Perubahan

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Ubah referensi
Baris 33: Baris 33:  
Namun, syarat atau niatan di balik pembangunan Masjid tersebut harus niat yang baik dan tulus ikhlas. Tidak membangun kecuali semata-mata demi memperoleh ridha Allah. Tidak boleh ada unsur hawa nafsu, keburukan, kerusakan ataupun kepentingan tertentu. (Jika demikian) maka Allah akan memberkahi perbuatan tersebut dengan berkah yang banyak.”
 
Namun, syarat atau niatan di balik pembangunan Masjid tersebut harus niat yang baik dan tulus ikhlas. Tidak membangun kecuali semata-mata demi memperoleh ridha Allah. Tidak boleh ada unsur hawa nafsu, keburukan, kerusakan ataupun kepentingan tertentu. (Jika demikian) maka Allah akan memberkahi perbuatan tersebut dengan berkah yang banyak.”
   −
“Jemaat harus memiliki Masjidnya sendiri dengan imam dari Jemaat yang dapat memberikan Khotbah dsb. Para anggota Jemaat harus berkumpul di dalam Masjid tersebut untuk melakukan shalat berjamaah. Ada berkah dan karunia luar biasa di dalam berjamaah dan harmoni dalam kerukunan. Sedangkan jika jemaat saling menjauh dan terpecah-belah, maka dapat menyebabkan permusuhan dan perselisihan. Pada masa ini suatu keharusan yang sangat untuk menjunjung persatuan dan harmoni dalam kerukunan secara sangat serius dan luas. Tingkatkanlah kesatu-paduan dan persatuan. Abaikanlah perkara-perkara remeh-temeh yang dapat menyebabkan perselisihan dan perpecahan.” <ref>Malfuzhat, Vo. 7, hal 119 – 120, edisi 1985, terbitan Uk</ref> <ref name=":0">https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FSS20160513-ID.pdf</ref>  
+
“Jemaat harus memiliki Masjidnya sendiri dengan imam dari Jemaat yang dapat memberikan Khotbah dsb. Para anggota Jemaat harus berkumpul di dalam Masjid tersebut untuk melakukan shalat berjamaah. Ada berkah dan karunia luar biasa di dalam berjamaah dan harmoni dalam kerukunan. Sedangkan jika jemaat saling menjauh dan terpecah-belah, maka dapat menyebabkan permusuhan dan perselisihan. Pada masa ini suatu keharusan yang sangat untuk menjunjung persatuan dan harmoni dalam kerukunan secara sangat serius dan luas. Tingkatkanlah kesatu-paduan dan persatuan. Abaikanlah perkara-perkara remeh-temeh yang dapat menyebabkan perselisihan dan perpecahan.” <ref>Malfuzhat, Vo. 7, hal 119 – 120, edisi 1985, terbitan Uk</ref> <ref name=":0">[https://www.alislam.org/archives/sermons/summary/FSS20160513-ID.pdf Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz tanggal 13 Mei 2016 di Masjid Mahmud di Malmo, Swedia.]</ref>  
    
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda: “Maksud banyaknya pahala dan ganjaran untuk shalat berjamaah ialah karena itu menciptakan persatuan. Fokus perhatian agar dapat merawat dan memelihara persatuan ini telah ada dalam corak amalan, para mushalli (yang shalat) ketika berjamaah diperintahkan supaya kaki-kaki mereka pun dalam barisan selama shalat harus lurus, dan Jemaah harus berdiri dengan bahu sejajar. Seolah-olah mereka tengah berada dalam pimpinan satu orang. Hal itu supaya nur (cahaya) ruhani dari seseorang akan meresap kepada orang lain (dikarenakan kerohanian seseorang ada yang lebih baik/banyak dibanding yang lain, maka dengan bersatu seperti itu cahaya rohani yang satu akan mengalir pada yang lain, dan itu supaya) “…luntur/hilang diantara mereka corak-corak keunggulan yang melahirkan keakuan, ‘ujb (kebanggaan) dan pengutamaan diri sendiri.” (inilah yang diharapkan oleh Hudhur as agar kita menghilangkan kebanggaan diri dan keakuan dari diri kita.)  
 
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda: “Maksud banyaknya pahala dan ganjaran untuk shalat berjamaah ialah karena itu menciptakan persatuan. Fokus perhatian agar dapat merawat dan memelihara persatuan ini telah ada dalam corak amalan, para mushalli (yang shalat) ketika berjamaah diperintahkan supaya kaki-kaki mereka pun dalam barisan selama shalat harus lurus, dan Jemaah harus berdiri dengan bahu sejajar. Seolah-olah mereka tengah berada dalam pimpinan satu orang. Hal itu supaya nur (cahaya) ruhani dari seseorang akan meresap kepada orang lain (dikarenakan kerohanian seseorang ada yang lebih baik/banyak dibanding yang lain, maka dengan bersatu seperti itu cahaya rohani yang satu akan mengalir pada yang lain, dan itu supaya) “…luntur/hilang diantara mereka corak-corak keunggulan yang melahirkan keakuan, ‘ujb (kebanggaan) dan pengutamaan diri sendiri.” (inilah yang diharapkan oleh Hudhur as agar kita menghilangkan kebanggaan diri dan keakuan dari diri kita.)  

Menu navigasi