9.511 bita ditambahkan
, 1 Juli 2022 03.34
Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 24 Juni 2022 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris.
Setelah membaca tasyahud, ta'awwudz dan surah al-Fatihah, Yang Mulia Khalifatul Masih Al-Khamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa beliau aba. akan melanjutkan kembali khutbah berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra. dan beberapa ekspedisi yang beliau kirim untuk memerangi para pemberontak.
=== Ekspedisi Yang Dikirim di Bawah Kepemimpinan Hadhrat Khalid bin Sa’id ra. ===
Hudhur aba. bersabda bahwa ekspedisi ketujuh yang dikirim oleh Hadhrat Abu Bakar ra. adalah ekspedisi yang berada di bawah kepemimpinan Hadhrat Khalid bin Sa’id bin Aas ra. Beliau ra. termasuk ke dalam orang-orang terkemuka yang bai’at menerima Islam. Diriwayatkan oleh beberapa orang perawi bahwa beliau ra. adalah orang ketiga atau keempat yang bai’at menerima Islam. Akan tetapi, riwayat lain menyatakan bahwa beliau adalah orang kelima yang bai’at. Beliau ra. bermimpi bahwa ayahanda beliau mendorongnya ke dalam api. Akan tetapi, Hadhrat Rasulullah saw. menahan beliau ra. dan menyelamatkannya sehingga beliau ra. tidak terjatuh ke dalam api. Ketika beliau ra. menceritakan mimpi tersebut kepada Hadhrat Abu Bakar ra., Hadhrat Abu Bakar ra. lalu bersabda kepada beliau ra. bahwasanya Allah Ta’ala berkehendak untuk menyelamatkannya. Setelah itu, Hadhrat Khalid ra. pergi menemui Hadhrat Rasulullah saw. dan bertanya kepada beliau saw, apa yang beliau saw. seru? Hadhrat Rasulullah saw. kemudian menjawab bahwasanya beliau saw. menyeru kepada Allah Ta’ala Yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad saw. adalah hamba dan utusan-Nya, dan untuk meninggalkan pemujaan terhadap patung-patung berhala yang tidak dapat mendatangkan keburukan atau pun membawa manfaat sama sekali kepadanya. Setelah mendengar jawaban itu, Hadhrat Khalid ra. pun bai’at menerima Islam. Hadhrat Muhammad saw. sangat gembira atas bai’atnya beliau ra.
Hudhur aba. bersabda bahwa ketika ayahanda Hadhrat Khalid ra. mengetahui bai’atnya beliau ra, dia lalu memerintahkan putra-putranya yang lain untuk pergi mencarinya. Ketika mereka menemukannya, mereka membawanya kembali ke hadapan ayahanda mereka. Ayahnya kemudian langsung memukulinya dengan begitu keras dan mencaci makinya. Meskipun demikian, Hadhrat Khalid ra. tetap teguh. Ketika ayahnya mengancam beliau ra. dengan mengatakan bahwa dia tidak akan lagi memberikan bekal untuknya, beliau ra. justru menjawab bahwa sekali pun jika dia benar-benar melakukannya, maka Allah Ta’ala yang akan menyediakan sarana untuk menunjang kehidupannya.
Hudhur aba. bersabda bahwa ayahanda Hadhrat Khalid ra. adalah salah satu tokoh terkemuka di Mekah dan orang yang selalu menyiksa umat Islam. Suatu ketika, dia jatuh sakit dan berkata bahwa jika dia sembuh dari penyakitnya, maka dia akan memastikan bahwa umat Islam tidak akan pernah bisa beribadah di Mekah lagi. Ketika Hadhrat Khalid ra. mengetahui hal tersebut, beliau ra. berdoa agar ayahnya tidak pernah sembuh. Penyakit itulah yang pada akhirnya menyebabkan ayahnya meninggal dunia.
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Khalid ra. termasuk di antara orang-orang yang hijrah ke Abessinia. Beliau ra. senantiasa ikut serta di dalam beberapa peperangan yang diikuti oleh Hadhrat Rasulullah saw. Beliau ra. selalu mengungkapkan rasa penyesalan beliau atas ketidak-ikutsertaan beliau di dalam Perang Badar. Berdasarkan tulisan Hadhrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad ra., Hadhrat Khalid ra. juga tercatat sebagai salah satu sahabat yang mencatat wahyu-wahyu yang diterima oleh Hadhrat Rasulullah saw.
Di masa Hadhrat Abu Bakar ra, Hadhrat Khalid ra. ditunjuk sebagai pemimpin beberapa pasukan. Diriwayatkan bahwa beliau disyahidkan dalam Perang Marj alSafar. Beliau ra. juga ditunjuk sebagai pemimpin pasukan yang dikirim untuk memerangi pemberontakan yang muncul di Taimah. Hadhrat Abu Bakar ra. mengutusnya sembari memberi petunjuk untuk tidak pindah dari tempatnya berada dan agar beliau ra. mengundang suku-suku di sekitarnya untuk datang dan menemuinya. Ketika orang-orang Romawi mengetahui kedatangan pasukan yang sedemikian rupa besarnya itu, mereka lalu bergegas untuk menyiapkan pasukannya untuk berperang. Hadhrat Khalid ra. memberi tahu Hadhrat Abu Bakar ra. mengenai situasi yang terjadi. Hadhrat Abu Bakar ra. lalu menanggapi laporan tersebut dengan memerintahkan mereka untuk tidak perlu khawatir. Selain itu, beliau ra. pun memerintahkan kepadanya untuk tetap beranjak maju. Hadhrat Khalid ra. melaksanakan perintah dari Hadhrat Abu Bakar ra. tersebut, sehingga sebagai hasilnya, pasukan lawan pun kabur kocar kacir.
=== Ekspedisi di bawah Kepemimpinan Hadhrat Turaifah bin Hajiz ra. ===
Hudhur aba. bersabda bahwa ekspedisi kedelapan berada di bawah kepemimpinan Hadhrat Turaifah bin Hajiz ra. yang diutus untuk memerangi pemberontakan yang diawali oleh Banu Sulaim dan Banu Hawazin. Beliau ra. adalah seorang pekerja yang taat dan orator yang ulung. Setelah wafatnya Hadhrat Muhammad saw., meskipun beberapa orang dari suku ini menjadi pemberontak, akan tetapi ada juga di antara mereka yang tetap teguh kepada Islam. Hadhrat Abu Bakar ra. menulis kepada Banu Sulaim yang isinya bahwa orang-orang yang masih berpegang teguh kepada Islam, maka hendaknya mereka bergabung dengan Hadhrat Khalid bin Walid ra. di dalam ekspedisi beliau ra. menuju Tulaiha.
Hudhur aba. bersabda bahwa setelah mengetahui beberapa perbuatan keji yang dilakukan oleh para pemberontak Banu Sulaim, khususnya perbuatan yang dilakukan oleh orang yang bernama Fuja'ah, Hadhrat Abu Bakar ra. memerintahkannya untuk membunuh atau menangkap mereka dan membawa mereka ke hadapan beliau ra. Ketika Fuja'ah dibawa ke hadapan Hadhrat Abu Bakar ra., beliau ra. menghukumnya dengan cara yang sama dengan yang telah dia lakukan tanpa ampun terhadap umat Islam.
=== Ekspedisi di bawah Kepemimpinan Hadhrat Ala bin Hadrami ra. ===
Hudhur aba. menyampaikan bahwa ekspedisi kesembilan berada di bawah kepemimpinan Hadhrat Ala bin Hadrami ra. yang diutus untuk memerangi pemberontakan yang terjadi di Bahrain. Hadhrat Ala ra. termasuk di antara orang terkemuka yang bai’at ke dalam agama Islam. Ketika Hadhrat Rasulullah saw. mengirim surat ke berbagai raja-raja untuk mengajak mereka bai’at ke dalam agama Islam, Hadhrat Ala ra. dipercaya untuk menyampaikan surat yang ditujukan kepada raja Bahrain. Setelah itu, Hadhrat Rasulullah saw. mengangkat beliau ra. sebagai Gubernur Bahrain, sebuah jabatan yang beliau ra. pegang sampai Hadhrat Rasulullah saw. wafat. Beliau ra. kemudian melanjutkan pengkhidmatan beliau hingga pada akhirnya beliau ra. wafat di masa kekhalifahan Hadhrat Umar ra. Hadhrat Abu Hurairah ra. menyatakan bahwa beliau ra. sangat kagum kepada Hadhrat Ala ra. dan kepada peristiwa-peristiwa pengabulan doa yang beliau ra. alami.
Setelah kewafatan Hadhrat Rasulullah saw., tidak beberapa lama kemudian, pemimpin Bahrain juga meninggal dunia. Setelah itu, pemberontakan pun tidak dapat dielakkan. Hadhrat Jarut ra., yang berasal dari Bahrain dan pernah tinggal di Madinah untuk belajar mengenai Islam, mengumpulkan semua orang yang memberontak dan menjelaskan kepada mereka bahwasanya seperti halnya nabi-nabi sebelumnya yang telah wafat, maka begitu pula Hadhrat Rasulullah saw. pun telah wafat. Beliau ra. kemudian menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad saw. adalah utusan-Nya. Mendengar hal tersebut, orang-orang yang dikumpulkan itu menegaskan kembali keimanan mereka terhadap Islam. Akan tetapi, masih ada sukusuku lainyan di Bahrain yang tetap ingin melanjutkan pemberontakan mereka. Ketika Chosroes mengetahui pemberontakan tersebut, dia menghubungi para pemberontak yang memintanya agar mengutus seorang pemimpin untuk mereka. Chosroes kemudian mengangkat Munzir bin Nu'man, yang masih sangat muda, dan memberinya mahkota dibandingkan dengan barang-barang lainnya, lalu mengirimnya ke Bahrain.
Maka, terjadilah pertempuran antara orang-orang yang tetap berpegang teguh kepada Islam melawan orang-orang yang bersikukuh melanjutkan pemberontakan. Pertempuran ini terjadi selama beberapa hari dan berlangsung dengan sangat sengit. Awalnya, umat Islam sangat kesulitan menghadapi mereka dan hampir menelan kekalahan. Setelah mengetahui hal tersebut, Hadhrat Abu Bakar ra. lalu menunjuk Hadhrat Ala ra. untuk memberikan bantuan dan memimpin pasukan guna mengakhiri pemberontakan yang sedang berlangsung. Ketika pasukan Hadhrat Ala ra. semakin mendekat, mereka malah kehilangan hewan tunggangan mereka di padang pasir. Hadhrat Ala ra. meyakinkan pasukannya untuk tidak perlu khawatir, karena mereka adalah umat Muslim dan Allah Ta’ala pasti akan membantu mereka, sekali pun jika kondisi mereka terlihat begitu menyedihkan. Hadhrat Ala ra. terus berdoa dan sebagai buah pengabulan dari doa tersebut, muncullah mata air di tempat yang sebenarnya tidak ada airnya. Keesokan paginya, hewan tunggangan mereka kembali dan semua barangbarang mereka pun masih utuh.
Hadhrat Ala ra. menyampaikan peristiwa tersebut kepada Hadhrat Abu Bakar ra. dengan perantaraan sebuah surat. Hadhrat Abu Bakar ra. berdoa dan bersyukur kepada Allah Ta’ala.
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan topik berkenaan dengan peristiwa tersebut di dalam khutbah yang akan datang.
=== Catatan ===
Diringkas oleh: The Review of Religions
Diterjemahkan oleh: IHR