara harus berdoa kepada Allah serta perilaku Saudara-saudara harus menjadi hamba atau budak dari ajaran Al-Quran itu. Bagaimana cara membaca dan menilawatkan- nya? Hadhrat Barabi Nasim menyampaikan bahwa YM. Rasulullah saw.. bersabda, “Kalian akan menambah keindahan Kitab Suci Al- Quran dengan suara melodi kalian yang merdu.” | + | Hadhrat Masih Mau'ud a.s. juga bersabda bahwa agar memperoleh berkat ini. Saudara-saudara harus membaca Al-Quran, dan Saudara-saudara harus berdoa kepada Allah serta perilaku Saudara-saudara harus menjadi hamba atau budak dari ajaran Al-Quran itu. Bagaimana cara membaca dan menilawatkannya? Hadhrat Barabi Nasim menyampaikan bahwa YM. Rasulullah saw.. bersabda, “Kalian akan menambah keindahan Kitab Suci Al- Quran dengan suara melodi kalian yang merdu.” |
| | | |
| == Pentingnya Meningkatkan Kecintaan Membaca dan Mengamalkan Al-Quran == | | == Pentingnya Meningkatkan Kecintaan Membaca dan Mengamalkan Al-Quran == |
| Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, bahwa, “Initisari yang hakiki dari ibadah shalat adalah pembacaan Kitab Suci Al-Quran. Jika kalian membaca huruf dan kata-kata yang diberkati ini, maka hal itu akan menciptakan pancuran kecintaan di dalam hati kalian dan di sana akan timbul kehangatan (cinta) di dalam hati kalian dengan hangatnya cinta dari Tuhan. Jadi jika kalian menyatakan memiliki cintanya Tuhan Allah Taala, maka kalian harus berusaha untuk menambah besar kecintaan ini. Agar bisa begitu, maka kalian harus membaca Al-Quran dengan pengertian yang penuh dan juga harus beramal sesuai dengan ajarannya, perkara ini adalah sangat penting.” | | Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, bahwa, “Initisari yang hakiki dari ibadah shalat adalah pembacaan Kitab Suci Al-Quran. Jika kalian membaca huruf dan kata-kata yang diberkati ini, maka hal itu akan menciptakan pancuran kecintaan di dalam hati kalian dan di sana akan timbul kehangatan (cinta) di dalam hati kalian dengan hangatnya cinta dari Tuhan. Jadi jika kalian menyatakan memiliki cintanya Tuhan Allah Taala, maka kalian harus berusaha untuk menambah besar kecintaan ini. Agar bisa begitu, maka kalian harus membaca Al-Quran dengan pengertian yang penuh dan juga harus beramal sesuai dengan ajarannya, perkara ini adalah sangat penting.” |
| + | |
| Atas pertanyaan seseorang, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda bahwa “Kitab Suci Al- Quran harus dibaca dengan merenungkan dan meresapkan isinya. memikirkannya dalam hati dan merefleksikan isinya” | | Atas pertanyaan seseorang, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda bahwa “Kitab Suci Al- Quran harus dibaca dengan merenungkan dan meresapkan isinya. memikirkannya dalam hati dan merefleksikan isinya” |
| | | |
Baris 117: |
Baris 142: |
| | | |
| == Al-Quran Merupakan Washilah (Perantara) == | | == Al-Quran Merupakan Washilah (Perantara) == |
− | Dalam satu hadits, Hadhrat Abu Amama Bahli menyampaikan bahwa: Saya mendengar YM. Rasulullah saw.. bersabda, “Jika kalian membaca Kitab Suci Al-Quran maka Al-Quran ini akan menjadi perantara (washilah) bagi kalian di Hari Kiamat nanti. Surah Al-Bagarah dan surah Al-Fatihah ini harus seperti bunga mawar yang indah jika kalian membacanya, dan ini pun akan disajikan pada Hari Kiamat nanti”. | + | Dalam satu hadits, Hadhrat Abu Amama Bahli menyampaikan bahwa: Saya mendengar YM. Rasulullah saw.. bersabda, “Jika kalian membaca Kitab Suci Al-Quran maka Al-Quran ini akan menjadi perantara (washilah) bagi kalian di Hari Kiamat nanti. Surah Al-Baqarah dan surah Al-Fatihah ini harus seperti bunga mawar yang indah jika kalian membacanya, dan ini pun akan disajikan pada Hari Kiamat nanti”. |
| | | |
| Ini tergantung kepada orang-orang yang membaca ayat-ayat ini, dan ayat-ayat ini akan memberikan bukti yang akan mendukungnya. Lebih dari itu, dikatakan bahwa, “Jika kalian membaca Surah Al-Baqarah dan bertindak (beramal) sesuai dengannya maka hal itu adalah bermanfaat bagi kalian dan tak ada orang yang bisa menolaknya serta tak ada yang bisa menghalanginya”. | | Ini tergantung kepada orang-orang yang membaca ayat-ayat ini, dan ayat-ayat ini akan memberikan bukti yang akan mendukungnya. Lebih dari itu, dikatakan bahwa, “Jika kalian membaca Surah Al-Baqarah dan bertindak (beramal) sesuai dengannya maka hal itu adalah bermanfaat bagi kalian dan tak ada orang yang bisa menolaknya serta tak ada yang bisa menghalanginya”. |
| | | |
− | Jadi, berbagai perkara yang ada di dalam surah Al-Baqarah itu harus dimengerti dengan semestinya dan bertindak sesuai dengan itu, nanti Saudara-saudara akan sangat banyak mengerti dari sana. Tetapi jangan ada yang berpikiran bahwa pembacaan surah-surah lain berikutnya itu tidak esensial (tidak penting), hanya dua buah surah inilah yang harus dibaca, tetapi kenyataannya ialah tergantung pada Iberbagaij hal yang tersebut dalam 2 surah ini dan yang penting adalah mengamalkannya, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Juga berusaha untuk menghafalkannya dan membaca bagian-bagian dari kedua surah ini, terutama dalam shalat-shalat nawafil Saudara-saudara. | + | Jadi, berbagai perkara yang ada di dalam surah Al-Baqarah itu harus dimengerti dengan semestinya dan bertindak sesuai dengan itu, nanti Saudara-saudara akan sangat banyak mengerti dari sana. Tetapi jangan ada yang berpikiran bahwa pembacaan surah-surah lain berikutnya itu tidak esensial (tidak penting), hanya dua buah surah inilah yang harus dibaca, tetapi kenyataannya ialah tergantung pada berbagai hal yang tersebut dalam 2 surah ini dan yang penting adalah mengamalkannya, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Juga berusaha untuk menghafalkannya dan membaca bagian-bagian dari kedua surah ini, terutama dalam shalat-shalat nawafil Saudara-saudara. |
| | | |
| Disampaikan dalam sebuah hadits bahwa seorang sahabat bangun di tengah malam dan melihat bahwa YM. Rasulullah saw. sedang melakukan shalat nawafil, maka ia pun ikut di belakangnya. Setelah beberapa lama ia merasa sangat lelah: YM. Rasulullah saw. membaca surah Al-Baqarah seluruhnya dan pada raka'at kedua barangkali beliau membaca surah Ali- Imran. Betapa style (cara) pembacaan Al- Quran yang dilakukan Rasulullah saw., sehingga ia merasa lelah, karena yang meriwayatkan mengatakan bahwa pembacaan Al-Quran, tilawatnya, YM. Rasulullah saw. itu mengucapkannya dengan perasaan yang khusus mengenai surah Al-Baqarah ini, di mana beliau pernah bersabda bahwa surah ini adalah puncaknya dari Al-Quran. Berbagai subyek dibicarakan di dalam surah Al-Baqarah ini, mulai dari Hadhrat Adam a.s. sampai pada Nabi Muhammad saw., berbagai nabi-nabi disebutkan, perihal ibadah disebutkan, shalat disebutkan, tentang puasa disebutkan, dan berbagai perintah ada di sana. Hadhrat Ibrahim a.s., Hadhrat Ismail a.s., shalat-shalat beliau juga disebutkan. Demikian juga doa-doa lainnya diajarkan dalam surah ini. | | Disampaikan dalam sebuah hadits bahwa seorang sahabat bangun di tengah malam dan melihat bahwa YM. Rasulullah saw. sedang melakukan shalat nawafil, maka ia pun ikut di belakangnya. Setelah beberapa lama ia merasa sangat lelah: YM. Rasulullah saw. membaca surah Al-Baqarah seluruhnya dan pada raka'at kedua barangkali beliau membaca surah Ali- Imran. Betapa style (cara) pembacaan Al- Quran yang dilakukan Rasulullah saw., sehingga ia merasa lelah, karena yang meriwayatkan mengatakan bahwa pembacaan Al-Quran, tilawatnya, YM. Rasulullah saw. itu mengucapkannya dengan perasaan yang khusus mengenai surah Al-Baqarah ini, di mana beliau pernah bersabda bahwa surah ini adalah puncaknya dari Al-Quran. Berbagai subyek dibicarakan di dalam surah Al-Baqarah ini, mulai dari Hadhrat Adam a.s. sampai pada Nabi Muhammad saw., berbagai nabi-nabi disebutkan, perihal ibadah disebutkan, shalat disebutkan, tentang puasa disebutkan, dan berbagai perintah ada di sana. Hadhrat Ibrahim a.s., Hadhrat Ismail a.s., shalat-shalat beliau juga disebutkan. Demikian juga doa-doa lainnya diajarkan dalam surah ini. |
Baris 134: |
Baris 159: |
| | | |
| == Penganugrahan Furqaan (Pembeda) == | | == Penganugrahan Furqaan (Pembeda) == |
− | Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda bahwa, “Kitab Suci Al-Quran adalah Kitab yang asli, Kitab yang suci. yang diturunkan ketika dunia sedang dipenuhi dengan begitu banyak kejahatan dan permasalahan, dan begitu banyak hal-hal yang tidak benar di sana. Perilaku buruk atau misconduct (hubungan buruk) sudah merajalela pada waktu itu. Berkenaan dengan keadaan ini Allah Taala menyampaikannya dalam kata-kata: Zhaharal fasaadu fil barri wal bahri (Kerusakan telah meluas di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia) Surah Ar-Ruum 30:42 | + | Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda bahwa, “Kitab Suci Al-Quran adalah Kitab yang asli, Kitab yang suci. yang diturunkan ketika dunia sedang dipenuhi dengan begitu banyak kejahatan dan permasalahan, dan begitu banyak hal-hal yang tidak benar di sana. Perilaku buruk atau misconduct (hubungan buruk) sudah merajalela pada waktu itu. Berkenaan dengan keadaan ini Allah Taala menyampaikannya dalam kata-kata: |
| + | |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=ظَہَرَ الۡفَسَادُ فِی الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ ...}} |
| + | |
| + | Zhaharal fasaadu fil barri wal bahri (Kerusakan telah meluas di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia) Surah Ar-Ruum 30:42 |
| | | |
| Yakni, semua orang-orang. baik orang-orang pengikut Alkitab atau umat lainnya, mereka semuanya sama sekali berada di dalam lingkungan kejahatan. Pada saat itu. untuk membuktikan kesalahan dari kepercayaan-kepercayaan yang ada maka Allah Taala menurunkan Kitab yang istimewa ini. Kitab Suci Al-Quran sebagai petunjuk bagi kita, yang memberikan bukti (membuktikan) kesalahan agama-agama yang ada, terutama dengan surah Al-Fatihah, Allah Taala menyebutkan semua kesalahan-kesalahan dari kepercayaan tersebut di dalam Al-Fatihah. Dia berfirman dalam satu instruksi (perintah) penting untuk kalian yaitu bahwa kalian hendaknya jangan sama sekali mengabaikan atau meninggalkan Al-Quran. Al-Quran ini adalah sumber dari kehidupan kalian, barang siapa yang memuliakan Al- Quran maka ia akan dimuliakan di Langit. Bagi orang-orang di atas bumi ini tidak ada kitab lainnya kecuali Al-Quran ini. Bagi seluruh umat di bumi tidak ada nabi atau perantara (intercessor/pemberi syafaat) lainnya kecuali Nabi Muhammad, Rasulullah saw.” | | Yakni, semua orang-orang. baik orang-orang pengikut Alkitab atau umat lainnya, mereka semuanya sama sekali berada di dalam lingkungan kejahatan. Pada saat itu. untuk membuktikan kesalahan dari kepercayaan-kepercayaan yang ada maka Allah Taala menurunkan Kitab yang istimewa ini. Kitab Suci Al-Quran sebagai petunjuk bagi kita, yang memberikan bukti (membuktikan) kesalahan agama-agama yang ada, terutama dengan surah Al-Fatihah, Allah Taala menyebutkan semua kesalahan-kesalahan dari kepercayaan tersebut di dalam Al-Fatihah. Dia berfirman dalam satu instruksi (perintah) penting untuk kalian yaitu bahwa kalian hendaknya jangan sama sekali mengabaikan atau meninggalkan Al-Quran. Al-Quran ini adalah sumber dari kehidupan kalian, barang siapa yang memuliakan Al- Quran maka ia akan dimuliakan di Langit. Bagi orang-orang di atas bumi ini tidak ada kitab lainnya kecuali Al-Quran ini. Bagi seluruh umat di bumi tidak ada nabi atau perantara (intercessor/pemberi syafaat) lainnya kecuali Nabi Muhammad, Rasulullah saw.” |
Baris 146: |
Baris 175: |
| Semoga Allah Taala inemberikan kemampuan kepada kita semua untuk mengerjakannya sehingga kita termasuk orang- orang yang menerima berkat-herkat dari Kitab Suci Al-Quran dan bisa terus meningkatkan derajat keimanan dan spiritual kita. Aamiin. | | Semoga Allah Taala inemberikan kemampuan kepada kita semua untuk mengerjakannya sehingga kita termasuk orang- orang yang menerima berkat-herkat dari Kitab Suci Al-Quran dan bisa terus meningkatkan derajat keimanan dan spiritual kita. Aamiin. |
| | | |
| + | == Catatan Penterjemah == |
| SAL, October 24, 2005 / PSI, 7-11-2005 | | SAL, October 24, 2005 / PSI, 7-11-2005 |