Khotbah-huzur-20220819
Ringkasan Khutbah Jum’at Kutipan dari Khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada 19 Agustus 2022 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris.
Setelah membaca tasyahud, ta`awwudz dan surah al-Fatihah, Yang Mulia, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan kembali peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra., khususnya mengenai ekspedisi-ekspedisi yang dikirim ke Suriah.
Hudhur aba. menyampaikan bahwa setelah kekuatan para pemberontak berhasil dimusnahkan dan pemerintahan Islam pun telah didirikan, Hadhrat Abu Bakar ra. berpikir bahwa sekarang beliau ra. harus mengalihkan perhatiannya kepada kekuatankekuatan internasional yang berusaha menciptakan kesulitan bagi Islam. Beliau ra. memutuskan bahwasanya pertama-tama, beliau ra. akan fokus kepada Suriah. Akan tetapi, pada awalnya, beliau ra. tidak memberi tahu siapa pun tentang hal tersebut.
Mimpi Hadhrat Syurahbil ra.
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Syurahbil ra. pernah datang menemui Hadhrat Abu Bakar ra. dan bertanya, apakah beliau ra. berniat untuk melakukan invasi ke Suriah. Hadhrat Abu Bakar ra. lalu membenarkannya. Namun, beliau ra. bertanyatanya, bagaimana caranya dia bisa mengetahui hal tersebut padahal beliau ra. belum pernah memberi tahu perihal itu kepada siapa pun. Hadhrat Syurahbil ra. lalu menyampaikan mimpi yang dia alami kepada Hadhrat Abu Bakar ra. di mana dia melihat Hadhrat Abu Bakar ra. mendaki puncak gunung yang tinggi. Setelah itu, beliau ra. turun dan pergi ke tanah yang subur yang penuh dengan tanaman-tanaman hijau, mata air dan juga benteng-benteng. Kemudian, dia melihat Hadhrat Abu Bakar ra. menyemangati kaum Muslim untuk berperang, dengan memberikan jaminan kemenangan. Hadhrat Syurahbil ra. melihat bahwa dia diberi bendera pasukan Muslim dan dia pun mulai berperang sampai orang-orang meminta perlindungan dan keamanan darinya. Dia pun memberikan perlindungan kepada mereka. Kemudian dia melihat Hadhrat Abu Bakar ra. menjadi pemenang dan duduk di singgasana yang terletak di salah satu benteng. Dalam mimpi itu, ada juga seorang laki-laki yang datang ke Hadhrat Abu Bakar ra. dan membacakan Surah Al-Nasr kepada Hadhrat Abu Bakar ra.
Hudhur aba. bersabda bahwa ketika Hadhrat Abu Bakar ra. mendengar mimpi tersebut, beliau ra. merasa senang dan mengatakan bahwa itu adalah mimpi yang baik. Beliau ra. bersabda bahwa bagian dari mimpi itu di mana beliau ra. sedang berjalan melalui medan yang berbatu ke puncak gunung, hal itu berarti bahwa mereka pasti akan menghadapi kesulitan-kesulitan. Kemudian, tanah hijau dengan mata air berarti bahwa akan ada kemudahan-kemudahan yang akan diperoleh. Beliau ra. bersabda bahwa berdasarkan mimpi tersebut, Hadhrat Syurahbil ra. akan menjadi salah satu pemimpin yang akan memimpin kaum Muslim untuk meraih kemenangan. Hadhrat Abu Bakar ra. mengatakan bahwa mimpi ini juga merupakan nubuatan tentang kewafatannya, karena surah Al-Qur'an yang dibacakan di dalam mimpi tersebut, diperlihatkan juga di dalam mimpi yang dilihat oleh Nabi Muhammad saw. yang darinya, beliau saw. mengetahui bahwasanya kewafatan beliau saw. sudah semakin dekat.
Janji Para Sahabat untuk Mendukung Hadhrat Abu Bakar ra.
Hadhrat Abu Bakar ra. kemudian mengumpulkan para sahabat awwalin dan memberitahu mereka tentang niatnya untuk mengirim pasukan Muslim ke Suriah dan beliau ingin meminta pendapat mereka mengenai rencana tersebut. Hadhrat Umar ra. bersabda bahwa sebenarnya beliau ra. sudah berniat untuk membicarakan hal ini dengan Hadhrat Abu Bakar ra. Beliau ra. setuju dengan ide tersebut. Selanjutnya, para sahabat awwalin lainnya, baik yang berasal dari kaum Muhajirin dan juga Anshar, semuanya setuju dengan Hadhrat Abu Bakar ra. dan berjanji untuk mengikuti dan taat kepada beliau ra. dengan sepenuh hati.
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. meminta Hadhrat Bilal ra. untuk menyeru umat Muslim dan memberitahu mereka untuk berangkat ke Suriah di bawah kepemimpinan Hadhrat Khalid bin Sa'id ra. Pasukan ini merupakan pasukan yang dikirim ke Suriah untuk pertama kalinya. Menurut beberapa riwayat, ketika Hadhrat Abu Bakar ra. mengerahkan 11 pasukan untuk memerangi pemberontakanpemberontakan yang terjadi, Hadhrat Abu Bakar ra. juga mengirim Hadhrat Khalid bin Sa'id ra. ke Suriah. Hadhrat Abu Bakar ra. juga mengirimkan surat kepada umat Muslim di Yaman yang isinya adalah seruan kepada mereka untuk maju dan berperang di jalan Allah Ta’ala. Hadhrat Anas ra. diutus untuk membawa surat tersebut. Beliau ra. lalu kembali ke Madinah dengan membawa kabar suka bahwasanya mereka akan segera tiba dan ikut serta di dalamnya.
Perintah Hadhrat Abu Bakar ra. Kepada Hadhrat Khalid bin Sa’id
Hudhur aba. bersabda bahwa ketika Hadhrat Khalid bin Sa’id ra. tiba di Taima, orang-orang Suriah sudah mengetahui tentang keberadaan pasukan Muslim dengan jumlah yang banyak ini. Oleh karena itu, mereka pun mulai membuat persiapanpersiapan. Hadhrat Khalid bin Said melaporkan hal tersebut kepada Hadhrat Abu Bakar ra melalui surat. Beliau ra. lalu menjawab dengan mengatakan bahwa dia harus tetap teguh dan terus maju, sambil memohon pertolongan dari Allah Ta’ala. Mendapat perintah tersebut, Hadhrat Khalid bin Sa'id ra. kemudian bergerak maju. Akan tetapi, ketika orang-orang Suriah melihatnya, mereka justru lari dan meninggalkan tempat mereka. Orang-orang yang berada di dekat wilayah itu akhirnya bai’at menerima Islam. Hadhrat Khalid ra. lalu melaporkannya kepada Hadhrat Abu Bakar ra. Beliau ra. menjawab dengan mengatakan bahwa dia harus terus bergerak maju, tetapi jangan terlalu maju sehingga dapat dengan mudah diserang dari belakang.
Hudhur aba. bersabda bahwa ketika Hadhrat Khalid bin Sa'id ra. bergerak maju, dia menulis kepada Hadhrat Abu Bakar ra. untuk meminta lebih banyak bala bantuan. Hadhrat Abu Bakar ra. lalu membentuk pasukan lainnya yang berisi orang-orang Yaman dan juga orang-orang yang berasal dari antara Makkah dan Madinah. Beliau ra. mengirim mereka untuk bergabung dengan Hadhrat Khalid bin Sa'id ra. Setelah mengetahui hal tersebut, Hadhrat Khalid bin Sa’id ra. sangat gembira, dan dalam kegembiraan tersebut, dia berupaya menyerang pasukan Suriah yang jumlahnya cukup banyak. Dengan melakukan serangan tersebut, dia lupa akan nasihat dari Hadhrat Abu Bakar ra. untuk tidak terlalu maju, sehingga hal itu menyebabkan sebuah situasi yang sedemikian rupa sehingga mudah bagi para musuh untuk menyerang dari belakang. Bahan dan pasukan Suriah mengepung Hadhrat Khalid bin Sa’id ra., namun dia tidak menyadarinya saat itu. Di waktu bersamaan, pasukan yang di dalamnya terdapat putra Hadhrat Khalid bin Sa’id ra. yang sedang pergi mencari air, diserang dan menyebabkan dia disyahidkan oleh Bahan dari pasukan Suriah. Ketika Hadhrat Khalid ra. mengetahui hal tersebut, dia pergi meninggalkan daerah itu, yang kemudian diikuti oleh sebagai besar pasukannya.
Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Ikrimah ra. yang telah tiba, tetap diam berada di posisinya dan memastikan bahwa pasukan Suriah tidak mengikuti di belakang Hadhrat Khalid bin Sa’id ra. Ketika Hadhrat Abu Bakar ra. mengetahui kejadian tersebut, beliau ra.sangat tidak menyukainya. Hadhrat Khalid bin Sa’id ra. lalu meminta maaf kepada Hadhrat Abu Bakar ra.
Perintah Terang Benderang Mengenai Siapa Yang Menjadi Target Pasukan Muslim dalam Berperang
Walaupun demikian, Hadhrat Abu Bakar ra. tidak menyerah dan mulai mempersiapkan lebih banyak lagi pasukan untuk dikirim ke Suriah. Empat pasukan besar telah disiapkan dimana pasukan yang pertama berada di bawah kepemimpinan Yazid bin Abi Sufyan. Hadhrat Abu Bakar ra. meminta pasukan Muslim untuk tetap teguh dan senantiasa bertakwa kepada Allah. Beliau ra. bersabda bahwa apabila memperoleh kemenangan, umat Islam tidak boleh memutilasi tubuh musuh. Beliau ra. menasihati bahwa anak-anak dan kaum wanita tidak boleh diserang, begitu juga dengan hewan tidak boleh disembelih kecuali untuk dimakan. Tidak boleh menyerang para pendeta. Beliau ra. bersabda bahwa mereka harus melawan orang-orang yang tidak memiliki rambut di bagian tengah kepala mereka. Menurut berbagai riwayat, itu adalah ciri-ciri dari golongan Kristen tertentu yang menghasut dan berperang melawan umat Muslim. Hadhrat Abu Bakar ra. menasihati Yazid untuk berhati-hati terhadap serangan dan tipu muslihat yang akan dilancarkannya. Beliau ra. menasihatinya untuk bersikap baik kepada pasukannya, dan memberikan suri teladan yang akan diikuti oleh pasukan lainnya. Beliau ra. memerintahkannya untuk memastikan agar shalat dikerjakan dengan penuh kekhusyuan. Beliau ra. bersabda bahwa penasihatnya juga harus tetap waspada terhadap segala hal yang terjadi, sehingga mereka dapat memberikan saran dan nasihat yang tepat. Hadhrat Abu Bakar ra. memberi nasihat tentang berbagai hal lainnya yang menjadi panduan lengkap bagi setiap pemimpin, siapa pun orangnya. Setelah menyampaikan itu semua, Hadhrat Abu Bakar ra. secara khusus berdoa untuk keberhasilan pasukan ini.
Pasukan Dikirim Di Bawah Kepemimpinan Hadhrat Syurahbil bin Hasanah ra.
Hudhur aba. bersabda bahwa pasukan kedua, dari empat pasukan yang dikirim ke Suriah, dipimpin oleh Hadhrat Syurahbil bin Hasanah ra, yang termasuk di antara tokoh-tokoh Muslim yang terkenal. Beliau ra. diutus oleh Hadhrat Abu Bakar ra. tiga hari setelah kepergian Hadhrat Yazid. Hadhrat Abu Bakar ra. bersabda bahwa beliau ra. juga harus mengingat nasihat yang sama sebagaimana yang telah beliau ra. sampaikan kepada Hadhrat Yazid. Selain itu, beliau ra. juga memberikan petunjuk dan nasihat lainnya, diantaranya seperti memastikan agar shalat didirikan tepat pada waktunya dan melaksanakan shalat jenazah. Hadhrat Syurahbil ra. dikirim ke Busra di Suriah.
Pasukan Yang Dikirim Di Bawah Kepemimpinan Hadhrat Abu Ubaidah bin Jarrah ra.
Hudhur aba. bersabda bahwa pasukan ketiga yang dikirim ke Suriah berada di bawah kepemimpinan Hadhrat Abu Ubaidah bin Jarrah ra., yang termasuk di antara sepuluh orang sahabat yang telah diberi kabar suka oleh Nabi Muhammad saw. tentang surga yang akan diperolehnya kelak. Hadhrat Abu Ubaidah ra. dikirim ke Hims, yang berada di dekat Damaskus di Suriah. Selama perjalanan, beliau ra. melewati sebuah desa tempat berkemah di Balqa, yang di kemudian hari beliau membuat perjanjian damai dengan penduduk desa tersebut (setelah sebelumnya berperang).
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan kembali peristiwaperistiwa tersebut di dalam khutbah yang akan datang.
Shalat Jenazah
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan seorang syuhada yang baru-baru ini disyahidkan, yaitu Naseer Ahmad, putra dari Abdul Ghany. Almarhum tinggal di Rabwah dan disyahidkan pada tanggal 12 Agustus setelah ditikam oleh seorang penentang Ahmadiyah. Almarhum sedang berdiri di halte bus, ketika didekati oleh seorang fanatik agama yang menanyakan apakah dia adalah seorang Ahmadi. Setelah dipastikan bahwa almarhum adalah benar seorang Ahmadi, orang fanatik itu menyuruh almarhum untuk meninggalkan keyakinannya. Almarhum menolak untuk melakukannya. Orang itu mengeluarkan pisau dan langsung menikamnya, sehingga menyebabkannya wafat dalam hitungan detik. Pembunuh itu tidak merasa menyesal, dan mengatakan bahwa dia akan melakukan hal yang sama lagi jika diberi kesempatan. Peristiwa itu terjadi begitu cepat, hanya dalam waktu satu menit.
Hudhur aba. bersabda Ahmadiyah masuk ke keluarga Naseer Ahmad di masa Khalifah Kedua ra. melalui kakeknya. Almarhum memiliki banyak sekali sifat-sifat yang mulia. Almarhum selalu siap sedia membantu orang-orang miskin dan yang membutuhkan. Almarhum juga selalu berkhidmat membersihkan masjid. Almarhum selalu siap sedia apabila dipanggil untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan Jemaat. Almarhum dawam mendirikan shalat dan sangat mencintai Khilafat. Almarhum telah menyatakan sebelum peristiwa tersebut bahwa dia merasa waktu kewafatannya sudah dekat. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang putri. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahi mereka semua kesabaran dan ketabahan. Almarhum selalu siap untuk mendonorkan darahnya, sehingga membantu menyelamatkan banyak nyawa. Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahkan ampunan dan kasih sayang-Nya serat meninggikan derajatnya di surga.
Catatan
Diringkas oleh: The Review of Religions
Diterjemahkan oleh: IHR