Kordinasi Program Tabligh

Dari Isa Mujahid Islam
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
  1. Mubaligh-mubaligh yang selalu menambah jumlah pembantunya (dai) dialah yang berhasil. Setiap Mubaligh dengan karunia Allah, dia mampu untuk menambah jumlah orang-orang yang bekerjasama dengannya dengan memperbanyak jumlah asistennya. Setiap Muballigh dengan memperhatikan kedudukannya hendaklah dengan cara lemah lembut dan kasih sayang berusaha menaklukkan hati (menarik hati) para anggota (London 31-7-1986).
  2. Kirimkanlah laporan dengan teratur dan kemukakanlah pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam laporan itu di samping pekerjaan-pekerjaan yang ada kelemahan dan kekurangan-kekurangannya. Ini adalah satu cara untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kelemahan. Bacalah dan perhatikanlah Al-Quran, pasti Saudara akan mengambil pelajaran di dalamnya. Cara tabligh yang baik yang dilakukan oleh seorang Muballigh yang bekerja secara teratur, beritahukan pulalah kepada Muballigh yang lain agar dapat ditirunya.
  3. Untuk memperbaiki orang-orang Atheis, setiap Muballigh harus mem- punyai dalil-dalil yang jitu. Orang-orang Atheis, sekalipun mereka memiliki harta kekayaan dan materi, tetapi mereka tidak mendapat kesenangan batin, obatnya adalah mereka harus diajak kembali kepada Allah, bahwa Allah itu benar ada. Para pemuda hendaknya diberi per hatian bahwa Tuhannya Islan adalah hidup sedangkan tuhannya mazhab-mazhab lain telah mati. Untuk membuktikan adanya Tuhan, hendaknya diberi tantangan kepada seluruh mazhab-mazhab (agama) dengan mengundang semua golongan agama. Adakanlan soal jawab untuk membuktikan aqidahnya yang lemah itu (London 31-7-1986).
  4. Seorang Muballigh jangan hanya melaporkan kegiatannya sendiri, tetapi laporkan pula apa-apa yang telah dikerjakan oleh Jemaat di dalam daerahnya (31-7-1986).
  5. Kumpulkanlah semua petunjuk-petunjuk tentang tabligh dan kirimkanlah kepada semua Muballigh agar mereka bekerja berdasarkan petunjuk-petunjuk itu (31-7-1986).
  6. Perlu diselidiki karakteristik ulama di daerah Saudara dan apa perbedaannya satu sama lain. Harus dipelajari pula ulama-ulama itu mempunyai pertalian dengan kelas pikiran yang mana. Hendaknya dibuat rancangan setelah mengadakan penyelidikan ini dan sesudah itu baru dibuat rencana bagaimana caranya mengadakan pertemuan dengan mereka (Huzur, 30-3-1983).
  7. Hendaknya diselidiki keadaan suku-suku dan pulau-pulau di mana kita dapat memasukkan pengaruh kita berupa Unit (Kesatuan/Kelompok) yang kecil. Hendaknya orang-orang Ahmadi yang kaya menjalin hubungan dengan suku-suku atau pulau-pulau yang terbelakang serta mencari jalan untuk memperdalam hubungan dengan mereka (Huzur 30-3-1983).
  8. Perlu diadakan kursus-kursus penyegaran (refreshing course) setahun dua kali di masing-masing daerah, di tempat di mana ada Muballigh Markazi (Ch. A. Mukhtar, S.E. No. 2138/Tab/PB/84, 29-9-1984).
  9. Para muballigh sebagai Panglima Bidang Tabligh disarankan agar dalam kegiatan tablighnya mengajak beberapa orang anggota Jemaat sebagai pembantu/asisten/kader tabligh dalam rangka motivasi tabligh. Kader tabligh, dapat pula selanjutnya membentuk Kelompok Tabligh yang terdiri dari beberapa orang anggota Jemaat (Da'i Ilallah) (Komite Tabligh 22-11-1986).
  10. Dalam bulan-bulan pertama kegiatan muballigh di tempat/daerah baru disarankan agar ditekankan pada kegiatan survey untuk menyelidiki adat-kebiasaan, sifat/karakteristik dan kebudayaan yang terdapat di dalam masyarakat. Pendidikan Jamiah perlu mencakup mata pelajaran sosiologi, etnnologi dan sejarah kebudayaan (Komite Tabligh, 22-11-1986).
  11. Dalam bulan-bulan pertama, "Yayasan Wisma Damai" (Muballigh) dapat memberikan pelajaran membaca Kitab Suci Al-Qur-an kepada anak-anak setempat, sehingga masyarakat dapat melihat segi positipnya dari Jemaat sebelum fitnah yang pasti akan muncul (Komite Tabligh 22-11-1986).
  12. Setiap missi harus memperkembangkan Jemaatnya di negaranya masing-masing. Untuk maksud itu dianjurkan agar setiap Muballigh menentukan masing-masing lima buah desa atau kampung di mana belum ada Jemaat dan berusahalah untuk mendirikan Jemaat di lima tempat itu dalam tahun ini (Tabshir No. 2011 tanggal 17-2-1986 dan No. 0669/ Pimp/86 tanggal 30-9-1986).
  13. Para muballigh seharusnya mengadakan tour di cabang-cabang Jemaat pada daerahnya masing-masing selama dua minggu dalam sebulan (Tabshir No. 2011, 17-2-1986).
  14. Kita harus mendatangi pulau-pulau kecil yang belum pernah didatangi Muballigh sebelumnya. Kelompok-kelompok orang yang baru harus dicari dan jangan hanya mengkonsentrasikan kepada kelas-kelas atau golongan orang-orang tertentu saja (Add. Vakil-ut-Tabshir T-12902, 26-12-1986).
  15. Untuk melaksanakan tabligh tidaklah cukup jika kita hanya memakai satu cara saja dan satu macam program, tetapi haruslah memakai cara dan program yang berbeda-beda dan berganti-ganti, sehingga akan mendatangkan kebaikan dalam pekerjaan (Rapat Muballigh di London tanggal 31-7-1986).
  16. Di setiap tempat hendaknya disiapkan daftar nama orang-orang yang bertabligh secara teratur dan nama orang-orang yang bertabligh dengan tidak teratur. Harus diusahakan sekeras-kerasnya dan terus-menerus orang-orang yang bekerja tidak dengan teratur agar diikut-sertakan dalam bilangan orang-orang yang bekerja dengan teratur (London 31-7-1986).
  17. Untuk meningkatkan pekerjaan, keuangan juga harus diperhatikan; anggota Jemaat dianjurkan untuk bekerja dan berkorban sesuai ketentuan dan para pemuda yang sudah mempunyai pekerjaan (berpenghasilan) ikutsertakanlah mereka dalam membayar candah (London 31-7-1986).
  18. Mesjid-mesjid perlu dibangun di negara-negara dan tempat-tempat di mana belum ada mesjid, dan rumah missi harus didirikan di tempat-tempat yang belum ada. Rumah-rumah missi yang ada dapat diperluas (Additional Vakilut Tabshir No. T-10299 tanggal 13-8-1986).
  19. Semua bidang-bidang dan Badan-badan dalam Jemaat harus terjun dalam peningkatan jumlah Da'i Ilallah. Perlu ditekankan secara khusus untuk meningkatkan standar pertablighan. Cara-cara dan jalan-jalan baru harus dicari untuk pekerjaan ini (Additional Vakilut Tabshir 13-8-1986).
  20. Hendaknya dibuat data-data mengenai jumlah bai'at dalam cabang-cabang dan diadakan perlombaan di antara beberapa daerah Jemaat berdasarkan data-data tersebut dengan mengingat jumlah orang Ahmadi yang ada pada waktu itu (Petunjuk-petunjuk Huzur atba tanggal 30-3-1983).
  21. Beberapa kawasan atau perkampungan hendaknya diserahkan kepada cabang-cabang tertentu supaya mereka membai'atkan orang-orang di sana dengan jalan tabligh (Huzur, 30-3-1983).
  22. Harus dibentuk satu panitia untuk meninjau kegiatan Jemaat dalam pertablighan. Panitia tersebut hendaknya mengadakan rapat pada tiap bulan dan ditinjau dari target sejauh mana rencana telah berhasil. Sangat penting untuk mengumpulkan data-data dan daerah mana yang menonjol dalam pertablighan (Huzur, 30-3-1983).
  23. Hendaknya disiapkan pula orang-orang Indonesia untuk mengunjungi negeri-negeri lain (Huzur, 30-3-1983).
  24. Kirimkanlah daftar nama, alamat dan data dari orang-orang Islam India, Pakistan serta mereka yang dapat menguasai bahasa-bahasa Urdu, Arab, Inggris untuk pengiriman literatur dalam rangka Rencana Tabligh Sedunia (Sirkular Tabshir No. 6.642/7-8-1984).
  25. Pertablighan khusus kepada Saudara-saudara kita bangsa Arab di seluruh dunia adalah merupakan rencana besar yang langsung diawasi oleh Huzur sendiri. Oleh karena itu diperlukan nama-nama mereka, alamat dan hubungan serta latar belakang mereka serta berbagai fakta dan data yang ada (London, 15-7-1984 dan 2169/Pimp/84 tanggal 14-8-1984).
  26. Kirimkanlah sebanyak-banyaknya pewakaf sementara (Wakaf Arzi) ke negara-negara tetangga seperti Thailand, PNG dan Brunel (Tabshir No. 19, 31-3-1983).
  27. Daftar Da'i Ilallah (petugas Tabligh) di tiap-tiap cabang hendaklah ada di tangan Sekretaris Tabligh. Tulislah perjanjian mereka dan Ingatkanlah setiap bulan akan pelaksanaan perjanjian tabligh mereka (S.E. No. 0144/Pimp/86, 25-2-1986).
  28. Perlu koordinasi antar cabang yang berdekatan di mana cabang yang kuat akan membantu cabang yang lemah dalam kegiatan tabligh (Komite Tabligh 22-11-1986).
  29. Disarankan untuk turut mengisi acara ceramah kuliah subuh di dalam Radio amatir (Komite Tabligh 22-11-1986).
  30. Berusaha menghubungi dan membina anggota Jemaat yang pindah atau bertransmigrasi ke tempat/daerah yang kosong dari Jemaat di mana ia akan menjadi "Muballigh" yang efektif (Tugas Sekretaris Tabligh, 9-2-1986).
  31. Untuk meningkatkan jumlah bai'at, para anggota Dewan Pengurus harus bersama-sama berembuk dan bermusyawarah dengan para Muballighin untuk menyusun program yang memadai, supaya jumlah bai'at tahun yang lalu dapat dilipat-gandakan dalam tahun ini; pergunakanlah tenaga-tenaga orang-orang Ahmadi baru, berilah bimbingan kepada mereka dan jadikanlah mereka sebagai Da'i Ilallah lalu anjurkanlah mereka bertabligh kepada keluarga dan kaum kerabat mereka (Hadhrat Khalifatul Masih IV atba. T-13042/31-12-1986)
  32. Untuk meningkatkan jumlah bai'at pangillah Pengurus Cabang untuk mengadakan pertemuan guna membicarakan bagaimana cara dan jalannya untuk meningkatkan jumlah yang bai'at. Kita boleh merubah siasat; cara-cara Tabligh yang lama supaya ditinggalkan dan cara-cara yang baru harus dicari. Seluruh sistim pertablighan harus diteliti dan dirombak, di mana para Pengurus insya Allah akan menemukan cara-cara baru untuk bertabligh yang akan memberikan semangat yang baru dan ghairah dalam Jemaat sehingga akan mendekatkan lagi hari-hari kemenangan bagi Jemaat Ahmadiyah (Add. Vakil-ut-Tabshir T-12902, 26-12-1986).
  33. Ikutkanlah sebanyak-banyaknya warga Jema'at dalam kegiatan Tabligh dan himbaulah seluruh warga Jemaat untuk memperbanyak do'a (Huzur atba, No. 7-563/19-8-1984).
  34. Sekretaris Tabligh harus memiliki daftar nama-nama semua anggota Jemaat, dari daftar itu pisahkan siapa-siapa yang melakukan tabligh dan siapa yang tidak melakukan tabligh. Sekretaris Tabligh harus memulai pekerjaannya dengan menggiatkan mereka yang tidak melakukan tabligh. Arahkan mereka terhadap kewajiban itu (Petunjuk Huzur atba; S.E. No. 0144/Pimp/86, 25-2-1986)
  35. Libatkanlah orang-orang (para anggota) sebanyak-banyaknya untuk bertabligh. Anggota harus didatangi secara perorangan lalu libatkanlah ke medan tabligh. Harus mengadakan kontak pribadi atau dengan surat menyurat dengan mereka secara teratur serta memberikan semangat dan memanjatkan do'a untuk mereka (Vakil-ut-Tabshir London, No. T-1466/11-7-1985; S.E. 0737/Pimp/85, 22-8-1985).
  36. Antara Tabligh dengan pos (surat menyurat) dan Tabligh secara perorangan harus saling ada hubungan. Perlu diawasi apa reaksinya (S.E. 0737/Pimp/85).
  37. Haruslah dipersiapkan para pemuda kita untuk menablighi pemuda-pemuda ghair, karena mereka seumur maka hubungan akan lebih erat lagi dan lebih berkesan (London 31-7-1986).
  38. Orang terpelajar dan para sarjana hendaknya juga mengambil bagian dalam pertablighan karena perkataan mereka sangat berkesan pada orang lain (London 31-7-1986).
  39. Semua anggota baik laki-laki maupun wanita setiap bulannya diminta menyampaikan laporan tabligh bulanan, ringkasannya supaya dikirimkan kepada Huzur secara teratur melalui tata-cara yang telah ditentukan (London 31-7-1986).
  40. Dalam menjalankan tabligh harus diberi tekanan kepada filsafat Ahmadiyah yaitu bahwa Allah swt, sesuai dengan sunnah azali-Nya dan khabar-khabar ghaib-Nya telah mengatur untuk menghidupkan agama Rasuullah saw. Adapun filsafat orang yang bukan Ahmadi ialah bahwa Imam Mahdi akan datang dan menegakkan kerajaannya dengan membunuh orang-orang kafir, serta akan membagikan harta kekayaan; padahal hakikat yang sebenarnya ialah bahwa hal semacam itu tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi. Filsafat Ahmadiyah itu berpijak pada kebenaran dan pasti akan berhasil. insya Allah (Huzur, 30-3- 1983).
  41. Hendaknya dipilih putera-putera orang-orang kaya dan pembesar-pembesar untuk disampaikan tabligh; jika sebagian di antara mereka memeluk Ahmadiyah, maka insya Allah mereka akan terbukti menjadi penolong dalam memperluas pengaruh Jenaat dan juga dalam segi keuangan (Huzur 30-3-1983).
  42. Hendaknya orang Ahmadi menonjol sebagai pahlawan dalam melawan faham Kristen yang keliru dan harus menjelaskan kedudukan Hz. Isa as, yang hakiki dan mulia dengan memperbandingkan ajaran Al-Quran dan Bible (Huzur 30-3-1983).
  43. Harus ada pendekatan dengan orang-orang Cina. Lebih mudah bertabligh kepada orang-orang Cina yang beragama Kristen daripada orang Cina yang beragama Buddha (Huzur 30-3-1983).
  44. Harus dicari pendekatan langsung dalam pertablighan. Hendaknya diberitahukan dengan tegas dan jelas bahwa dunia sekarang tidak akan selamat tanpa menerima Ahmadiyah, Dunia akan terpaksa menerima pimpinan Ahmadiyah. Tanpa Ahmadiyah, dunia akan tetap dihimpit oleh musibah dan kesusahan; jika tidak mau juga menerima Ahmadiyah, tentu akan mengalami kehancuran (Huzur, 30-3-1983).
  45. Harus diberi perhatian khas kepada do'a. Menyiarkan Islam di seluruh dunia nampaknya tidak mungkin menurut lahirnya, tetapi segalanya itu bisa jadi mungkin berkat do'a. Hendaknya Jema'at dihimbau mengenai hal ini secara khusus dan tiap anggota Jemaat harus berdo'a untuk keunggulan Islam dan Ahmadiyah (Huzur, 30-3-1983).
  46. Pengorbanan-pengorbanan orang-orang Ahmadi di jalan Allah merupakan dalil dan bukti kebenaran kita. Pengorbanan itu tidak membuat kita menjadi hancur dan binasa bahkan justru oleh karena pengorbananlah dasar-dasar Jema'at semakin kokoh. Hendaknya dicatat kejadian-kejadian yang berwujud karena hubungan orang-orang Ahmadi dengan Allah swt. (Huzur, 30-3-1983).
  47. Hendaknya jangan dilepaskan golongan intelektual; mereka harus didekati, perlu diberikan jawaban terhadap serangan-serangan para Orientalis. Hendaknya golongan intelektual diberi kesadaran secara tidak langsung bahwa Kiai pada fitrahnya cenderung untuk berbuat kerusuhan-kerusuhan seperti kerusuhan yang terjadi antara golongan Syi'ah dan Sunni (Huzur, 30-3-1983).
  48. Demi untuk mencapai kemenangan Islam dan Ahmadiyah secara internasional maka untuk tahun 1983 kepada Indonesia ditetapkan target 5.000 orang bai'at sekurang-kurangnya. Untuk mencapai target ini setiap anggota dewasa ditugaskan untuk bertabligh kepada satu orang setiap hari (Surat Edaran Vakilut Tabshir No. 23 tanggal 28- 5-1983; dan No. 589/DP/83 tanggal 30-6-1983).
  49. Setiap anggota secara dawwam diminta untuk melaporkan kegiatan tablighnya kepada Pengurus Jemaat setempat (Ketua Kelompok) setiap minggu. Laporan kegiatan tabligh disampaikan setiap bulan kepada Hazrat Khalifatul Masih atba. serta mohon dido'akan selalu (589/DP/83 tanggal 30-6-1983).
  50. Setiap anggota Jemaat diminta untuk berjanji melaksanakan tabligh dan membai'atkan sekurang-kurangnya 2 orang setahun; janji Da'i Ilallah (Vakilut Tabshir No. 23 tanggal 28-5-1983).
  51. Sasaran pertablighan untuk memperhatikan golongan pemuda, pelajar/mahasiswa yang senang berdiskusi, orang-orang yang merasa tidak puas dan berani melawan arus, orang desa yang masih awam dan belum terpengaruh oleh Kiai. Perhatikan juga adanya idola yang menjadi ikutan masyarakat (Komite Tabligh 22-11-1986).
  52. Ingatlah bahwa Tablgih itu bukan pekerjaan yang mudah, harus dikerjakan dengan pikiran yang dalam, hikmah dan kebenaran. Karena itu pertama-tama perlu mengerti sendiri mengenai filsafat dari agama dan tujuannya, kemudian bercakap-cakaplah dengan hikmah (Huzur atba di Singapura, 1983).