Baris 3: |
Baris 3: |
| {{Arab Quran|teks-quran=اِنَّمَا یَعۡمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰہِ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰہِ وَالۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوۃَ وَاٰتَی الزَّکٰوۃَ وَلَمۡ یَخۡشَ اِلَّا اللّٰہَ فَعَسٰۤی اُولٰٓئِکَ اَنۡ یَّکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُہۡتَدِیۡنَ ﴿۱۸﴾}} | | {{Arab Quran|teks-quran=اِنَّمَا یَعۡمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰہِ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰہِ وَالۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوۃَ وَاٰتَی الزَّکٰوۃَ وَلَمۡ یَخۡشَ اِلَّا اللّٰہَ فَعَسٰۤی اُولٰٓئِکَ اَنۡ یَّکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُہۡتَدِیۡنَ ﴿۱۸﴾}} |
| Artinya, “Sesungguhnya yang '''memakmurkan Masjid-Masjid''' Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan tetap mendirikan shalat dan membayar zakat serta ia tidak takut kecuali kepada Allah; maka mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS Al Taubah 9:18) | | Artinya, “Sesungguhnya yang '''memakmurkan Masjid-Masjid''' Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan tetap mendirikan shalat dan membayar zakat serta ia tidak takut kecuali kepada Allah; maka mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS Al Taubah 9:18) |
| + | |
| + | Allah Ta'ala berfirman,{{Arab Quran|teks-quran=وَاَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَاٰتُوا الزَّکٰوۃَ وَارۡکَعُوۡا مَعَ الرّٰکِعِیۡنَ ﴿۴۴﴾}} |
| + | “Dirikanlah shalat dan berikanlah zakat dan ruku’lah '''bersama mereka yang ruku’''' ''kepada Allah''.” (Surah Al-Baqarah 2:44) |
| + | |
| + | Dari ayat diatas secara tersirat untuk |
| | | |
| == Hadis-Hadis Shalat Berjamaah == | | == Hadis-Hadis Shalat Berjamaah == |
Baris 48: |
Baris 53: |
| | | |
| “Perhatikanlah betul tentang hal ini bahwa manusia memiliki kapasitas untuk menyerap cahaya ruhani orang lain.” (Sebagian orang yang lebih banyak perbuatan baiknya dan mencapai status keruhanian yang lebih tinggi dapat mempengaruhi teman sepergaulannya, begitu juga melalui shalat berjamaah.) Oleh karena itu, shalat berjamaah sangat penting untuk memberikan pengaruh kesalehan. Jadi, dengan shalat berjamaah, di satu sisi, Tauhidul Ummah (kesatuan umat) yang Allah ingin buat diantara para Jemaatnya dapat ditunjukkan, dan di sisi lain hal itu juga akan membantu penyaluran pengaruh kebaikan jamaah lainnya [diantara jamaah shalat]. Ketika dalam satu shaf ada orang yang lebih saleh dan maju secara rohani, mereka akan memiliki dampak pengaruh pada orang-orang yang rohaninya lemah yang bersamanya di shat tersebut. Hasilnya, orang-orang yang lemah juga akan mendapatkan kekuatan dalam melakukan perbuatan baik dan kemajuan secara rohani. Ketika kesatuan ini muncul secara sempurna dan ketika keruhanian mengalami kemajuan, maka kekuatan setan pun melemah. <ref name=":0" /> | | “Perhatikanlah betul tentang hal ini bahwa manusia memiliki kapasitas untuk menyerap cahaya ruhani orang lain.” (Sebagian orang yang lebih banyak perbuatan baiknya dan mencapai status keruhanian yang lebih tinggi dapat mempengaruhi teman sepergaulannya, begitu juga melalui shalat berjamaah.) Oleh karena itu, shalat berjamaah sangat penting untuk memberikan pengaruh kesalehan. Jadi, dengan shalat berjamaah, di satu sisi, Tauhidul Ummah (kesatuan umat) yang Allah ingin buat diantara para Jemaatnya dapat ditunjukkan, dan di sisi lain hal itu juga akan membantu penyaluran pengaruh kebaikan jamaah lainnya [diantara jamaah shalat]. Ketika dalam satu shaf ada orang yang lebih saleh dan maju secara rohani, mereka akan memiliki dampak pengaruh pada orang-orang yang rohaninya lemah yang bersamanya di shat tersebut. Hasilnya, orang-orang yang lemah juga akan mendapatkan kekuatan dalam melakukan perbuatan baik dan kemajuan secara rohani. Ketika kesatuan ini muncul secara sempurna dan ketika keruhanian mengalami kemajuan, maka kekuatan setan pun melemah. <ref name=":0" /> |
| + | |
| + | Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda, |
| + | |
| + | “Oleh karena itu, wahai sekalian orang yang merasa dirinya tergolong sebagai warga Jemaatku, di langit kamu sekalian akan dianggap sebagai warga Jemaatku, apabila kamu sekalian benar-benar melangkahkan kaki kamu pada jalan ketakwaan. Oleh karena itu dirikanlah '''shalat 5 waktu''' dengan penuh rasa ketakutan dan pemusatan pikiran, seakan-akan kamu sekalian melihat Wajah Ilahi (Wajah Allah) di hadapan kamu… Ingatlah dengan seyakin-yakinnya, bahwa tidak ada sesuatu amal bisa sampai ke hadirat Allah apabila amal itu kosong dari takwa. Setiap amal yang baik berakar dari takwa. Sesuatu amal yang tidak kehilangan akar ini sekali-kali amal itu tidak akan sia-sia.” <ref>Bahtera Nuh, Rohani Khazain Jilid 19 halaman 15</ref> <ref name=":1" /> |
| + | |
| + | === Pahala yang Banyak dan Kesatuan === |
| + | Kemudian Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: |
| + | |
| + | Maksud pahala yang ditetapkan lebih banyak dalam '''salat berjamaah''' adalah untuk terciptanya kesatuan. Dan kemudian untuk membawa kesatuan dalam bentuk praktisnya sedemikian rupa terdapat petunjuk dan penekanan sehingga kakipun harus sejajar, barisan lurus dan satu dengan yang lain bersentuhan membuat satu kesatuan. Dari itu maksudnya seolah-olah hukumnya manusia itu adalah satu dan nur –nur yang satu dapat masuk ke dalam tubuh yang lainnya. Perbedaan yang dapat menimbulkan keakuan dan keegoan itu tidak lagi dapat tersisa. Ingatlah, sesungguhnya di dalam diri manusia terdapat potensi yang mana manusia itu dapat menyerap nur orang lain. Kemudian untuk kesatuan inilah terdapat perintah bahwa untuk salat setiap hari, salat dilakukan di mesjid tingkat RT dan sesudah seminggu salat dilakukan di mesjid jamik di kota,dan kemudian sesudah setahun berkumpul di tempat penunaian salat Id (di tanah lapang) dan untuk seluruh ummat Islam di seluruh dunia berkumpul satu kali di Baitullah, semua maksud hukum-hukum itu adalah kesatuan ini”. <ref>Ceramah Ludhianah Ruhani Hazain jilid 20:281-282 Edisi baru</ref> <ref name=":2">[https://ahmadiyah.id/khotbah/pentingnya-meramaikan-mesjid-dengan-shalat-berjamaah Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz tanggal 01 Oktober 2004 di Mesjid Darul-barakat, Birmingham, Inggris]</ref> |
| + | |
| + | === Melaksanakan Shalat Sunnat di Rumah === |
| + | Hadhrat Masih Mau’ud as biasanya mengerjakan shalat sunat qabliyah (sebelum shalat fardhu) dan ba’diyah (sebelum shalat fardhu) di rumah. Syaikh Ya’qub Ali Irfani meriwayatkan, |
| + | |
| + | “Merupakan kebiasaan Hadhrat Masih Mau’ud as mengerjakan shalat sunat qabliyah (sebelum shalat fardhu), ba’diyah (sesudah shalat fardhu) dan Nawafil di rumah. Sedangkan shalat-shalat maktubah (diwajibkan) secara berjamaah dikerjakan di Masjid. Beliau as teguh dalam kebiasaan itu hingga akhir. Kadang jika setelah shalat berjamaah banyak orang yang telat dan mereka tengah shalat melanjutkannya dan belum berhenti sehingga susah jalan keluar maka beliau shalat sunat di masjid. Jika ingin duduk-duduk di masjid setelah shalat Maghrib, beliau shalat sunnah di sana. <ref>[https://ahmadiyah.id/khotbah/shalat-dan-etiket-etiketnya Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) tanggal 27 Januari 2017 di Masjid Baitul Futuh, London, UK]</ref> |
| | | |
| == Sabda Khalifatul Masih == | | == Sabda Khalifatul Masih == |
Baris 53: |
Baris 72: |
| Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, | | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| | | |
− | Dia (syaitan) terus saja senantiasa sibuk dalam upayanya supaya hamba Tuhan yang Rahmaan (Maha Pemurah) sedikit mungkin berada di dunia ini; tetapi, hari ini kini merupakan pekerjaan orang-orang Ahmadi bahwa dengan memahami arti pentingnya Jum'ah, jadikanlah senantiasa kehadiran pada hari Jum'ah merupakan hal pokok dan merupakan hal yang pasti, dan akibat dzikir kepada Allah dan dengan menyampaikan '''shalawat''' kepada Rasulullah saw. berupayalah menjadi hamba-hamba Allah Yang Rahmaan (Maha Pemurah), dan manakala Saudarasaudara terus berupaya menjadi hamba Tuhan yang Rahmaan maka tidak hanya kita terfikir akan kehadiran di hari Jum'ah, bahkan akan terfikir juga oleh kita untuk hadir pada setiap shalat-shalat berjamaah, dan terfikir juga bagi kita untuk menghadiri shalat-shalat. Akan terfikir juga oleh kita untuk meramaikan mesjid,akan terfikir oleh kita untuk menjauhkan kekurangan-kekurangan dan kealfaan-kealfaan kita. Semoga Allah menganugerahi taufik kepada kita semuanya <ref>[https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FST20041112-ID.pdf Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) tanggal 12-11-2004,di mesjid Baitul-Futuh, London]</ref>. | + | Dia (syaitan) terus saja senantiasa sibuk dalam upayanya supaya hamba Tuhan yang Rahmaan (Maha Pemurah) sedikit mungkin berada di dunia ini; tetapi, hari ini kini merupakan pekerjaan orang-orang Ahmadi bahwa dengan memahami arti pentingnya Jum'ah, jadikanlah senantiasa kehadiran pada hari Jum'ah merupakan hal pokok dan merupakan hal yang pasti, dan akibat dzikir kepada Allah dan dengan menyampaikan '''shalawat''' kepada Rasulullah saw. berupayalah menjadi hamba-hamba Allah Yang Rahmaan (Maha Pemurah), dan manakala Saudarasaudara terus berupaya menjadi hamba Tuhan yang Rahmaan maka tidak hanya kita terfikir akan kehadiran di hari Jum'ah, bahkan akan terfikir juga oleh kita untuk hadir pada setiap shalat-shalat berjamaah, dan terfikir juga bagi kita untuk menghadiri shalat-shalat. Akan terfikir juga oleh kita untuk meramaikan mesjid,akan terfikir oleh kita untuk menjauhkan kekurangan-kekurangan dan kealfaan-kealfaan kita. Semoga Allah menganugerahi taufik kepada kita semuanya <ref name=":1">[https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FST20041112-ID.pdf Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) tanggal 12-11-2004,di mesjid Baitul-Futuh, London]</ref>. |
| + | |
| + | === Kewajiban Shalat Berjamaah === |
| + | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| + | |
| + | Seperti telah saya katakan, bahkan dalam Al-Quran kewajiban dari shalat 5 waktu telah disebutkan di sejumlah tempat. Sabda-sabda Nabi Muhammad saw tentang ini yang telah saya sebutkan juga jelas. Tak diragukan lagi bahwa menunaikan shalat adalah wajib pada setiap Ahmadi, namun seiring dengan itu, mengerjakan shalat secara berjamaah juga adalah wajib bagi yang tiap laki-laki yang berakal dan baligh (sudah usia pubertas) sebagaimana perintah jelas dari Rasulullah saw. Tapi seperti yang kita lihat, orang-orang tidak memperhatikan ke arah itu. Masih saja kelemahan dalam hal ini dapat dilihat. |
| + | |
| + | Tidak diragukan lagi bahwa shalat adalah wajib pada setiap orang beriman sejati dan mereka sendiri bertanggung jawab untuk memperhatikan hal itu, tapi kita juga memiliki sistem dalam Jemaat. Organisasi Jemaat juga harus selalu mengingatkan orang-orang tentang shalat berjamaah dan menjelaskan nilai pentingnya secara kontinyu. Saya terus menarik perhatian Jemaat pada pentingnya shalat di mayoritas khotbah saya dalam berbagai cara. Tapi ini adalah tanggung jawab para mubaligh dan organisasi (nizham Jemaat) setelahnya untuk menyebarkan instruksi saya dalam rangka menarik perhatian setiap orang Jemaat ke arah itu. Mereka harus menyampaikan pesan tentang pentingnya shalat berjamaah berulang-ulang untuk setiap anggota Jemaat.<ref name=":0" /> |
| + | |
| + | === Usaha untuk Datang ke Masjid === |
| + | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| + | |
| + | Tak diragukan lagi bahwa banyak orang dikarenakan kesibukan dengan pekerjaan mereka di waktu-waktu kerja membuat mereka sulit untuk datang di lima waktu shalat ke masjid. Namun ketika waktu Subuh, Maghrib dan Isya, tidak ada alasan, mereka dapat hadir [untuk shalat berjamaah] di Masjid. Saya tahu di dunia ini banyak Ahmadi seperti ini, mereka hidup di negara-negara Barat yang jarak tinggalnya 15 – 20 mil (24 – 32 km) dari Masjid. Tapi, mereka tetap berusaha pergi ke Masjid untuk melakukan shalat secara berjamaah. Kalau tidak dapat melaksanakan shalat Zuhur dan Ashar maka seperti saya telah katakan maka orang ini harus berusaha bergabung dalam shalat Fajr (Shubuh), Magrib dan Isya. |
| + | |
| + | Di sini pada umumnya setiap orang memiliki mobil yang digunakannya untuk pekerjaan duniawi. Jika mereka menggunakannya untuk mendapatkan ridha Allah ''Ta’ala'' dan untuk beribadah kepada-Nya, maka tujuan dari kendaraan kendaraan ini akan menjadi alat dalam mengkhidmati agama, dan pribadi-pribadinya akan memperindah kehidupannya di dunia maupun di akhirat. Dalam kesempatan-kesempatan dimana terpaksa tidak mungkin untuk pergi ke Masjid, di sana para Ahmadi yang tinggal berdekatan harus mengatur untuk berkumpul di satu rumah dan melakukan shalat secara berjamaah. Para Ahmadi yang tinggal di satu rumah sendiri di tempat-tempat terpencil harus mengatur agar shalat harus berusaha dilakukan secara berjamaah di dalam rumah dengan anak istri para anggota keluarga supaya anak-anak juga mengetahui pentingnya shalat berjamaah. <ref name=":3">[https://ahmadiyah.id/khotbah/penegakan-shalat-berjamaah-dan-karunia-karunia-khilafat Khotbah Jum’at Hadhrat Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahulloohu Ta’ala binashrihil ‘aziiz tanggal 22 Ihsan 1391 HS/Juni 2012 di Masjid Bait-ur-Rahman, Maryland, USA.]</ref> |
| + | |
| + | === Masalah untuk Datang ke Masjid === |
| + | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| + | |
| + | Banyak sekali orang berkata, “Anak-anak tidak memiliki kebiasaan datang ke masjid. Sebagian anak-anak malah memberontak.” Obatnya dapat seperti ini yaitu sejak kecil tanamkanlah kebiasaan seperti ini, yaitu mereka menunaikan hak Allah dan hak itu adalah mendirikan shalat. Pada anak-anak apabila sejak kecil mereka merasakan bahwa shalat adalah satu dasar yang tanpanya seorang Muslim tidak dapat dikatakan Muslim maka ketika remaja adat kebiasaan ini sudah matang, kemudian tidak ada akan keluhan bahwa anak-anak memberontak. |
| + | |
| + | Kemudian pada saat mereka berekreasi juga, kalau ada program seperti ini maka dimana terdapat hal-hal duniawi yang menarik hati, untuk mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala, dimanapun berada, seluruh keluarga hendaknya mengerjakan shalat berjamaah. Ini adalah pengalaman saya dan ini juga adalah pengalaman banyak orang yang mengatakan pada saya di tempat-tempat istirahat (rest area) ketika dikerjakan seperti ini ketika suami, istri juga anak-anak mengerjakan shalat berjamaah pada waktu shalat maka akan menimbulkan ketertarikan hati orang-orang yang berada disekitarnya, dan mereka akan memperhatikan. Kemudian terbukalah jalan pertablighan, juga didapati perkenalan. <ref name=":3" /> |
| + | |
| + | === Orang yang Lalai dari Perhatian Shalat Berjamaah === |
| + | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| + | |
| + | Allah Ta’ala menekankan dengan firman-Nya, Dia berfirman, |
| + | {{Arab Quran|teks-quran=فَوَیۡلٌ لِّلۡمُصَلِّیۡنَ ۙ﴿۵﴾ الَّذِیۡنَ ہُمۡ عَنۡ صَلَاتِہِمۡ سَاہُوۡنَ ۙ﴿۶﴾}} |
| + | ‘Fawailul lil mushalliin. Alladziinahum `an shalaatihim saahuun.’ (al Maa`uun, 107:5) Artinya, Maka kehancuranlah bagi orang-orang yang shalat itu, orang-orang yang dari shalatnya mereka lalai. Kelalaian ini juga disebabkan tidak memberikan perhatian kepada '''shalat berjamaah''' atau disebabkan ketidakdisiplinan dalam hal shalat, juga bisa disebabnya tidak berusaha mengerjakan shalat dengan penuh perhatian. Tidak diragukan lagi dalam hal ini bahwa sebagian waktu shalat tidak dapat dikerjakan dengan penuh perhatian akan tetapi adalah penting untuk memberikan perhatian pada shalat dan inipun juga adalah satu makna dari iqamatush shalah, mendirikan shalat, maka ini adalah kedudukan yang sangat menakutkan. <ref name=":3" /> |
| + | |
| + | === Orang yang Senantiasa Terjalin dengan Khilafat === |
| + | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| + | |
| + | Dari ayat istikhlaf selanjutnya di ayat seterusnya pun inilah perintahnya bahwa dirikanlah salat, lakukanlah '''salat berjamaah'''. Singkat kata inilah orang-orang mu’min, inilah orang-orang yang meraih hadiah, inilah orang-orang yang senantiasa terjalin dengan khilafat, orang-orang yang menegakkan ke-Esaan Tuhan dan merupakan orang-orang yang senantiasa meramaikan mesjid. <ref name=":2" /> |
| + | |
| + | === Nasehat untuk Pegawai dan Karyawan Jemaat === |
| + | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| + | |
| + | Saya telah mengatakan berulangkali bahwa jika saja para pengurus dan karyawan Jemaat dawam melaksanakan '''shalat berjamaah''', maka jumlah kehadiran di Masjid akan segera meningkat sampai 60/70 persen. Maka saya serukan sendiri bahwa seluruh anggota Majlis Amilah baik tingkat nasional, wilayah dan lokal memiliki tugas untuk memperlihatkan contoh dalam menjalankan shalat berjamaah. <ref>[https://ahmadiyah.id/jadikan-shalat-sebagai-prioritas-utama.html Pidato Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) pada Penutupan Ijtima Majelis Khuddamul Ahmadiyah UK, 2018]</ref> |
| + | |
| + | === Nasehat untuk para Ansharullah === |
| + | Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) bersabda, |
| + | |
| + | Maka dari itu camkanlah kata-kata ini baik-baik, bahwa setiap anggota Majlis Ansharullah harus lebih banyak menaruh perhatian dibanding semua lainnya dalam kedawaman dan kedisiplinan melaksanakan shalat. Bahkan, setiap Naashir (individu Ansharullah) dari mereka harus menganalisa kondisi diri mereka masing-masing, dan berusaha keras untuk senantiasa dawam dalam melaksanakan '''shalat berjamaah'''. Ya Allah! Kecuali bila mereka sakit atau ada udzur (kendala). Dan semaksimal mungkin melaksanakannya di Masjid, Shalat Centre atau jika memang tidak memungkinkan lakukanlah shalat berjamaah dengan anggota keluarga di rumah. Hal tersebut pun guna membangun kesadaran tentang shalat berjamah dikalangan anak-anak dan para remaja. |
| + | |
| + | Ansharullah tidak mungkin benar-benar menjadi Ansharullah (pendukung atau pembantu Allah) selama mereka tidak memainkan peran dalam penegakan agama Allah dan diri mereka sendiri mengamalkannya serta meminta orang lain mengamalkannya. Tetapi jika mereka tidak tertarik dalam mencapai tujuan penciptaan manusia — yaitu menyembah Allah ta’ala – dan di kalangan mereka yang dijadikan pengurus tidak menuntut demikian atau tidak berusaha melalui penyajian keteladanan mereka kepada para anggota maka mereka adalah AnsharuLlah sekedar nama saja. Tidak ada perang berkecamuk yang mana pedang-pedang dihunuskan dengan keras dan dimintakan kepada Anda untuk menjadi pendukung, tapi Hadhrat Masih Mau’ud (as) telah menjelaskan bahwa senjata yang menuntun kita pada sebuah kemenangan adalah doa (Shalat). Jadi untuk menjadi seorang penolong Allah (Ansharullah) sesuai makna kalimat sepenuhnya, perlu untuk menggunakan senjata shalat. Pergunakanlah senjata doa dengan cara yang telah Allah Ta’ala beritahukan kepada kalian. Jika memenuhi hal itu maka kita akan menjadi orang-orang yang menunaikan hak baiat Hadhrat Masih Mau’ud as tapi jika tidak beliau as bersabda berkali-kali: “Jika kalian tidak mengindahkan kata-kata saya dan tidak menanamkan perubahan suci pada diri kalian serta tidak memenuhi hak-hak ibadah maka tidak ada gunanya baiat kalian.” <ref>[https://ahmadiyah.id/khotbah/jalan-kebahagiaan-dan-keselamatan Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada Jumat, 29 September 2017 di Masjid Baitul Futuh, UK]</ref> |
| + | |
| == Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid == | | == Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid == |
| | | |