Perubahan

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
12.618 bita ditambahkan ,  6 Januari 2022 03.49
copy-paste khotbah jumat
Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 03 Desember 2021 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris.

Setelah membaca Tasyahud, Ta`awwuz dan Surah Al-Fatihah, Khalifatul Masih
Al-Khamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa beliau aba. akan mulai
menyampaikan topik berkenaan dengan kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra.

== Latar Belakang Keluarga Hadhrat Abu Bakar ra. ==
Hudhur aba. bersabda bahwa nama asli dari Hadhrat Abu Bakar ra. adalah
Abdullah, dan nama ayahanda beliau ra. adalah Usman bin Amir. Nama panggilan beliau
ra. adalah Abu Bakar, dan beliau ra. juga dikenal dengan nama “Atiq” dan “Siddiq”.
Diriwayatkan bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. lahir pada tahun 573 M. Beliau ra. berasal
dari suku Quraisy yang bernama Taim bin Murrah. Di masa jahiliyah (sebelum Islam),
nama beliau ra. adalah Abdul Ka'bah, yang kemudian dirubah oleh Hadhrat Rasulullah
saw. menjadi Abdullah. Menurut riwayat, ibunda beliau ra. bernama Salamah binti Sakhr
binti Amir, atau ada juga riwayat yang menyatakan bahwa ibunda beliau adalah Lailah
binti Sakhr.

== Ayahanda Hadhrat Abu Bakar ra. Masuk Islam ==
Hudhur aba. bersabda bahwa berdasarkan silsilah keturunan dari Hadhrat Abu
Bakar ra, beliau ra. memiliki hubungan kekerabatan dengan Hadhrat Rasulullah saw.
dimana silsilah keturunan beliau ra. bertemu dengan silsilah keturunan Hadhrat
Rasulullah saw. di generasi ketujuh sebelum beliau ra. Demikian pula, silsilah keluarga
ibunda beliau ra. juga bertemu dengan silsilah keturunan Hadhrat Rasulullah saw. (di
generasi keenam, pent). Kedua orang tua Hadhrat Abu Bakar ra. telah berbai’at menerima
Islam. Ayahanda beliau ra. pada mulanya belum mau beriman, hingga akhirnya ia masuk
Islam ketika peristiwa Fatah Mekah, dimana saat itu, ia telah kehilangan penglihatannya.
Di dalam peristiwa Fatah Mekah itu, Hadhrat Abu Bakar ra. membawa ayahnya ke
hadapan Hadhrat Rasulullah saw. Setelah melihat ayahanda beliau ra. itu, Hadhrat
Rasulullah saw. bersabda bahwa seharusnya Hadhrat Abu Bakar ra. tetap tinggal di
rumah, dan beliau saw. sendiri yang akan mengunjunginya di rumahnya. Hadhrat Abu
Bakar ra. bersabda bahwa lebih layak baginya untuk datang menemui Nabi Muhammad
saw., daripada Nabi Muhammad saw. sendiri yang pergi ke rumahnya. Kemudian, Nabi
Muhammad saw. meletakkan tangan beliau saw. di dada ayahanda Hadhrat Abu Bakar
ra., dan mengajaknya untuk berbai’at ke dalam agama Islam. Ia pun menerima ajakan itu
dan akhirnya masuk Islam.

== Ibunda Hadhrat Abu Bakar ra. Bai’at Menerima Islam ==
Hudhur aba. bersabda bahwa ibunda Hadhrat Abu Bakar ra. adalah salah satu
orang yang paling awal yang berbai’at ke dalam agama Islam. Suatu hari di masa Darul
Arqam, ketika umat Islam masih harus beribadah dengan cara sembunyi-sembunyi,
Hadhrat Abu Bakar ra. menyarankan kepada Nabi Muhammad saw. agar mereka pergi
ke Masjidil Haram. Di sana, Hadhrat Abu Bakar ra. menyampaikan pidato yang isinya
adalah mengajak orang-orang untuk bai’at menerima Islam. Nabi Muhammad saw. pun
hadir di sana ketika itu. Dengan begitu, maka setelah Nabi Muhammad saw., Hadhrat
Abu Bakar ra. adalah orang pertama yang berbicara di depan umum dan mengajak orangorang untuk masuk Islam. Karena dakwahnya itu, orang-orang kafir lalu memukuli
Hadhrat Abu Bakar ra., sehingga wajahnya menjadi bengkak dan memar sedemikian rupa
sehingga hidungnya tidak bisa dibedakan lagi dari wajahnya. Setelah memukulinya,
orang-orang yakin bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. pasti akan meninggal diakibatkan oleh
luka-luka yang dideritanya. Beliau ra. tidak dapat berbicara dikarenakan tidak sadarkan
diri, hingga akhirnya di malam hari, beliau ra. mulai tersadar dan langsung menanyakan
kondisi Nabi Muhammad saw. Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang bisa
menjawabnya. Hadhrat Abu Bakar ra. lalu meminta ibunya untuk pergi menemui Ummu
Jamil untuk bertanya kepadanya mengenai kondisi Nabi Muhammad saw. Ummu Jamil
ini sebenarnya adalah seorang Muslim, akan tetapi ia tidak mengungkapkannya secara
terang-terangan. Ibunda Hadhrat Abu Bakar ra. lalu pergi, dan membawa Ummu Jamil
kembali bersamanya. Ummu Jamil lalu memberi tahu Hadhrat Abu Bakar ra. bahwasanya
Nabi Muhammad saw. dalam keadaan baik-baik saja. Kemudian, Hadhrat Abu Bakar ra.
dibawa untuk menemui Nabi Muhammad saw. dengan bantuan ibunya. Ketika akhirnya
bertemu dengan Nabi Muhammad saw., beliau ra. diliputi oleh rasa kecintaan yang
sedemikian rupa mendalamnya kepada Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw.
mencium Hadhrat Abu Bakar ra. Kemudian, Hadhrat Abu Bakar ra. memohon kepada
Nabi Muhammad saw. untuk mendoakan ibunya. Nabi Muhammad saw. lalu mengajak
Ibunda beliau ra. untuk menerima Islam. Ia menerima ajakan Nabi Muhammad saw.
tersebut dan akhirnya ia pun masuk Islam.

== Julukan Hadhrat Abu Bakar ra. ==
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. dikenal dengan gelar Atiq
dan Siddiq. Beliau ra. disebut Atiq karena suatu kali, Nabi Muhammad saw. bersabda
kepadanya bahwa beliau (Hadhrat Abu Bakar ra.) adalah orang yang diselamatkan oleh
Allah Ta’ala dari api. Sejak saat itulah, beliau ra. dikenal dengan gelar Atiq. Ada riwayat
lainnya yang menyatakan bahwa alasan Hadhrat Abu Bakar ra. diberi gelar Atiq adalah
dikarenakan keindahan akhlak dan sifat beliau ra. yang sangat mulia. Atiq juga berarti tua
atau kuno. Ada beberapa riwayat lainnya yang menyebutkan bahwa beliau ra. dikenal
dengan gelar itu dikarenakan beliau ra. memiliki akhlak yang sangat mulia dan yang
paling pertama bai’at menerima Islam.

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. juga dikenal dengan gelar
Siddiq. Diriwayatkan bahwa beliau ra. telah mendapatkan gelar tersebut bahkan sejak
masa jahiliyah. Hal ini dikarenakan beliau ra. memiliki standar kejujuran yang sangat
tinggi. Diriwayatkan pula bahwa apabila Nabi Muhammad saw. menyampaikan suatu
berita atau informasi apapun kepada beliau ra., maka beliau ra. akan segera mempercayai
dan membenarkannya. Karena itulah, beliau ra. dikenal dengan gelar siddiq. Misalnya,
ketika Nabi Muhammad saw. diperlihatkan kasyaf peristiwa isra di mana beliau saw.
melakukan perjalanan malam ke Yerusalem yang berjarak sekitar 1.300 kilometer
jauhnya, orang-orang pergi menemui Hadhrat Abu Bakar ra. dan bertanya kepadanya
apakah beliau ra. membenarkan dan mempercayai pernyataan Nabi Muhammad saw
tersebut. Hadhrat Abu Bakar ra. langsung membenarkan pernyataan Nabi Muhammad
saw. Karena itulah, beliau ra. dikenal sebagai Siddiq. Terdapat sebuah riwayat yang
menyebutkan bahwa malaikat Jibril telah memberi tahu Nabi Muhammad saw.
bahwasanya Hadhrat Abu Bakar ra. akan membenarkan kasyaf beliau saw tersebut.
Karena itulah, beliau ra. diberi gelar Siddiq.

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. juga memiliki gelar
Khalifatur Rasulillah (Penerus Rasulullah). Gelar ini tentu saja adalah gelar yang
diberikan kepada beliau ra. setelah kewafatan Nabi Muhammad saw. Diriwayatkan juga
bahwa beliau ra. dikenal sebagai Awwahun, yang artinya orang yang berhati lembut.
Gelar lain yang diberikan kepada beliau ra. adalah Amirusy Syaaqirin (Pemimpin orangorang yang bersyukur). Gelar ini diberikan kepada beliau dikarenakan beliau ra. adalah
orang yang senantiasa bersyukur. Gelar lainnya yang diberikan kepada beliau ra. oleh
Allah Ta’ala, yaitu Tsani Itsnain (salah satu dari dua). Gelar ini merujuk kepada peristiwa
ketika Hadhrat Abu Bakar ra. bersama dengan Nabi Muhammad saw. bersembunyi di
gua Hira. Gelar lainnya adalah Shahibur Rasul (Pendamping Rasul). Gelar ini juga
didapat ketika Nabi Muhammad saw. memberi tahu sahabatnya di gua Hira untuk tidak
khawatir, sebagaimana yang tercantum dalam QS. At-Taubah. Ketika ayat tersebut
dibacakan, Hadhrat Abu Bakar ra. menangis dan berkata bahwa beliaulah
pendamping/sahabat yang dimaksud dalam ayat itu. Beliau ra. juga dikenal sebagai
Adam-e-Tsani (Adam yang Kedua), yaitu gelar yang diberikan kepada beliau ra. oleh
Hadhrat Masih Mau'ud as. Hadhrat Abu Bakar ra. juga tercatat dalam sejarah sebagai
Khalilur Rasul (Sahabat karib Rasul). Diriwayatkan bahwasanya Nabi Muhammad saw.
bersabda bahwa jika beliau saw. harus menjadikan seseorang sebagai Khalil (sahabat
karib) yang berasal dari antara orang-orang Quraisy, maka orang itu pastilah Hadhrat
Abu Bakar ra. Hadhrat Masih Mau'ud as. menjelaskan sabda dari Hadhrat Rasulullah
saw. tersebut bahwa tentu saja Hadhrat Abu Bakar ra. sudah menjadi sahabat Nabi
Muhammad saw sejak awal. Akan tetapi, kata Khalil di sini merujuk pada makna
“melebur menjadi satu”. Ini adalah sebuah kata yang hanya digunakan untuk
menggambarkan betapa dekatnya hubungan seseorang dengan Allah Ta’ala, dan kata itu
tidak dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antar sesama manusia. Oleh
karena itu, Nabi Muhammad saw. hendak mengungkapkan bahwa jika kata ini dapat
disematkan kepada seseorang, maka orang itu pastilah Hadhrat Abu Bakar ra.

Hudhur aba. bersabda berkenaan dengan gelar beliau yaitu Abu Bakar. “Bakar”
dapat merujuk pada seekor unta muda. Karena memiliki kegemaran dan kepiawaian
dalam memelihara unta, sehingga beliau ra. dikenal dengan sebutan “Abu Bakar”.
“Bakara” juga berarti “cepat dalam bertindak”, yang artinya adalah beliau ra. lebih dahulu
masuk Islam (dibandingan dengan yang lainnya, pent). Beliau ra. juga berada di garis
terdepan dalam memberikan contoh teladan akhlak yang sangat mulia.

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. berkulit putih dan bertubuh
kurus, sedikit bungkuk, matanya sedikit cekung, dan beliau ra. memiliki dahi yang lebar.

Hudhur aba. bersabda bahwa sebelum bai’at ke dalam Islam, beliau ra. sebenarnya
sudah dianggap sebagai orang yang terhormat. Beliau ra. adalah seorang pengusaha dan
menjalani usahanya sembari menampilkan akhlak yang sangat terpuji. Orang-orang
sering datang kepada beliau ra. untuk meminta nasihat tentang berbagai hal. Beliau ra.
juga dikenal sebagai salah satu pengusaha paling sukses di Arab. Beliau ra. termasuk
orang yang paling shaleh dan sangat dermawan. Beliau ra. dicintai oleh semua orang dan
senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Diriwayatkan bahwa
beliau ra. memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam menafsirkan mimpi. Ibnu Sirin
mengatakan bahwa setelah Nabi Muhammad saw., Hadhrat Abu Bakar ra. adalah orang
yang paling mahir dalam hal ini.

Hudhur aba. bersabda bahwa orang-orang Mekah menganggap Hadhrat Abu
Bakar ra. sebagai orang yang terbaik di antara mereka. Mereka akan meminta pendapat
kepada beliau ra. mengenai berbagai hal. Beliau ra. juga merupakan bagian dari Hilful
Fudhul, sebuah kelompok yang didirikan untuk membantu orang-orang yang tertindas
dan teraniaya. Beliau ra. selalu menegakkan keadilan. Kelompok ini adalah kelompok
yang Nabi Muhammad saw. juga menjadi bagian di dalamnya.

== Akhlak Hadhrat Abu Bakar ra. di Masa Jahiliyah ==
Hudhur aba. bersabda sejak zaman jahiliyah (sebelum turunnya agama Islam),
Hadhrat Abu Bakar ra. sudah menolak dan menentang penyembahan berhala. Beliau ra.
tidak pernah sujud di hadapan berhala apapun. Beliau ra. juga menolak untuk meminum
alkohol dan tidak pernah meminumnya sama sekali. Bahkan di masa-masa jahiliyah pun,
beliau ra. tidak pernah meminum alkohol. Ketika ditanya mengapa beliau ra. tidak pernah
meminum alkohol, beliau ra. menjawab hal itu dikarenakan beliau ra. sadar akan
kehormatan dan kesuciannya, dimana kehormatannya itu tidak akan bisa terjaga apabila
ia mengonsumsi alkohol.

Hudhur aba. kemudian menyampaikan peristiwa berkenaan dengan masuknya
Hadhrat Abu Bakar ra. ke dalam agama Islam. Hadhrat Abu Bakar ra. mendengar kabar
bahwa suami Khadijah telah mendakwakan dirinya sebagai nabi, seperti halnya Nabi
Musa as. Hadhrat Abu Bakar ra. lalu pergi menemui Nabi Muhammad saw. dan langsung
mempercayai dan membenarkan pendakwaan beliau saw. tersebut. Diriwayatkan juga
bahwa sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw., Hadhrat Abu Bakar ra. melihat dalam
mimpi bahwa ada sebuah bulan yang jatuh di kota Mekah. Bulan itu lalu hancur
berkeping-keping dan pecahan-pecahannya berserakan dan tersebar ke setiap rumah.
Kemudian, semua pecahan-pecahan dari bulan tersebut berkumpul di pangkuannya.
Ketika beliau ra. bertanya tentang tafsir dari mimpinya itu, beliau ra. diberitahu
bahwasanya seorang nabi yang ditunggu-tunggu akan segera datang, dan Hadhrat Abu
Bakar ra. akan menjadi pengikutnya yang paling pertama.

Hudhur aba. bersabda bahwa Hudhur aba. akan kembali menyampaikan peristiwaperistiwa yang terjadi di dalam kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra. di khutbah-khutbah
yang akan datang.

Diringkas oleh: The Review of Religions

Menu navigasi